Keadaan kotaku, Cianjur sedang tidak baik-baik saja. Bencana gempa bumi 5.6 magnitudo yang membumihanguskan ribuan rumah di 16 kecamatan yang ada di kabupaten Cianjur masih banyak menyisakan luka dan trauma yang mendalam. Apalagi gempa susulan masih terus menggempur kota kami. Tak pernah terbayangkan akan meninggalkan anak-anak untuk mengikuti kegiatan workshop di tengah bencana. Situasi pasca gempa yang masih mencekam, membuatku menolak kesempatan mengikuti workshop media informasi dan sosial media yang ditawarkan kepadaku sebagai wakasek Humas. Alasannya karena tak ada yang menjaga anak-anak setelah nanny-nya pulang sebab ayahnya masih bertugas di posko siaga bencana.

Selang beberapa jam aku menolak undangan workshop informasi dan sosial media sekolah, ada lagi undangan yang dikirimkan langsung oleh seorang pengawas. Setelah dibaca, ternyata undangan tersebut ditujukan kepada Ketua Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mengikuti kegiatan workshop Sunting Naskah Lentera Mahardika dari Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI. Undangannya memang ditujukan untukku sebagai Ketua GLS SMAN 1 Mande Cianjur. Keningku mengerut, memikirkan apa yang harus kulakukan. Jika undangan pertama aku bisa menolak karena bisa digantingan oleh Staf Humas, maka untuk undangan yang kedua, rasanya agak tidak enak jika menolak lagi.

Kucoba memberanikan diri meminta izin kepada suamiku untuk mengikuti workshop. Tak disangka aku diizinkan. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mewakili sekolahku. Suamiku berjanji jika dia akan meminta izin untuk pulang lebih awal dari posko siaga bencana. Keesokan harinya, aku berangkat nebeng dengan temanku dari sekolah lain menuju hotel Gumilang Regency Bandung. Insyaallah kami akan berada di sana selama tiga hari.

Perjalananku menuju Bandung Alhamdulillah lancar sehingga kami bisa registrasi dan diberikan kunci kamar lebih dulu setelah mengisi formular yang diberikan oleh panitia. Sepertinya kami termasuk peserta yang datang paling awal. Panitia mengatakan jika coffee break akan tersedia di ruangan pada pukul 15.00 WIB. Kami memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu di kamar 806, sebelum mengikuti pembukaan yang dijadwalkan pada pukul 17.00 WIB dan dibuka oleh Ibu KCD Wil VI, Ibu Endang Susilastuti, S.E., M.M.Pd.

Ketika kami kembali ke ruangan Crysant 2, ternyata Ibu KCD berhalangan hadir sehingga kegiatan workshop akan dibuka esok hari. Walaupun kegiatan workshop batal dibuka, tetapi pemberian materi dari narasumber tetap berjalan sesuai dengan rundown. Kegiatan workshop dimulai dengan mencari persamaan antaranggota dalam satu kelompok yang dibagi oleh narasumber, Mrs Badriah. Kami diminta untuk menuliskan siapa saja (dituliskan namanya) yang mempunyai persamaan dengan kita. Misalnya, mempunyai anak tiga, penyuka warna biru, sama-sam dari Cinjur, mengajar SMA, dll. Persamaan tersebut dituliskan dalam secarik kertas dan kemudian kertas-kertas dibuatkan menara Lentera Mahardika.

Dari hasil kerja sama tersebut, Alhamdulillah kelompokku berhasil sebagai pemenang. Walaupun menaranya tidak terlalu bagus tetapi narasumber menghargai kerja sama kami sehingga dapat membuat menara Lentera Mahardika yang lebih baik dari kelompok lain. Setelah mengumumkan kelompok pemenang, narasumber kemudian menjelaskan filosofi yang terkandung dari menara yang sudah dibuat oleh kami. Filosofinya yaitu untuk memajukan dan menghidupkan Lentera Mahardika dibutuhkan pondasi atau semangat yang kuat, kerja sama yang solid, serta visi dan misi yang sama juga selaras antaranggota GLS yang memerlukan dukungan civitas akademika sekolah. Kegiatan workshop hari pertama pun diakhiri dengan menuliskan harapan dalam sebuah kertas post it yang kemudian ditempel di papan tulis kecil. Semoga harapan para peserta kegiatan workshop Sunting naskah dapat dibaulkan Allah SWT, aamiin ya rabbal alamin. Sampai bertemu di kisah workshop hari kedua.

***RN***

#WorkshopSuntingNaskahDay1

#PascaGempaCianjur

#HotelGumilangBandung