Tak Perlu Cinta, Cukuplah Rasa ....
Menatap rangkaian bunga merekah, harum pun membuncah, mengelilingi rumah, tak satu pun celah, terhindar dari semangat yang tumpah. Perlu sekian waktu untuk membuatmu terpaku, merenungi sekian kataku yang tanpa kau mau terpampang di ujung pintu. Lalu dia katakan tak usah galau saat aku meracau. Dia memberi semangat yang tak pernah kudapat, darimu, dari mereka, bahkan dari diri sendiri. Tampak sayangnya menyelimuti kata yang tak pernah kupinta, "Kau dicintai, Mama."
Apatis itu tak ada lagi karena dia selipkan senyum manis di setiap kata yang ia cipta. Lalu mengalirlah sebongkah harap yang disambut tumpahan gegap. Dia selalu memberiku api yang siap membakar hidup kita, tiap hari, tanpa kita sadari, sebab tertutup rutinitas tak berbekas, tiap pagi, siang, sore, malam, lalu kita tenggelam di bawah lapisan alam yang kita buat temaram. "Karena aku atur semua?" Entahlah. "Karena kubuat ceria walau tanpa cinta? Mungkin juga.
Sudahlah, kau tak perlu lagi banyak bicara dengan sederet tanya tak bermakna. Ikuti saja logika cinta yang sekian tahun menganga menunggu bersimpuh di hadapan-Nya. Perbaiki rasa yang selalu sakit tanpa kata menusuk, hanya karena pikiran buruk yang kau terima sebagai derita.
Kini saatnya buktikan kau kuat menghadang semua kelemahan, lalu kubantu berdiri dengan segala kekuatan, yang kupercaya masih kau miliki, hingga nanti ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cie cie...
hehehe
Luar biasa,
trims