nikmatul khoiroh

Guru TIK yang diberi amanah tugas tambahan Kepala Sekolah di SMPN 3 Puger, Kab. Jember. Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Guru biasa yang masih dan akan teru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kidung Rindu Zahra (part 1)

Kidung Rindu Zahra (part 1)

Kidung Rindu Zahra

Part 1

Sejak semalam hujan belum reda, cuaca terasa sangat dingin menusuk. Kembali aku merapatkan selimut setelah salat Subuh. Rasa kantuk menyerang karena semalaman aku harus begadang. Tugas kuliah yang menumpuk ditambah lagi aku harus mengejar setoran berita. Aku memang tidak aktif di kampus, aku lebih suka menjadi jurnalis freelance pada surat kabar ternama di kota Jember ini.

Kota suwar-suwir ini menjadi kota penuh kenangan bagiku. Kota ini menjadi saksi bisu saat aku pertama bertemu dengan Mas Diaz. Dia sebagai ketua penitia Talent Festival di sekolahnya. Sekolah tempat Mas Diaz bekerja adalah sekolah laboraturium yang menjadi sekolah unggulan di kota ini. Sayang sekali jika ada kegiatan besar yang terlewatkan dari pemberitaan. Maklum saja sekarang sudah zamannya pencitraan untuk membranding sekolah.

Beberapa panggilan masuk dari nomor yang tak kukenal, aku abaikan saja karena aku masih sibuk menulis naskah berita. Sampai akhirnya aku merasa penasaran ada 10 panggilan tak terjawab. Aku mencoba menghubungi nomor yang tak kukenal ini.

“Assalamualaikum Mbak Zahra, alhamdulillah akhirnya mau menelpon saya. Kenalkan nama saya Diaz, saya dari SMP Labschool. Begini besok kita ada acara Talent Festival dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Apakah Mbak Zahra bisa datang ke sekolah saya untuk meliput?”

Duh orang ini nerocos aja ngomongya, saya belum sempat menjawab salam dia sudah panjang kali lebar bercerita.

“Baik Mas Diaz, insyaAllah besok saya akan datang meliput acaranya. Terimakasih banyak Mas, Assalamualikum.”

“Waalaikumussalam, jangan ditutup dulu Mbak, saya masih ingin ngobrol. Begini mungkin kalau ada waktu nanti sore saya tunggu di Wisata Sedoyo milik Bumdes Grenden. Ada banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan Mbak Zahra.”

Duh, orang ini nyebelin banget. Gak tau apa tugas kuliahku numpuk, padahal nanti sore aku harus bertapa di perpustakaan untuk menyelesaikan tugas kuliah.

“Saya tunggu Mbak Zahra nanti jam 4 sore ya, sambil menikmati sunset di Wisata Sedoyo.”

Tut ...tut ....tut...

Lha dalah, saya belum sempat menjawab sudah dimatikan. Duh, menjengkelkan banget orang ini.

Saya lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 14.00, artinya saya hanya punya waktu dua jam untuk menyelesaikan tugas kuliah. “Jangan mengeluh Zahra, kamu pasti bisa. Kamu pasti sukses”, aku hanya bisa menyemangati diriku sendiri untuk tetap bertahan, karena inilah pilihanku. Konsekuensi memilih kuliah sambil bekerja.

Segera aku memacu motorku menuju perpustakaan kampus, setelah mengisi daftar hadir kunjungan aku segera naik ke lantai 3. Nafasku sedikit ngos-ngosan karena jalan setengah berlari, maklum liftnya masih dalam perbaikan jadi aku harus naik turun lewat tangga. Sesampai di lantai 3 segera aku ambil buku untuk menyelesaikan tugas kuliahku.

Baru beberapa halaman tulis, ada notifikasi pesan masuk.

“Sore Mbak Zahra, saya sudah sampai di Wisata Sedoyo.”

Ternyata dari Mas Diaz. Duh orang ini sangat menyebalkan, ini kan masih pukul 14. 30 padahal kita janjian pukul 16.00 nanti. Apapun rasa jengkelku aku harus bisa menahannya. Bagaimanapun juga, dia menjadi sumber beritaku. Segera aku ketikkan balasan dan mengirimnya.

“Ok Mas, saya masih di perpus kampus cari referensi tugas.”

Tidak berapa lama dia membalas pesanku.

“Pakai google scholar aja untuk referensi.”

Wah, encer juga otaknya. Kenapa aku tadi gak kepikiran pakai google scholar saja, padahal aku diburu waktu. Sengaja aku tidak membalas pesannya. Aku kembali melanjutkan mengetik di laptop. Kembali ada notifikasi wa masuk.

“Kalau butuh bantuan, saya siap membantu tugas kuliahnya.”

Hadehhh orang ini Pede banget. Otakku memang biasa-biasa saja, aku tergolong mahasiswa yang tidak terlalu cerdas dan tidak bodoh. Tapi, aku masih bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliahku sendiri tanpa minta bantuan orang lain mengerjakan.

Akhirnya aku mematikan notifikasi, aku taruh gawaiku dengan mode silent. Jari-jariku asik menari di atas laptop, sampai tidak terasa waktu sudah mulai sore. Aku lihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 16.00, artinya aku terlambat datang ke Wisata Sedoyo. Aku ambil gawaiku, banyak panggilan masuk dan pesan masuk dari Mas Diaz.

“Mohon maaf saya agak terlambat, ini otw ke Wisata Sedoyo.”

Aku kirimkan pesan itu, dan langsung turun dari lantai 3 perpustakaan menuju parkiran.

Aku lihat di langit mendung bergelayut manja, seolah tak lama lagi hujan akan turun. Segera aku masukkan laptopku ke tas rangsel dan aku segera memakai jas hujan. Sebenarnya belum hujan, tetapi persiapan saja dari pada nanti di tengah jalan hujan turun sangat deras, maka aku butuh waktu beberapa menit untuk berhenti dan memakai jas hujan. Artinya aku makin terlambat datang ke Kafe Wisata Sedoyo.

Aku melajukan motorku dengan kecepatan 80km/jam, untungnya cuaca hanya mendung tidak jadi turun hujan sehingga jalanan tidak licin. Setelah 15 menit perjalanan, aku sampai pada kafe Wisata Sedoyo. Kafe ini berada di area persawahan. Tanaman padi di kanan kirinya menambah keindahan kafe ini. Fasilitasnya lengkap, ada musala, ada toilet yang dilengkapi dengan tempat wudhu’. Ada beberap gazebo di kafe ini, dan aku lihat juga ada pentas untuk karaoke atau bermain music akustik bagi anak-anak muda.

Segera aku memarkir motorku dan melepas jas hujan. Nah, seharian belum sempat mandi, aku semprotkan parfum biar seperti iklan jaman dulu, sudah mandi atau belum tidak ada yang tahu. Hal ini aku lakukan biar klien kita merasa nyaman. Kondisi apapun kita harus tetap berpenampilan bersih, rapi, menarik.

Pandanganku menyapu gazebo satu persatu, tapi tidak aku temukan sosok Mas Diaz seperti dalam foto profilnya. Aku semakin jengkel dibuatnya. Masak iya, hanya terlambat 15 menit dia sudah pergi dari kafe ini. Aku mencoba menelponnya, tapi tidak diangkat. Ya sudahlah, aku juga lelah. Lebih baik aku pulang saja. Segera aku balik kanan menuju parkiran. Sungguh orang ini menyebalkan. 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kren banget Bu. Izin follow bu

14 Feb
Balas

Monggo pak dengan senang hati

14 Feb



search

New Post