Kehabisan Makanan Saat Pelatihan di Bulan Ramadhan
Kali ketiga aku akan mengalami pelatihan di bulan Ramadhan. Lusa aku akan berada di gedung P4TK PJOK dan BK, mengisi penyegaran IN PKB. Pelatihan di saat Ramadhan nanti bukan hal baru. Yang pertama, kujalani saat mengikuti Latihan Pra Jabatan di akhir tahun 2000. Saat itu aku masih unyu unyu. Aku baru berusia 27. Ghiroh keagamaan pun sedang berada di puncak. Aku berusaha ideal mengikuti apapun yang diajarkan guru ngaji.
Sejak kecil aku melakukan makan sahur di akhir waktu, mendekati subuh. Ibuku bilang agar setelah sahur kami tak lantas tidur tetapi mengerjakan salat sebagai salah satu kewajiban, di samping puasa. Lucu rasanya bila puasa dijalankan tapi salat ditinggalkan. Untuk salat tarawih aku pun diajarkan untuk mengikutinya selalu, bila tidak, ibuku akan banyak bertanya. Gak boleh deh anaknya malas sedikit, hihihi ....
Saat beranjak dewasa dan menimba ilmu dari banyak guru aku lantas memutuskan memilih tarawih di sepertiga malam terakhir, sama dengan salat Tahajud. Awalnya aku tak nyaman saat harus berbeda dari kebiasaan yang orang tuaku ajarkan. Tapi lama-lama mereka pun faham.
Saat aku menjadi guru, cobaan datang. Aku harus menjalani Ramadhan sambil mengikuti pelatihan. Tak terbayangkan bagaimana jadinya keadaan. Ramadhan menghampiri kami saat memasuki minggu ketiga, minggu terakhir pelatihan. Kami dibangunkan pukul setenga tiga. Dalam ruangan tempat tempat aku menginap ada 9 orang lain yang bergegas turun ke lantai satu untuk mengantri jatah makan sahur. Aku sendiri keluar menuju toilet untuk ambil air wudhu lalu salat malam, sendirian, di kamar yang cukup luas. Saat selesai salat, rekanku berdatangan dan gantian aku turun ke lantai satu. Di sana hanya sedikit orang antri makanan. Dan makanan pun tinggal sisa, dengan posisi piring tak karuan. Tapi aku mantapkan diri sambil berkata dalam hati, "Aku akan puasa, bukan mengumpulkan makanan di perut." Sehingga saat banyak lauk yang tak lagi tersedia, aku hanya menghela nafas sambil mengatakan pada diri sendiri, "Niatkan puasa hari ini kuat walau jatah makanan tinggal sedikit saja."
Cerita yang hampir sama kualami saat pelatihan guru sasaran Kurilulum 2013. Tatkala jelang Maghrib tiba, antrian mengambil makanan pembuka panjang juga. Aku lebih memilih 'mengurung diri' di kamar untuk meneruskan 'hanca' membaca Alquran. Setelah sekian menit menuju adzan barulah aku bertandang ke ruang makan. Dan, lagi-lagi makanan yang ada tinggal sisa. Kembali aku niatkan berbuka untuk membatalkan puasa walau hanya air putih yang ada. Alhamdulillah ada juga rekan yang berbagi kue dan camilan yang sudah duluan mereka ambil dari meja makan.
Begitulah bila kita sering 'merasa kurang' dan 'takut gak kebagian.' Kita sering tidak memikirkan orang lain. Kita lebih sering mengkhawatirkan diri kita sendiri. "Bagaimana kalau kita kehabisan, bagaimana kalau kita nanti kelaparan?" Akibatnya hal itu terbawa ke dalam perilaku kita sehari hari. Kita selalu bergegas antri di supermarket untuk mendapatkan diskon lebaran, 'takut gak kebagian' barang yang sedang murah ditawarkan. Tak heran sejak awal Ramadhan toko-toko berlomba memberi potongan harga agar kita tergiur untuk segera belanja. Padahal barang yang akan kita beli belum tentu barang yang benar-benar kita butuhkan.
Maaf, bila tak sefaham, kawan!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Laa hawla walaa quwwata illabillah
Indeed
alhamdulillah, gak harus diet. bahkan semakin makmur.
Pak Leck ...!!!
wkt nulis ini sih belum, hehehe ....
Sepaham Teh Ning! Mantap!
sip
Mantap Bu Ning
thanks, Bu.
Sepaham bu
Iya bu,,sebenarnya hal itu sering terjadi karena ada yang mengambil makanan melebihi porsinya, sedangkan fihak pengelola sudah menyiapkan sesuai jumlah peserta, perlu pembudayaan karakter lagi tuh...
Betul banget.
Masih pelatihan di bulan Ramadhan tahun ini, Bu Nining?
Iya, kmrn ngisi penyegaran IN PKB Pak d Bogor
bu nining yg mu dikumpulkan itu kumpulan artikel ato buku tunggal sy tanya disini aja ya bu
buku tunggal. dan itu bisa dari kumpulan artikel yg senada, hehehe
Alhamdulillah Bu Nining. Sebenarnya dalam pelatihan makanan sudah sesuai dengan jumlah orang. Hanya saja orang lupa bahwa kalau mengambil lebih berarti mengambil jatah orang lain yang bukan jatah orang lain.
Iya Bu
maaf, maksud saya,,, mengambil yang bukan jatahnya. tapi hak orang lain. .
Bu Nining....kisah serupa saya alami jg saat pelatihan kurtilas guru sasaran di anyer....sahur kehabisan makanan...hehe..
kirain sy aja, hehehe
Bu Nining..., saya juga pernah mengalaminya...
wah, ternyata ....
Bu Nining..., saya juga pernah mengalaminya...
Yang nambah malas porsi kesabaran ya...
hiyyaaa, hehehe ....