Pribadi Yang Sederhana

Karya:Nikmatul Badriyah

Syifa tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kecil dekat sungai. Ayahnya sudah lama meninggal.Ibunya sangat mencintainya dan selalu mengajarkan kesederhanaan, dan senantiasa bersyukur menerima takdir Alloh.

“Kita bukan orang kaya, nak.Tapi yakinlah bahwa kesederhanaan akan selalu membawa kebahagiaan” ucap ibunya pada suatu hari, begitu menyentuh hatinya.

Pagi-pagi sekali Syifa segera ke sumur untuk mandi. “Huh.. dingin sekali. Tapi aku harus mandi dan pergi ke sekolah” ujar Syifa saat tiba di sumur. Setelah mandi dan berseragam, Syifa sarapan nasi dengan kerupuk.

Kemudian dengan berjalan kaki dia berangkat ke sekolah.

“Hai Syifa.. Selamat Pagi” sapa Dita, teman sebangkunya.Dia anak orang kaya, ayahnya pejabat. “Pagi juga, Dita.” Sahut Syifa.

Hari itu mereka diberi tugas kelompok. Syifa sekelompok dengan Dita. “Em.. kita kerjakan di rumahku ya!!” kata Dita. Syifa mengangguk. Setiba di rumah Dita. “Wah.. rumahmu besar banget. Kamu kok mau sih sekolah di tempat yang sederhana. Biasanya orang sepertimu akan memilih sekolah yang mewah” kata Syifa. “Kedua orang tuaku mengajarkan kesederhanaan dalam banyak hal, termasuk dalam memilih sekolah, dimanapun tak masalah, asalkan harus tetap bersungguh-sungguh. Dan aku bahagia punya teman yang baik, seperti kamu” kata Dita sembari tersenyum manis.

Syifa kagum kepada Dita, meskipun dia anak orang kaya, tetapi tetap menjadi pribadi yang sederhana.***