Malam yang dingin di bawah sinar rembulan. Tak pernah Aina berpikir bahwa dirinya akan serapuh ini menghadapi masalah yang menimpanya bak hujan deras membasahi bumi

Dua hari yang lalu Sandrina memutuskan persahabatan dengan tiba-tiba tanpa mau memberi penjelasan dan jawaban atas pertanyaan Aina. Sandrina hanya berkata "Aku tidak bisa lagi bersahabat denganmu Na. Maafkan aku." Tentu saja Aina kaget, buku yang sedang dibacanya jatuh tanpa dia sadari. Buru-buru Sandrina pergi meninggalkan Aina yang masih melongo...sampai akhirnya bu Tari menepuk pundaknya dan bertanya ada apa dengannya?

Aina mengejar Sandrina untuk minta penjelasan atas pernyataan sahabatnya itu namun Sandrina hanya membisu seperti patung kuda di taman seberang jalan itu.

Malam ini Aina masih mencari jawaban. Mengapa akhir-akhir ini banyak masalah menghampirinya? Dia mampu bertahan ketika dicemburui oleh Zia karena kedekatannya dengan Sultan, dia mampu menyelesaikan masalah saat bu Heni salah paham padanya karena keterlambatannya menyelesaikan proyek yang ditugaskan padanya. Namun dia tidak sanggup bila harus kehilangan Sandrina, sahabatnya sejak kecil.

Sandrina sakit dan sekarang berada di luar kota. Berita yang diperoleh dari tante Sarah, mama Sandrina sangat mengejutkannya. Tante Sarah terpaksa mengaku setelah Aina memohon padanya untuk mengatakan tentang penyakit Sandrina

"Sandrina terkena leukimia Na. Tabahkan hatimu. Maafkan tante karena harus mengatakan semua ini padamu. Sandrina tidak ingin membuatmu bersedih karena hal ini. Dia memutuskan untuk pergi ke Bogor dan tante tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginannya"

Aina mengerti sekarang mengapa sahabatnya memutuskan persahabatan diantara mereka. Sandrina tahu kalau Aina sangat menyayanginya seperti adiknya sendiri

Aina ingin sekali pergi ke Bogor menemui sahabatnya namun dia tidak tahu alamatnya, tante Sarah tidak memberitahu dan ayahnya pun tidak mengijinkan dia pergi ke sana sendiri

Aina galau. Telpon dan sms yang dia kirim ke HP Sandrina tidak direspon. Separah apakah sakit Sandrina? Aina tak mampu berpikir lagi. Dia hanya ingin bertemu sahabatnya untuk mendampingi dan menguatkannya

Ya Allah berilah aku kesempatan untuk membahagiakan Sandrina. Sungguh aku tak pernah tahu sampai kapan dia mampu bertahan dengan penyakitnya? Doa Aina di malam itu

Semerbak aroma taburan bunga di atas makam diiringi doa untuk Sandrina. Aina diam terpekur menatap gundukan tanah basah di hadapannya. Tak sanggup dia membendung air matanya...

Selamat jalan Sandrina. Maafkan aku yang tak bisa mendampingimu di hari-hari terakhir dalam hidupmu. Akan kukenang persahabatan kita yang indah. Bawalah kasih sayangku dalam tidur panjangmu. Semoga kau bahagia di sisiNya. Aku akan wujudkan pesan terakhirmu yang disampaikan bundamu...

Enam bulan kemudian berdirilah rumah singgah "Sahabat" yang dikelola oleh Aina. Salah satu rumah tante Sarah di Jakarta dijadikan rumah singgah untuk para penderita kanker atas keinginan Sandrina. Memberi dan berbagi pada orang yang membutuhkan akan membuat kita menjadi orang yang berarti dalam hidup ini.

Aku telah menunaikan pesan terakhirmu San walaupun kita tidak sempat berbincang di akhir hidupmu namun semua pesan yang kau tulis untukku sudah aku lakukan. Tenanglah kau di sana. Aku tahu empatimu yang besar bagi para penderita kanker sepertimu yang pasti membutuhkan rumah singgah untuk meringankan biaya kontrak rumah selama mereka menjalani pengobatan. Terima kasih karena aku pernah mengenalmu dalam hidupku. Aku banyak belajar darimu tentang cinta, kasih sayang, kekuatan, dan pantang menyerah. Semoga kau bahagia di sana sahabatku....