Tahun ajaran baru ini 2019/2020 aku sangat tersentak dan keget ketika diamanahi sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (Wakasis) yang tadinya aku merintis pendirian Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK ku.

Wakasis? Dalam benakku tak pernah terbayang. Aku yang hobi dan aktif di dunia Maya,humas dll sekarang menjadi lebih care dan peduli dengan anak bukan hanya satu kelas tp seluruh kelas yang kalo dijumlah hampir 700 siswa.

Setelah rapat pembagian tugas diujung semester genap lalu, aku protes ke kepala sekolah " pak, kok saya yang jd wakasis? Saya merasa saya belum sanggup pak. Saya gak bisa marah atau gimana pak seperti wakasis sebelumnya yang super galak", protes saya. Kepsek pun menjawab " tdk semua siswa harus di galak-in, kamu harus bisa belajar".

Akhirnya kuterima dengan ikhlas seperti prinsip ku dr zaman kuliah dlu *amanah itu tdk bisa diminta atau ditolak tanpa alasan syar'i, yakin saja Allah sudah menjamin bahwa Allah tidak akan memberi beban hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Akhirnya aku berusaha memahami apa tupoksi dari wakasis walaupun berat bagi ku , wajar saja aku kurang yakin dan percaya diri karena aku baru saja genap 2 tahun mengajar setelah lulus kuliah. Disisi lain aku khawatir dengan persepsi guru lain yang lebih senior.