NIKMATUL BADRIYAH

Nama saya Nikmatul Badriyah.Saya sangat bersyukur kepada Alloh, almarhum kedua orangtua saya memberi nama tersebut, yang tentunya punya arti yang baik. Sat...

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-15 (Modul 2.3.)

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-15 (Modul 2.3.)

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-15 (Modul 2.3.)

Oleh: Nikmatul Badriyah.

Sabtu, 2 April 2022

CGP Kabupaten Tulungagung-Angkatan 4

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak pada minggu ke -1 sampai minggu ke 14, pada minggu ke-15 ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 8: Model Driscoll.Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktek klinis ( Driscoll &The,2001) Model yang dikenal dengan model “What” ini pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, namun dapat dikembangkan dengan berbagai variasi tergantung pada pertanyaan detail yang dipilih.

· What? ( Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

· So What ? ( Analisis dari peristiwa yang terjadi)

· Now What ? ( Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

A. WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

1. Apa yang terjadi?

Pada hari senin, 28 Maret 2022 materi masuk pada 2.3.a.6.Refleksi terbimbing _ Memahami lebih dalam teknik, coaching yang efektif dalam optimalisasi pengembangan kompetensi pendidikdan murid. Pada refleksi terbimbing ini saya merenung, mereview kembali dan melakukan refleksi yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang telah saya pelajari pada modul 2.3.( Coaching) dengan menjawab pertanyaan coaching sebelum dan sesudah mempelajari modul , kendalanya apa serta bagaimanakah cara –cara untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada hari Selasa -Rabu, 29-30 Maret 2022 materi masuk pada 2.3.a.7.Demonstrasi kontekstual_Pendampingan murid dengan Pendekatan Coaching dalam Komunitas sekolah saya. Pada Demonstrasi kontekstual ini saya melakukan satu praktek kegiatan coaching nyata di sekolah sesuai dengan model TIRTA. Melalui kegiatan ini saya melakukan coaching dengan rekan sejawat untuk menerapkan coaching hingga terjadi proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil yang sistematis yang mana disini peran seorang coach adalah memfasilitasi peningkatan / performa kerja , pengalaman hidup , pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

Pada hari Jum’at, 1 April 2022 materi masuk pada 2.3.a.8.Elaborasi Pemahaman. Pada sesi Elaborasi Pemahaman ini secara sinkronus saya melakukan diskusi terhadap video yang telah saya buat pada sesi ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual bersama instruktur Fitri Krisnawati.Selama menyimakserta membuat catatan tenggapan mengenai hal-hal baik dan yang masih perlu ditingkatka dari video praktek coaching terebut, saya juga mengisi link padlet , membuat pertanyaan- pertanyaan yang sekiranya hendak ditanyakan lebih lanjut kepada para instruktur terkait pemahaman pada keseluruhan materi modul coaching ini. Selanjutnya bersama instruktur , mendiskusikan hal tersebut dan bersama-sama membuat kesepakatan pemahaman mmengenai coaching dalam konteks pendidikan.

B. SO WHAT ? ( Analisis dari peristiwa yang terjadi)

Dalam proses coaching ada salah satu model yang biasa digunakan oleh seorang coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah tujian utama pertemuan/ pembicaraan, identifikasi masalah coachee, Rencana aksi coachee, dan tanggung jawab/ komitmen. Dalam aspek berkomunkasi untukmenduking praktik coaching natar lain, Komunikasi Assretif menjadi pendengar aktif, bertanya reflektif dan umpan balik positif.

1. Coaching merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan guru untuk menuntun segala potensi murid untuk hidup sesuai dengan kodrat yang dimilikinya.

2. Coaching dapat menjadikan murid dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali, dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Coaching dapat menuntun murid untuk berkesadaran penh untuk mencapai merdeka belajar

C. NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

Setelah Saya melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Saya bagikan kepada rekan atau lingkungan Saya ?

Coaching ini akan saya terapkan pada murid serta sekan sejawat guru sebagai coach sangat berperan penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid melalui ketrampilan berkomunikasi dengan baik sehingga timbullah rasa empati . saling mengormati satu sma lain, serta saling menghargai antara guru dengan murid mauoun rekan sejawat.Dengan dukungan semua pihak terutama kepala sekolah, rekan sejawat serta murid proses coaching ini bisa menjadi salah satu alternatif dalam menghadapi masalah dan menciptakan solusi oleh coachee sendiri dan tentunya untuk proses kedepannya proses ini akan diimbaskan pada komunitas sekolah serta praktisi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, keren tulisannya, sehat dan sukses bu Nikmatul Badriyah

03 Apr
Balas

Keren tulisannya Bu. Guru Penggerak, tergerak, bergerak, menggerakkan. Sukses selalu

03 Apr
Balas



search

New Post