NIKMATUL BADRIYAH

Nama saya Nikmatul Badriyah.Saya sangat bersyukur kepada Alloh, almarhum kedua orangtua saya memberi nama tersebut, yang tentunya punya arti yang baik. Sat...

Selengkapnya
Navigasi Web

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-9 (Modul 1.4.)

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-9 (Modul 1.4.)

Oleh: Nikmatul Badriyah, M.Pd.

Sabtu, 18 Desember 2021

CGP Kabupaten Tulungagung-Angkatan 4

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak pada minggu ke -1,ke- 2 ,ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7 serta ke-8, pada minggu ke-9 ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 8: Model Driscoll.

A. WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

1. Apa yang terjadi?

Pada minggu kedelapan ini saya melakukan beberapa kegiatan masih berada pada ruang Learning Management System yaitu ruang kolaborasi pengerjaan, ruang kolaborasi presentasi, reflkesi terbimbing dan demontrasi kontektual serta aksi nyata. Kesemuanya masih berhubungan dengan modul 1.4 Budaya positif

2. Apa yang saya alami?

Dalam ruang kolaborasi pengerjaan.

Pada bagian ini, saya melakukan kegiatan diskusi dengan Bu Rina Tri Parwati, S.Pd., Bu Nana Fadilah, S.Pd serta Pak Nursalim, S.Pd yang merupakan kelompok kecil yang telah dibuat dan disepakati Fasilitator Bapak Suyatno, M.Pd,M.Kom. Topic diskusi yang dibahas di kelompok kecil ini yaitu Disiplin Positif dengan Restitusi.Di ruang ini kami berkolaborasi menmbahas kasus –kasus yang ada di LMS dengan restitusi.

Dalam ruang kolaborasi presentasi.

Forum diskusi ini kelompok kecil pada sesi sebelumnya mempresentasikannya dalam kelompok besar bersama fasilitator tentang " Disiplin Positif dengan Restitusi.". Ada beberapa aturan dalam presentasi yang harus diperhatikan hal-hal berikut ini: 1). Semua anggota mendapatkan kesempatan berbicara dan 2). Menggunakan bahasa yang mudah dipahami .

Dalam refleksi terbimbing

Kami melakukan refleksi mengenai pemahaman mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif bahwa membiasakan budaya positif baik untuk meningkatkan suasana sekolah yang kondusif.

Disini kami menjawab pertanyaan pemantik tentang:

Sejauh mana pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk saya dan di luar dugaan? Tuliskan pengalaman saya dalam menggunakan konsep-konsep inti tersebut dalam menciptakan budaya positif baik di lingkup kelas maupun sekolah saya . Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah saya menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid saya ? Jika iya, ada di posisi manakah saya ? Saya boleh menceritakan situasinya dan posisi saya saat itu. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir saya dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah saya setelah mempelajari modul ini? Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi saya sebagai seorang individu dan saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Apa yang saya bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan saya setelah saya mempelajari modul ini? Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut saya penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah? Langkah-langkah awal apa yang akan saya lakukan jika kembali ke sekolah/kelas saya setelah mengikuti sesi ini?

3. Apa perubahan yang akan saya lakukan untuk dapat menerapkan budaya positif di sekolah/kelas?

1). Ketika bel berbunyi seluruh siswa berbaris di depan kelas, dan hafalan perkalian

2).Mengucapkan salam ketika masuk di kelas

3). Siswa yang datang paling awal memimpin doa awal pembelajaran

4.) Merawat dan memanfaatkan sudut baca dengan baik

5). Menjaga kebersihan kelas dan sekolah

6). Memakai seragam sekolah dengan rapi sesuai jadwal

7). Menjaga sopan santun terhadap guru

8). Meminta izin saat keluat atau masuk ke kelas

9). Menghargai dan menyayangi sesama teman

10). Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh tanggung jawab

12). Siswa yang datang paling akhir memimpin doa akhir pembelajaran

Tak lupa juga membiasakan budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun (5S) baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, memposisikan diri sebagai guru, teman dan orang tua bagi peserta didik, menerapkan disiplin positif yang agar menjadi peserta didik pribadi yang penuh hormat dan bertanggung jawab.

4. Apa langkah pertama yang ingin saya lakukan untuk menerapkan budaya positif di sekolah/kelas?

1. Membuat keyakinan kelas

Sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan terhadap perkembangan intelektual, social, emosional dan spiritual peserta didik dengan dilibatkan dalam pembuatan kesepakatan kelas.

2. Merefleksi dengan membuat pertanyaan penentu arah perubahan yang kita inginkan

mengambil pelajaran dari pengalaman individu atau kelompok lain dalam menerapkan budaya positif dengan membuat peta kondisi budaya positif.

3. Berkoordinasi dengan seluruh elemen sekolah termasuk meminta izin kepala sekolah terkait penerapan budaya positif yang akan dijalankan.

4. Secara pribadi akan terus konsisten dan Memberikan teladan kepada peserta didik untuk membiasakan budaya positif.

5. Membiasakan diri untuk terus berlatih mengembangkan diri, dan berupaya menggerakkan orang lain, dengan niat yang tulus dan ikhlas demi mewujudkan budaya positif di sekolah.

5. Siapa sajakah yang dapat saya libatkan dalam perancangan dan pembentukan budaya positif di sekolah?

1. Seluruh pemangku kepentingan sekolah. Meliputi guru, pembina ekstrakurikuler, penjaga kantin, dan lainnya, harus dilibatkan dalam proses diskusi dan memiliki perannya masing-masing dalam pembentukan budaya positif. Langkah awal dengan memberikan teladan baru diberlakukan kepada peserta didik.

2. Orang tua dan komunitas sekolah lainnya

Orang tua merupakan pendidik Budi pekerti pertama bagi murid dan Utama. Tujuan dan aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terkait budaya positif harus dikomunikasikan kepada orang tua. Sekolah juga harus mengkomunikasikan bagaimana cara agar orang tua dapat mengembangkannya di lingkungan rumah. Jika memungkinkan, program ini juga dapat disosialisasikan dengan pemangku kepentingan lainnya, seperti institusi agama, organisasi murid muda, dan/atau media.

Dalam demontrasi kontekstual.

Kami mendemonstrasikan pemahaman mengenai segitiga restitusi dengan melakukan praktik segitiga restitusi dengan murid di sekolah saya.

Dalam Aksi Nyata.

Disini saya sebagai Calon guru penggerak( CGP) melihat situasi dan kondisi keadaan sekolah saat ini masih kondisi pandemi dan jadwal aksi nyata modul 1.4 bertepatan dengan berakhirnya pembelajaran di semester I sehingga kesepakatan kelas yang dilaksakan menggunakan metode tatap muka sebagian dan via Wa grup kelas, kemudian calon guru penggerak mengambil satu poin kesepakatan yang dapat dilakukan saat ini adalah kebersihan lingkungan kelas dan sekolah melalui analisis Inkuiry apresiatif model bagja.

B. SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)

1. Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?

Saya merasa bersyukur dan senang sekali karena bisa mengerjakan yugas-tugas di LMS yang nantintya tetu akan menambah wawasan saya.

C. NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

1. Di mana saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika menghadapi peristiwa serupa di masa depan?

Dari modul, dari internet dan meduia laun yang relevan sehingga jika suatu ketika mendapatkan kondisi dan permasalahan yang sama bisa dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk menyelesaikannya.

3. Dukungan apa yang saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi saya?

Keterlibatan seluruh aspek yang ada di sekolah sangat dibutuhkan untuk membuat keyakinan kelas. Keyakinan kelas tidak bisa hanya dibuat oleh calon guru penggerak saja. Guru lain/teman sejawat, peserta didik, kepala sekolah dan pemangku kebijakan di sekolah harus dilibatkan.

4. Bagianmana yang sebaiknya saya kerjakan lebih dulu?

Bagian yang sebaiknya Saya kerjakan lebih dulu adalah sesuai jadwal berada pada ruang Learning Management System yaitu ruang kolaborasi pengerjaan, ruang kolaborasi presentasi, reflkesi terbimbing dan demontrasi kontektual serta aksi nyata. Kesemuanya masih berhubungan dengan modul 1.4 Budaya positif.

5. Setelah Saya melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Saya bagikan kepada rekan atau lingkungan Saya ?

Keyakinan kelas merupakan langkah awal yang sangat tepat dalam membangun budaya positif yang berpihak pada murid. Seorang guru harus benar-benar percaya bahwa siswanya memiliki kemampuan untuk membuat keyakinan kelas serta mampu melaksanakannya dengan konsisten. Dengan kepercayaan yang demikian ini, maka para siswa akan menjadi lebih bersemangat serta percaya diri dalam proses belajar mengajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post