nikmatul khoiroh

Guru TIK yang diberi amanah tugas tambahan Kepala Sekolah di SMPN 3 Puger, Kab. Jember. Bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Guru biasa yang masih dan akan teru...

Selengkapnya
Navigasi Web
Adopsi Konsep Sekolah Alam,   Cara SMPN 03 Puger atasi Pendidikan Anak Putus Sekolah

Adopsi Konsep Sekolah Alam, Cara SMPN 03 Puger atasi Pendidikan Anak Putus Sekolah

Adopsi Konsep Sekolah Alam,

Cara SMPN 03 Puger atasi Pendidikan Anak Putus Sekolah

Oleh: Ni’matul Khoiroh, M.Pd.

Awal berdiri SMPN 03 Puger tahun 2014 adalah Satap (sekolah satu atap). Satuan pendidikan SD-SMP Satap atau Pendidikan Dasar Terpadu, diselenggarakan dengan menumpang (digabungkan) pada SD yang ada di satu lokasi yaitu dengan SDN Mojomulyo 02 Puger. Setelah itu berubah nama menjadi SMPN Mojomulyo dan berubah lagi menjadi SMPN 03 Puger.

Berada di sebuah lingkungan masyarakat yang berada di pesisir selatan yang rata-rata kelas menengah ke bawah dengan berbagai permasalahannya terutama banyaknya anak-anak yang putus sekolah secara berangsur-angsur memiliki dampak terhadap pengurangan jumlah anak yang gagal melanjutkan pendidikannya.

Mengingat sekitar satu dekade yang lalu, banyak anak lulus SD tidak melanjutkan SMP, lebih memilih mencari ikan ke laut, atau mencari rumput. Setelah berdirinya SMPN 03 Puger ini angka putus sekolah menjadi berkurang di pesisir pantai selatan.

Pembangunan JLS (jalur lintas selatan) yang seperti tol memudahkan masyarakat untuk menikmati akses pendidikan, menjalankan roda perekonomian rumah tangga dan sebagainya.

Keberlangsungan SMPN 3 Puger yang berada di Kabupaten Jember ini memang telah memiliki peran dalam mengurangi jumlah anak putus sekolah, akan tetapi, permasalahan berikutnya muncul yakni berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan PBM.

Di antaranya rendahnya motivasi belajar peserta didik, keadaan keluarga yang kurang mendukung, baik secara moral maupun materi,sehingga ditemukan data pada Januari-Februari 2023 ketidakhadiran siswa meningkat 30%. Sebuah kondisi yang amat memprihatinkan.

Pihak sekolah juga menemukan penyebab rendahnya motivasi peserta didik, seperti malas masuk sekolah dengan berbagai alasan. Seperti tidak adanya guru BK, lebih memilih membantu orangtua mereka menjadi nelayan, bahkan di antara mereka mengakui bahwa tanpa sekolah mereka bisa mencari uang.

Di sinilah pihak sekolah termasuk para pendidik merasa bertanggung jawab mencari solusinya. Dengan sarana-prasarana yang serba terbatas, pihak-pihak yang terlibat di sekolah berupaya semaksimal mungkin dan memiliki tekad serta semangat bahwa dengan keterbatasan seperti belum memiliki lab komputer, perpustakaan, musala bahkan ruang kelas juga masih kurang tidak akan menjadi halangan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Ada beberapa hal yang telah kami lakukan antara lain :

Pertama, menjadikan kegiatan PBM sebagai hal yang menyenangkan. Seperti memberikan variasi tempat. Tidak harus selalu berada di kelas, tapi juga di luar kelas.

Kedua, mengadposi cara sekolah alam, seperti membuat sarana-prasarana sederhana di luar kelas untuk kegiatan pembelajaran yang berada di alam sekitar agar memberikan pengalaman belajar yang nyaman dan tidak monoton.

Ketiga, memperbanyak kegiatan praktik. Kegiatan praktik memungkinkan mereka belajar lebih mandiri dan llmu yang didapat lebih komplek. Lebih dari sekadar pengetahuan, tetapi mereka bisa melakukan, dan menemukan hal baru.

Keempat, membuat taman literasi. Membangkitkan minat baca merupakan tugas utama pembelajaran. Membuat taman literasi merupakan langkah pihak sekolah memantik minat baca di tempat terbuka. Berharap kegiatan membaca sebagai pengalaman yang membahagiakan. Dalam hal ini SMPN 3 Puger bergotong royong bersama peserta didik membangun gazebo-gazebo untuk tempat baca dari bilah-bilah bambu. Tidak hanya membangun, tetapi juga mendisain dan mempercantiknya dengan berbagai dekorasi dan cat berwarna-warni.

Kelima, dengan melibatkan siswa, mereka secara tidak langsung ikut berpikir bagaimana membuat desain taman yang bagus dengan biaya yang sedikit, mereka belajar bekerja sama, berkolaborasi dengan teman lain. Kegiatan ini secara tidak langsung seperti pada konsep P5 (projek penguatan profil pelajar pancasila) dalam kurikulum merdeka.

Dari lima hal di atas yang telah diterapkan, SMPN 03 Puger Kabupaten Jember telah melakukan sebuah perubahan yang signifikan. Dari kondisi anak didik yang apatis dan rendah motivasinya untuk sekolah, beberapa di antaranya telah menunjukkan keaktifannya mengikuti kegiatan belajar.

Belajar di mana saja atau “Learning Anywhere” yang dicetuskan oleh Ricky Arnol Nggili, sebagai karakter utama sekolah alam telah diterapkan meski belum sepenuhnya berjalan maksimal.

Hal yang bisa diambil dari teori tersebut adalah menjadikan alam sekitar sebagai kelas dan tempat siswa belajar dan menemukan sesuatu. Dalam konsep sekolah alam ini, tentu memiliki peran lebih dari sekadar menyampaikan pengetahuan, tetapi ia juga harus menjadi fasilitator dan mediator serta partner siswa untuk belajar.

Keberhasilan suatu pendidikan tidak harus bergantung dengan canggih dan modernnya fasilitas pendukung. Akan tetapi, dengan kemauan dan tekad yang kuat untuk mewujudkan perubahan sebuah peradaban masih bisa dilakukan dengan sarana-prasarana sederhana.

Kreativitas dan semangat memanfaatkan sumber daya yang ada merupakan modal utama SMPN 3 Puger Kabupaten Jember yang terbukti telah membuat perubahan ke arah yang lebih baik bagi peserta didik.

Jember, 23 Februari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post