Nining Wahyu Haryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU HEBAT ADA DIHATI BUKAN DIMATA
Sabtu Hebat

GURU HEBAT ADA DIHATI BUKAN DIMATA

Salam bapak dan ibu guru hebat. Kalimat yang selalu saya dengar pada awal video pembelajaran pada platform merdeka mengajar. Mendengarnya, perasaanku seperti embun pagi. Lain halnya ketika berkumpul dengan sesama rekan guru dalam forum resmi. Pesertanya adalah perwakilan guru dari tiap sekolah yang merupakan guru pilihan. Mereka disebut guru hebat. Terjadi debat dalam forum hebat. Dibenakku, terjadi hujan tanda tanya.

Seperti apakah guru hebat itu? Apakah guru dengan segudang prestasi? Guru yang multitalenta juga disebut guru hebat. Alangkah banyaknya guru hebat di dunia ini. Aku mengingat 4 guru hebat semasa sekolah. Pertama, guru SD yaitu pak Kowi. Beliau asli Papua. Pak Kowi sering mengajak belajar sambil rekreasi ke pantai Papua yang indah. Dia melatih materi Pancasila untuk lomba cerdas cermat. Dia tidak jaim meskipun seorang kepala sekolah. Tim saya sering menjadi juara cerdas cermat.

Guru hebat yang kedua yaitu guru Bahasa Indonesia, bu Titik. Ketika SMP, saya pernah galau karena habis dimarahi orangtua. Masalahnya klasik. Dilarang pacaran! Beliau bilang ada acara untuk menumpahkan rasa yaitu lewat puisi. Saya mulai menulis puisi. Suatu hari ada paket pos untukku. Puisi saya di muat di majalah “Kawanku” dengan hadiah uang Rp.5.000,-

Guru hebat ketiga adalah bapak Nurhasyim. Beliau guru kesiswaan (BK). Murid yang terlambat tidak pernah dihukum secara fisik. Setiap siswa yang terlambat diminta membawa satu buah batu bata. Sampai suatu hari, kami di ajak ke halaman belakang sekolah. Beliau berkata, tembok ini di buat dari rasa malas dan ketidakdisiplinan. Semakin hari tembok ini semakin tinggi. Bagaimana menurut kalian? Aku tertunduk malu karena beberapa kali terlambat. Dari tembok itu aku belajar tentang cermin diri.

Guru hebat terakhir adalah ayahku. Beliau guru nyata di kelas maupun dalam kehidupan. Beliau tidak menolak jadi guru meskipun mengajar di Papua. Rumah yang kami tempati sangat sederhana. Harus menebang pohon untuk membuat tempat tidur. Peralatan memasak juga seadanya. Walau sederhana, rumah kami tidak pernah sepi. Murid-murid selalu datang kerumah untuk belajar dan bermain. Guru sangat di hormati. Aku terinspirasi untuk menjadi guru.

Inilah aku hari ini, menjadi guru SD. Sumpahku sebagai abdi negara diuji. Mendidik dan mengajar siswa di lingkungan yang tidak aman. Beberapa kali sekolah kehilangan Sanyo, kompor gas dan tabung elpiji. Buku teks pelajaran di kelasku juga hilang beberapa tumpuk. Anehnya, tidak semua di ambil.Ternyata, ada siswa yang suka mencuri. Bahkan orangtua murid ada yang terlibat kasus pencurian. Semua masalah di selesaikan secara kekeluargaan.

Akar dari masalah pencurian di sekolah adalah urusan perut. Lingkungan tempatku mengajar dikenal sebagai daerah rawan pencurian. Pekerjaan masyarakat serabutan. Murid rata - rata mengalami stunting. Saya beserta rekan guru yang lain menggagas Sabtu Hebat yaitu hari edukasi bahan makanan bergizi dan bebas pengawet. Di hari itu, seluruh warga sekolah makan bersama. Kebutuhan gizi siswa terpenuhi dari hasil kebun sekolah. Konsentrasi dan prestasi siswa juga meningkat.

Lahan sekolah yang luas di tanami aneka sayur,pohon pisang, ketela dan pisang. Kolam di isi dengan bibit lele. Murid - murid di ajari bercocok tanam. Ketika panen, guru dan siswa bekerjasama memasak dan dinikmati bersama. Hasil panen tidak seberapa karena sebagian hilang dicuri. Namun, kami tidak pernah menyerah. Lambat laun berbuah manis. Sekolahku terpilih sebagai sekolah adiwiyata dan mendapat penghargaan dari gubernur Jawa Timur pada13 September 2022.

Kesadaran untuk menjaga sekolah sebagai milik bersama tumbuh dari hati. Kata pepatah, cinta bisa datang dari perut. Memanjakan perut siswa dengan makanan bergizi menumbuhkan cinta di hati siswa. Prestasi di bidang akademik belum di raih, namun budaya positif sudah terbentuk. Di mata dunia kami guru biasa. Hebat itu relatif. Guru hebat ada di hati bukan di mata. Aku hebat menurut duniaku.

Selamat hari guru 25 November 2022.

NINING WAHYU HARYANI lahir di Tulungagung, 28 Mei 1977. Bertugas sebagai guru di SDN Teja Barat 3 Pamekasan.HP/ WA 081335666292. e-mail [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

15 Nov
Balas

Terimakasih bunda atas motivasinya

16 Nov
Balas



search

New Post