Manusia kerap kali berada dalam posisi merasa tersakiti. Mencari alibi untuk pembuktian diri, membenarkan perbuatan diri. Kita sebenarnya terlalu munafik untuk mengakui suatu hal buruk, menutupnya erat-erat untuk mengekang opini orang di sekitar bahwasanya kita malaikat.

Tak dapat di pungkiri, kita di kelilingi dengan yang demikian itu. terkadang kita tanpa memfilter curhatan seorang teman sehingga kita memaki, mencemoohkan kawan yang lainnya berdasarkan opini dari satu pihak. Tak dapat di sangkal terkadang beban hidup yang terlalu berat membuat kita melarat dari segi pemikiran.

Dalam bersosialisasi kita kerap menemukan kelompok kelompok tertentu dengan pembahasan yang tidak tentu juga. Ada yang suka membahas orang lain, membahas pribadi, membahas kawan bahkan ada yang membahas lawan. Wajar? sebenarnya tidak, namun itulah hidup. Kita kerap kali menghanyutkan nafsu berbarengan dengan setan.

Di bulan Ramadhan ini, ayo kita berhijrah. Berhijrah untuk diri, saling mengingatkan bila ada khilaf, mulai dari sejengkal, setapak, selangkah untuk menaiki tangga perbaikan akhlak dimasa depan. Meninggalkan kebiasaan yang buruk itu tak mudah, jadi butuh dukungan. Apalagi setan sudah bersarang di lidah dan pikiran kita. Namun kita harus optimis kedepan terus berusaha menjadi baik, baik dan baik.