Ikhlas

Oleh : Ninik Susbandiyah

Usia sudah tidak muda lagi. Anak sudah tiga. Rambut sudah mulai beruban. Kulit pun mulai ada kerutan. Sudah saatnya untuk berbenah diri, memperbaiki segalanya, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sang maha pencipta.

Buang jauh-jauh ego, gengsi, dan amarah. Harus bisa mengendalikan diri, menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Belajar ikhlas. Jalani semua prosesnya, nikmati, dan syukuri semuanya.

Kemarin sore saya dan keluarga jenguk anak kami yang sedang mondok di Jombang. Berangkat cuaca masih cerah. Sesampainya di pondok kami langsung konfirmasi. Saya dan keluarga merasa sangat kecewa karena kami datangnya telat. Sudah beberapa hari saya sudah mencari dan bertanya kapan jadwal sambangan untuk anak saya. Diberitahukan bahwa disuruh mencari di google. Saya sudah mencari tapi tetap tidak ada waktunya. Biasanya di share di group WA, kok tidak ada jua. Sehingga kami berangkat agak santai. Baru beberapa menit kami sudah harus meninggalkan ruangan. Berdebat pun tak ada gunanya.

Kami lanjutkan ngobrol santai di dalam mobil. Waktu pun sudah beranjak sore kami pun harus menyudahi obrolan. Dan mendung hitam pun mulai datang.

Hujan deras disertai petir membuat saya dan keluarga dalam mobil ketakutan. Ditambah lagi listrik padam. Gelap. Bibir tak henti-henti bersholawat.

Waktu sudah memasuki saatnya salat magrib, kami pun berhenti di masjid Al Ikhlas. Alhamdulillah kami bisa mengikuti jamaah. Seperti ada isyarat bahwa saya harus ikhlas.

Mojokerto, 14 Maret 2022