Bismillahirahmanirrahiim

Dalam masa pendaftaran tahun ajaran 2019 /2020 secara online disekolahku sudah terdaftar 52 siswa pada sistem jalur lokal. Sehingga peserta didik baru otomatis bisa langsung terdaftar sebagai murid kelas satu. Dan masuk menjadi 2 rombongan belajar atau 2 kelas yaitu kelas 1.A dan kelas 1.B

Seiring berjalan kegiatan belajar mengajar, sekarang telah berjalan satu semester ganjil, dan masuk satu semester genap. Wah tak terasa yaa waktu itu aku teringat suatu proses perkembangan belajar dari anak didik yang masih belum bisa membaca lancar, bahkan untuk mengenal huruf saja iamengalami kesulitan. Tetapi Kafka nama panggilan yang biasa sering diucapkan teman - temannya.

Secara fisik dengan tubuh tumbuh subur, hingga berat badannya hampir mencapai berat anak usia remaja kurang lebih antara kisaran 45 - 50 kg. Tidak membuat anaknya minder, tapi sebaliknya ia sangat supel, pandai bergalur, suka bantu teman walau kadang ia jadi korban bulliying karena tubuhnya tinggi besar dan sering menangis jika tidak bisa lakukan sesuai yang ia inginkan. Dan suatu kejadian lucu dan unik menurutku, tapi ia sangat panik hingga tidak dapat berkata tapi hanya terdengar suara tangisan.

"Bu... bu.. bu guru.." panggilan khasnya Kafka saat butuh bantuan bila ia tidak dapat berbuat apa yang ia mau. Seperti pernah Kafka panik dengan teriakan dan menangis keras. Kami sekelas sampai kaget dan bingung entah apa yang membuat ia menangis dan berteriak keras tapi tidak tantrum hanya perlu waktu untuk membujuk dan mendiamkan tangisanya.

"Bu...bu...bu guru, huhu..huuhu..., terdengar tangisan dikursi barisan tengah. Saat ku lihat, pasti Kafka, langsung ku hampiri dan kutanya

"Kafka, kenapa menangis ada apa ? Masih tersendu - sendu suara tangisannya, menahan rasa ingin bicara tapi sulit karena masih ada rasa yang tak kuasa ia inginkan. Kubujuk dan terus kubujuk, hingga akhirnya ia sudah mau bicara.

"Iya nah sekarang sudah tenang dan ayo bicara sama ibu, ada apa yang Kafka mau, bujuk dengan sabarnya karena ia tidak bisa di marahi.

"Bu.. bu.. bu guru, hauss..hauss sambil memberikan botol minumnya sudah kosong. Langsung saja ku lihat, dan ternyata Astagfirullah.. Ya Alloh ini penyebabnya tangisan Kafka tersendu.

yaitu ooh botol minumnya habis. Pecah tak tertahan anak -anak menertawakan Kafka karena botolnya kosong. Haahaa... Haahaa... Hahaa....

Untuk kita yang tidak biasa ini sepertinya terasa berlebihan. Tapi untuk Kafka tidak, ia masih belum bisa ngomong dengan lantang jika ada sesuatu yang salah dan kurang. Sehingga Kafka tidak bisa mengatur dirinya perlu atau tidak bicara sesuatu, jadi bagiku inilah ujianku. Bagaimana aku harus bersikap untuk semua anak kuperlakukan sama. Tidak ada yang merasa lebih diperhatikan atau kurang diperhatikan. Sampai semua anak bisa ikut terawa lepas dan spontan juga akupun ikut tertawa tapi hanya senyum simpul untuk menjaga situasi kelas yang sudah gaduh saat masih jam belajar sebelum jam pulang sekolah pukul 11 siang nanti.

Bagaimana dengan Kafka selanjutnya apa yang harus dilakukan lagi agar tangisnya berubah kembali ceria dan tawa bersama temannya, ikuti diepisode berikutnya...

Salam Literasi

#gurupenggeraksangmotivatorku

#bisamemahamikerakteranak

#menjadibagiandarijiwamereka

#menumbuhkanenergipercayadiri

#tantanganGuruSiana

#tantangan 90hari menulis diGuruSiana hari ke-82

Jakarta, Ahad 05/04/2020