Ketika fisik tidak bisa lagi diajak kompromi, sedangkan ide belum sempat menyapa. Aku sendiri tak tahu apa yang harus kutulis. Jika kutulis pentigraf, rasanya tak mungkin. Karena aku masih harus mengotak-atik ide untuk menemukan twist-nya. Belum lagi cantolannya di awal cerita.

Jika kutulis artikel, melanjutkan materi tentang PK guru yang kemarin terputus, juga tidak mungkin. Karena materi tentang itu ada di hardisk yang lupa tidak kubawa.

Jika kutulis puisi, aku mulai kehilangan kosa kata untuk menuangkannya. Karena banyak yang menggumpal di pikiran dan sulit untuk kuurai.

Psikis memang banyak mempengaruhi fisik. Sedangkan fisik mempengaruhi ide yang harus dituangkan dalam tulisan.

Mungkin ini adalah kali kedua dari tulisan yang pernah kutulis tanpa makna. Sebuah keluhan yang semestinya tak perlu ditulis. Memang menyebalkan bagi teman-teman penulis.

Tapi aku tidak ingin kebutuhanku tak terpenuhi malam. Setidaknya aku bisa menuliskan apa yang saat ini ada di otakku. Paling tidak aku tidak perlu menyampaikan semua yang ada pada psikis-ku saat ini.

Banyak yang ingin kutulis, tapi mereka tidak mau antri menunggu giliran. Sementara fisik sudah tidak bisa diajak kompromi untuk menulis Maafkan jika pembaca kesal dengan yang kutulis malam ini.

Kebanyakan ide sedangkan fisik tidak mau diajak kompromi malah membuat ide terbang mencari tempat yang disukainya.

Selamat malam hati..

Selamat malam rasa..

Semoga esok masih bisa kutulis sesuatu yang mungkin bisa bermanfaat, paling tidak untuk diriku sendiri.