Heii,, Jangan lama-lama, Sesungguhnya Allah Suka Sama Hamba yang Move On
بسم اللّه الرحمن الرحيم
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
(الشرح : ١ - ٨)
Ketika Allah bertanya kepada sang Rasul ﷺ أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَك؟
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Seakan berguguran segala keluh kesah dan kepayahan yang dirasakan oleh sang baginda menghadapi ujian dakwah
Memang betul, pada malam Isra' ke Shidratal Muntaha,
dada rasulullah itu telah dibedah oleh dua orang malaikat,
hati beliau diangkat dan dibersihkan dari segala sifat manusiawi yg tidak terpuji
sepertibdengki, iri hati, hasad, lemah, mengeluh, su'udzhon, kikir, marah, berputus asa, sombong dan takabbur
semuanya dibersihkan dan dicuci dg air zam-zam lalu ditempatkan lagi pada tempat semula
Maka itulah bedanya Rasulullah ﷺ dengan kita
Hati Rasulullah itu pernah dibedah dan dibersihkan,
sedangkan kita tidak
Maka wajar, jika kita pernah merasakan sesak bila melihat nikmat Allah lebih tercurah kepada orang lain,
merasa tidak seberuntung orang lain
dan bahkan merasa bahwa Allah itu tdak adil
Hal itu merupakan kewajaran tetapi membahayakan
maka lebih utama jika kita berhasil menghilangkan sifat2 itu dalam diri kita
Lalu Allah ﷻ mulai menghitung2 nikmat apa saja yang telah Allah anugerahkan kepada Rasulullah ﷺ
Ini lho nikmatKu yang mengistimewakanmu di sisiKu:
Pertama : وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu
Yaitu maksudnya semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: {لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ}
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. (Al-Fath: 2)
Kedua : الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
yang memberatkan punggungmu.
yaitu dosa-dosa yang apabila tidak Allah ampunkan, pasti akan membebani Rasulullah dengan beban yang berat
Ketiga : وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
Allah meninggikan (mengangkat) sebutan namanya di dunia dan di akhirat. Maka tiada seorang khatib pun, tiada seorang yang membaca syahadat pun, dan tiada orang yang salat pun melainkan mengucapkannya, yaitu kalimah, 'aku bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.'
Hal ini bertujuan supaya kita juga demikian,
memperbanyak berdzikir dan menghisab segala kenikmatan yang telah Allah curahkan kepada kita
Sehingga tidak selalu memfokuskan diri pada nikmat yang ada pada orang lain sekalipun kita dalam keadaan kesusahan
Harus move on kepada diri sendiri
Kemudian Allah membuat statement / pernyataan tegas: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Woles, Bro! Santai.. Ga apa2 lagi susah sekarang.
Setelahnya ada dua kemudahan. Hadapi dan tuntaskan saja dulu kesusahannya. Nanti terima aja kejutannya.
Imam Syafii berwasiat sebagai berikut:
صَبرا جَميلا مَا أقرَبَ الفَرجا ... مَن رَاقَب اللَّهَ فِي الْأُمُورِ نَجَا ...
مَن صَدَق اللَّهَ لَم يَنَلْه أذَى ... وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا ...
Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu.
Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.
Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah.
Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.
Ibnu Duraid mengatakan bahwa Abu Hatim As-Sijistani telah membacakan bait-bait syair berikut kepadanya, yaitu:
إِذَا اشْتَمَلَتْ عَلَى الْيَأْسِ القلوبُ ... وَضَاقَ لِمَا بِهِ الصَّدْرُ الرحيبُ ...
وَأَوْطَأَتِ الْمَكَارِهُ وَاطْمَأَنَّتْ ... وَأَرْسَتْ فِي أَمَاكِنِهَا الخطوبُ ...
وَلَمْ تَرَ لِانْكِشَافِ الضُّرِّ وَجْهًا ... وَلَا أَغْنَى بحيلته الأريبُ
أَتَاكَ عَلَى قُنوط مِنْكَ غَوثٌ ... يَمُنُّ بِهِ اللَّطِيفُ المستجيبُ ...
وَكُلُّ الْحَادِثَاتِ إِذَا تَنَاهَتْ ... فَمَوْصُولٌ بِهَا الْفَرَجُ الْقَرِيبُ ...
Bilamana hati dipenuhi oleh rasa putus asa,
dan dada yang luas menjadi terasa sempit,
dan hal-hal yang tidak disukai datang menimpa diri,
serta banyak musibah yang dialaminya,
sehingga ia tidak melihat adanya celah untuk melepaskan diri dari bahaya yang sedang menimpa diri,
dan tiada gunanya lagi semua upaya untuk menanggulanginya.
Maka akan datanglah kepadamu pertolongan bila hatimu berserah diri kepada-Nya,
yaitu pertolongan dari Tuhan Yang Mahalembut lagi Maha Memperkenankan doa.
Semua musibah apabila telah mencapai puncaknya pasti berhubungan langsung dengan jalan keluarnya yang tidak lama.
Maka jangan lama-lama, cepat Move On.. فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
Udahan dulu galaunya,
udahan dulu shocknya,
udahan dulu broken heartnya
Yuk tata hati lagi
Yuk bikin planing baru lagi
Yuk susun langkah baru lagi
Yang udah lewat ya udah,
Orang baik mah berhak bahagia
Move On.. Sebuah bait syair menyatakan: لا تمرن في الحزن و الدموع فانه يميت الذهن
Janganlah berlarut-larut dalam kesedihan karna ia mematikan potensi dan kecerdasan akal
Jangan sampai urusan kita jadi berantakan karna kondisi hati kita ga baik وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
yaitu penyerahan diri secara totalitas hanya kepada Allah semata. وَكَفَی بِاللّه وَكِيلاً dan cukuplah Allah sebagai penolong bagiku.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS. At-Thalaq ayat 2-3)
Referensi:
Surah Asy-Syarh ayat 1-8
Tafsir Ibn Katsir surah Asy-Syarh 1-8
Surah Ath-Thalaq ayat 2-3
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar