Nining Suryaningsih

Guru Bahasa Inggris SMP di Bandung Barat ini tak pernah merasa bisa menulis, sampai akhirnya MediaGuru mendongkrak rasa percaya dirinya untuk menghasilkan karya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sabar menyelami ilmu ini

Sabar menyelami ilmu ini

Saat pertama kali mendengarnya hatiku ciut, khawatir otakku lelah tak bisa ikut. Pemikiran tinggi yang membayangi membuatku bersiap tuk sekadar mendengar, tanpa bertanya ini itu. Walau demikian pembawaan yang sejuk dan kemampuannya memberi penjelasan pelan membuatku merasakan ada tarikan.

Filsafat ilmu sebagai materi kuliah yang dibawakan malam hari membuatku sedikit keki. Apatah lagi aku kembali bertemu dengan beberapa istilah yang dulu kujauhi, epistemologi, aksiologi, dan hal lain yang berhubunga dengannya, yang sudah kukubur dan tak pernah ingin kuingat lagi.

Ah, ternyata aku harus menghadapi. Dan tak bisa kuhindari, lagi. Penyaji yang begitu piawai mengaduk pikiran ini menyuguhkan visualisasi pemikiran yang sungguh brilian. Contoh-contoh sederhana sarat makna menjadi keindahan tersendiri yang lalu kunikmati. Pelan namun pasti semua bayangan kelam tentangnya memudar, berpendar, bagai cahaya yang tak bisa lagi ditutupi cadar.

Satu per satu serpihan kenangan saat kubelajar filsafat tak kusadari muncul di kepala, dan merapat mendekat, menjadi kuat. Kuyakin penyaji bukan orang sembarang karena yang sulit menjadi mudah dipandang. Sedikit demi sedikit kususun ingatan sekian belas tahun bersama rekan seperjuangan, saat sok gaya menantang bahaya mempelajarinya. Dan aku menyerah, kalah, saat itu, walau rekanku maju. Aku lalu hanya mengikuti, mengambil sisi-sisi mudah sekali, yang praktis dan bisa kujalani dalam hidupku sebagai istri. Ah, suamiku senang ternyata saat istrinya bercerita bahwa ia menemukan kembali jejak perjalanan ruhani yang sempat kami sambangi, bahkan saat kami baru berkenalan, zaman Dilan.

Minggu ketiga kumengikuti kuliahnya, sungguh semakin dekatlah aku pada rasa, yang tak bisa dianggap biasa. Aku menemukan keasyikan dalam setiap slide power point yang ditayangkan, dalam setiap guratan kata bermakna yang dia tuliskan, dalam setiap embusan napas saat dia beri penjelasan. Aku menghubungkan setiap realita yang dia buka. Kenyataan itu lalu dikaitkan dengan dunia pendidikan yang kini kujalani, di lembaga yang umum dinikmati sebagai institusi pencetak anak negeri.

Filsafat ilmu membawaku pada kenangan masa lalu yang kemudian dihubungkan dengan masa depan generasi yang kuberi pengajaran, bukan sekadar mengejar tingginya nilai ujian di perkuliahan. Aku puas, tanpa bias, yang awalnya kukibas, saat banyak hal terlanjur bikin hati gemas.

Filsafat ilmu menjadi pembeda di antara kita yang sekadar menjalani rutinitas hidup, dengan mereka yang mencari dalamnya makna, di setiap tarikan napas sebelum ajal tiba.

Terima kasih buat dosen Filsafat Ilmu, Pak Mohammad Abduh Zen, atas waktumu di setiap malam Sabtu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Belajar filsafat belajar untuk menjadi manusia bijak Keren pisan euy

08 Apr
Balas

Semoga demikian adanya

08 Apr

dapat cuplikan ilmunya , trims bocorannya bun.

08 Apr
Balas

Sama sama, Pak.

08 Apr



search

New Post