Minta Maaf Pada Tuhan, Bukan pada Orang
*Minta Maaf pada Tuhan, bukan pada orang*
Oleh Nining
HPku tiba-tiba bergetar. Ada psn WA masuk. Dari seorang perempuan. Oh ternyata salah satu siswa. Dia mengirimkan gbr. Cukup terhenyak aku dibuatnya. Gambar yg diambil dr belakang kelas itu menunjukkan sepasang muda mudi berseragam. Mereka duduk berdampingan. Yang perempuan malah menyandarkan kepalanya di bahu kanan sang lelaki. Tentu saja aku keki. Itu kelasku. Kelas di mana aku jd wali anak2 itu. Kutarik napas panjang. Kupikirkan apa yang mesti kulakukan. Kuputuskan memanggil sang lelaki dahulu. Dia trmsk siswa yang dekat denganku. Dia sering _caper_ kalo aku mengajar. Semoga kedekatan ini bisa memberiku lebih banyak kemudahan tuk mengingatkan.
Hari yang kurencanakan memanggilnya pun tiba. Aku tak mau sembarangan memanggilnya saat itu juga, saat aku menerima kabar n gambar.
"Febri, ibu dikirimi ft ini," aku mengawali.
"Miss dpt ft itu dr mana?" tanyanya penuh curiga.
"Kita g akan bahas dr mana. Miss hanya ingin meminta kamu jujur. Apa betul itu kamu?"
"Iya sih. Itu aku. Tapi kan aku mah gak ngapa2in Miss," ujarnya seperti bersiap memberi alasan.
"Ok. Thank you for being honest. Pertanyaan berikutnya, mengapa kamu melakukan itu? Apa kamu gak risi? Apalagi itu di dlm kelas. Banyak anak lain. Kalau d dpn umum sj berani gitu gmn kalau hanya berdua?" agak panjang aku bertanya. Lepas kendali juga aku akhirnya.
"Miss mah ih. Itu kan temen aja. Aku mah kan baik, Miss. Karena aku baik jadi aku biarin dia gitu. Dia sedang galau itu teh, Miss," ujarnya membela diri. Alasannya cukup masuk akal namun dia tidak tahu hal itu tidak benar. Aku menarik napas dalam-dalam. Aku menatapnya. Kusorongkan badanku lebih maju dari sebelumnya.
"Febri, aku tahu kamu pintar makanya Miss mengajakmu bicara. Miss jg cuma mau tanya. Itu saja. Tapi kalau boleh Miss mau ngasih tau kamu. Yang seperti itu baik tapi tidak benar. Berbuat baik juga tetap harus dengan cara yang benar. Apa pendapat orang melihat laki-laki dan perempuan menampakkan kemesraan, padahal mereka bukan pasangan? Apalagi Miss dengar dia punya pacar, d kelas lain. Kamu tahu?"
"Iya, Miss. Aku tahu," jawabnya dengan mimik serius.
"Nah apalagi kalau kamu tau. Bagaimana perasaan pacarnya kalo lihat ceweknya nempel sama cowok lain? Kamu aja deh. Kamu punya pacar?" tanyaku setelah menasihatinya panjang lebar.
"Punya lah, Miss. Baru, hehehe ....," jawabnya sambil berusaha melucu.
Ah, Febri memang begitu. Dia suka bermanja dan bercanda kalau walikelasnya ngajak ngobrol.
"Nah apalagi gitu. Kebayang gak gmn perasaan cewekmu kalo lihat gbr itu?" tanyaku sambil menatapnya lekat, berharap dia serius.
"Iya, Miss. Aku g akan lagi kayak gt. Maaf ya Miss," jawabannya sungguh tak terduga. Kupikir dia akan defensif seperti biasa. Ah mungkin karena sekarang dia sdh kls 9, dia sdh besar dan lebih dewasa.
"Sebenarnya g perlu minta maaf kok, Febri. Apalagi minta maaf sama Miss. Kamu g slh sama Miss kok. Kamh hanya perlu minta maaf pd Tuhan, karena Tuhan gak suka perilaku seperti itu."
"Iya, Miss," jawabnya sambil tersenyum malu.
"Ok. Miss rasa cukup. Kamu boleh kembali ke kelas. Maafkan Miss kalo kamu jd tdk nyaman ya.
"Iya, Miss. Makasih ya, Miss," jawabnya sambil menyalami tanganku lalu pergi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju Bu Nining, cara menangani persoalan remaja yang oke punya tuh. Sukses selalu dan barakallah
sip, mksh
Supel dsn dan santai, wali kelas kekinian. Bisa jadi perbandingan, sukses selalu ya bu, barakallah.
aamien. Mksh