Nining Wahyu Haryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BALADA POHON NANGKA
Pohon Nangka

BALADA POHON NANGKA

Kisah ini bermula dari bantuan bibit pohon nangka dari Dinas Lingkungan Hidup. Sekolah menyambut dengan sukacita. Pohon nangka segera ditanam dihalaman belakang sekolah. Tunas muda mulai bersemi, namun siapa yang mengira kalau beberapa pohon itu raib entah kemana. Memusnahkan anganku akan wangi buah nangka.

Siapapun kenal dengan nangka. Pohon kebanyakan yang sangat mudah tumbuh. Aku tidak habis pikir, mengapa ada saja yang tega mencuri pohon yang baru saja ditanam. Bahkan bukan satu pohon namun tiga pohon. Mungkin, pencuri itu tengah berbahagia karena hasrat mencurinya terpenuhi. Pikiranku terus dihantui nasib pohon nangka. Dimanakah gerangan?

Pohon nangka memang bukan pohon langka. Namun, kehilangan bibit pohon nangka telah menimbulkan rasa sakit hati bagi orang yang menanamnya. Terlebih ada amanah yang dibebankan pada sekolah, agar merawat bibit tersebut. Sang pencuri telah sukses menanamkan rasa kecewa. Pencuri itu sebenarnya telah menanam keburukan. Bukan untung tapi buntung. Dia lupa bahwa didunia ini ada harga yang harus dibayar. Apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai.

Ada orang yang omongannya wangi seperti pohon nangka, tapi busuk didalamnya. Begitu juga sebaliknya. Pohon nangka berpesan agar kita hati-hati dalam bergaul. Jangan sampai salah pilih orang. Pohon nangka bila dirawat dengan tulus, maka rasa dan aromanya bisa dinikmati oleh semua orang. Kita semua sama merugi walau dalam bentuk yang berbeda. Kini, pohon nangka itu telah hilang. Yang didapat hanya aromanya saja. Wangi tapi tidak bisa dinikmati.

Belajarlah dari pohon nangka yang hebat sejak kecil. Masih kecil saja sudah mencuri hati banyak orang. Muda bisa disayur, tua bertambah manis. Pohon nangka sebagai pengingat bahwa hidup harus bermanfaat. Hidup bukan hanya untuk diri sendiri. Rawatlah pikiran yang positif, jangan merasa paling benar sendiri. Alasan mencuri demi bertahan hidup adalah akhlak yang buruk seperti nangka busuk.

Nangka atau Nongko (bahasa Jawa) yang bermakna Nango Sing Kuoso (kembalikan semua kepada Yang Maha Kuasa). Kita manusia hanya bisa berusaha. Jangan sampai kehilangan pohon nangka memudarkan semangat kita untuk menanam kebaikan. Semua akan indah pada waktunya. Tidak ada gunanya menyalahkan pencuri. Saya berharap mereka semua menjadi pencuri yang berbahagia. Pencuri yang kembali kejalan yang benar alias hijrah.

Pohon nangka berbuah semangka. Ndak nyangka banyak yang menggoda.Tidak usah menyesali apa yang hilang. Sejatinya semua hanya titipan. Skenario Tuhan untuk sekolahku pasti lebih indah. Teruslah berjuang. Rintangan adalah pupuk yang diberikan alam untuk menempa diri menjadi lebih baik. Cemoohan orang adalah vitamin yang tidak tersedia diapotek. Jadi, bersyukurlah !

Kini, pohon nangka baru telah menggantikan pohon yang hilang. Mari kita rawat bersama agar kita bisa menikmati buahnya, bukan hanya wanginya saja. Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba. Telur sesangkak, pecah satu pecah semua. Segala sesuatu tidak selesai sekaligus, tapi berangsur-angsur. Bersatu hati dalam segala hal.

Diujung hari terasa hampa

Buah nangka pengobat lara

Seribu kali menanam nangka

Sebanyak itu ku jatuh cinta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post