Nining Suryaningsih

Guru Bahasa Inggris SMP di Bandung Barat ini tak pernah merasa bisa menulis, sampai akhirnya MediaGuru mendongkrak rasa percaya dirinya untuk menghasilkan karya...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Pengin Nyoba," Itu Alasannya ....

Grup WA teman SMA ramai kembali saat seorang pria yang dikenal jago Fisika baru masuk dan menyapa. Keramaian muncul setelah beberapa cerita masa 30 tahun lalu diutarakannya dengan gaya lucu. Sebagian membahas pelitnya sang jagoan kalau dimintai contekan. Lalu ramailah tema contek mencontek diumbar. Bahkan ada salah seorang anggota grup yang bercerita dia salah mencontek, ke teman sebangkunya, eh ternyata soalnya berbeda. Bermunculanlah emoticon tertawa dari kami semua.

Salah satu cerita dari si jago Fisika yang menurutnya paling diingat adalah saat dia mengenal rokok untuk pertama kali. Saling bully siapa yang mengajak siapa lalu bermunculan, diselingi canda dan tawa serta emoticon tak berkesudahan. Apalagi saat si pria jago Fisika mengatakan kalau rokok yang akan diisap dinyalakan dengan cara didekatkan ke api di kompor, dengan alasan korek api tak ditemukan. Hihihi ....

Seperti nyambung dengan pengalaman 30 tahun silam, siangnya aku didekati guru BK. Aku sedang di kelas, mengawasi ulangan. Dia memberi tahu bahwa salah satu anakku ada di ruang BK untuk konfirmasi. “Oh, pantesan tak ada di kelas,” pikirku. Jadi aku pisahkan kertas ulangan agar saat dia selesai dengan acara ‘pemanggilan’ aku bisa memberinya soal ulangan.

Karena sampai saat istirahat anak itu belum menghubungi, aku berinisiatif mendatangi ruang BK, sendiri. Saat aku datang dia sedang duduk, menunduk. Aku panggil namanya. Dia mendongak. Guru BK memberi kode agar aku memasuki ruangankonsultasi pribadi, di sebelah ruang tamu.

“Tuh, kamu ikut Miss ke sana,” seru guru BK pada anakku, Juli.

Juli memasuki ruangan konsultasi pribadi dengan langkah ragu. Aku mengikutinya sambil membawa secangkir kopi yang baru kuseduh di dapur sebelah ruang BK.

“Duduk, Jul,” ucapku berusaha memulai bicara dengan nada biasa.

Setelah dia menarik kursi dan menjatuhkan badannya di sana dia duduk tampak gelisah.

“Mau cerita?” tanya, masih dengan nada biasa.

“Iya, Miss. Gini ...,” dia lalu mulai menceritakan semua yang dia alami sehari sebelumnya.

Rabu siang saat istirahat kedua, temannya mengajak ke toilet. Namun sesampai di sana, dia diberi tahu kalau temannya membawa rokok dan berniat merokok di dalam toilet. Juli diajak untuk mencicipi, mungkin agar temannya yang bernama Delta ini ada teman saat di berada di dalam toilet. Dia lalu mengiyakan ajakan Delta. Setelah berada di dalam toilet Juli mencoba beberapa kali isapan di rokok yang sudah dibakar Delta, entah mendapat korek api dari mana. Mungkin sudah disediakan dari rumah. Saat isapan ke sekian Juli merasa tak nyaman. Ada sedikit sesak di dada, lalu terasa pahit mulutnya. Dia menghentikan isapan, lalu meminta izin Delta untuk keluar. Dia kembali ke kelas. Namun saat itu guru jam terakhir ternyata tidak masuk karena sakit. Walaupun ada tugas dari sang guru Juli kembali ke toilet untuk menemui Delta. Sudah ada 4 siswa yang melakukan hal yang sama, di dalam toilet, dengan Delta. Saat itulah seorang guru olahraga memergokinya. Walau saat itu dia tak sedang mengisap rokok, namun gerombolan pengisap rokok yang ada di dekatnya menjadi penyebab dia ikut dipanggil ke ruang BK hari berikutnya.

Juli berhenti bercerita. Dia menundukkan kepala. Aku menyeruput kopi.

“Boleh Miss tanya?” aku memcahkan keheningan suasana.

“Ya, Miss ...,” jawabnya sambil mendongakkan kepalanya, pelan.

“Kenapa kamu merokok?”

“Ditawarin sih, Miss,” jawabnya berusaha tenang.

“Oh, ditawarin ...,” ucapku lirih. Tak kaget aku dengan jawaban sponta itu. Untuk tampak tak bersalah biasanya anak-anak sering membuat cerita seolah pihak di luar dirinya yang menjadi sebab utama.

“Kamu mau kopi ini?” tanyaku, menunjuk pada segelas kopi yang kuseruput tadi.

“Nggak ah, Miss,” jawabnya sambil tersenyum.

“Lho, kok nggak mau?” tanyaku sambil berusaha tersenyum.

“Aku gak suka kopi, Miss,” jawabnya mantap.

“Kalau gitu, gimana kalau Miss tawarin minuman keras?” pancingku.

“Gak dong, Miss ...!” dia berseru.

“Lho, kok bisa menolak? Miss Cuma nawarin tuh,” aku makin yakin pancinganku kena.

“Ya, gak boleh kan Miss,” jawabnya lagi dengan suara makin mantap.

“Nah, kalau kamu ditawari, tidak serta merta diterima kan?” tanyaku menatapnya lekat.

Dia memperbaiki cara duduknya, mungkin untuk menutupi kegelisahannya.

“Kalau menurut kamu, rokok itu baik?” tanyaku lagi.

“Nggak, Miss. Rasanya juga pait, dan bikin sesek,” jawabnya lirih.

“Trus kenapa kamu mau ngisep?”

“Ya, nyoba aja Miss.”

“Oh, pengin nyoba .... Kenapa gak pengin nyoba kopi ini? Atau nyoba minuman keras, mungkin ...?” aku menatapnya tajam.

“Gak, Miss,” dia tampak berusaha menyusun kata yang tepat.

“Kenapa? Kan belum tentu tak enak. Emang kamu pernah nyoba?” aku kejar terus dengan pertanyaan.

“Kan gak boleh, Miss,” jawabnya lagi, sambil matanya berusaha menatapku.

“wah, hebat dong kalau kamu gak mau nerima tawaran untuk meminum minuman keras dengan alasan dilarang. Lha kalo rokok, kamu gak tahu kalo itu dilarang di sekolah?” tanyaku penuh selidik.

Jawaban pun sudah bisa diprediksi, gak enak temanlah, pengin terlihat gaya lah, bla bla bla ....

Ya, Tuhan .... Mungkin di sinilah letaknya kekuatan iman. Bila hati sudah penuh dengan iman pada-Nya, yang buruk bisa segera dijauhi, apa pun risikonya, termasuk ‘kehilanga’n teman.

Kuajak dia berpikir, menghubungkan alasan dan keputusan yang dia ambil. Kuajak dia mempertimbangakan baik buruk sebelum dia memutuskan melakukan sesuatu. Dia pun menunduk malu.

Bell berbunyi. Tak lama guru BK mendekati. Ia memberi kode padaku untuk mengakhiri. Perbincangan selanjutnya kuminta guru BK yang meneruskan, karena aku harus melanjutkan pembelajaran di kelas lain.

Perasaan ingin menceramahi Juli, lagi, kutahan. Seperti biasa kan, orangtua belum puas kalau belum memberi nasihat panjang lebar. Hahaha ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya Juli kapok deh, daripada dia disuruh minum kopinta Bu Nining, hehehe. Aryo kemana yah, hehehe. Sukses selalu dan barakallah

25 Jan
Balas

Ahay, ada yang kangen Aryp ternyata. Hahaha ....

27 Jan

Siiip Misss....Semoga Juli bisa mengambil inti dari pembicaraannya dengan Miss Nining...he..he..Barakallah...

25 Jan
Balas

aamien. mksh dah mampir

27 Jan



search

New Post