Nita Marginingsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jatuh cinta di SD Fuzoku
SD Fuzoku Japan

Jatuh cinta di SD Fuzoku

Air mata di SD Fuzoku

Kegiatan hari ketiga dimulai pukul 09.00. Kami berangkat dari hotel menuju SD Mejiro.. Kami berangkat lebih pagi karena rencananya kami mau mampir ke benteng takeshi.. Semua pasti ingat kan acara " Takeshi castel"??nah disitulah dulu shooting untuk acara TV tersebut di laksanakan.. Setelah dari Takeshi castel kami segera menuju SD Mejiro. Disana tadinya kami akan melihat kegiatan pembelajaran mengenai ITAI-ITAI.. Apakah itu Itai-itai!?? Nanti akan di bahas di pembahasan selanjutnya..hehehhee.. Setiba disana kami di sambut oleh kepala sekolah langsung karena semua guru sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sang kepala sekolah menyiapkan Surripa (sendal jepang untuk di dalam ruangan) untuk kami karena kami tidak boleh memakai sepatu didalam sekoah.. Begitu juga dengan anak anak sekolah mereka juga harus membawa dua sepatu untuk sepatu diluar sekolah dan sepatu didalam sekolah.. Setelah kami menaruh tas kami dalam meeting room kemudian kepala sekolah mengajak kami untuk berkeliling sekolah. Ada hal yang unik yang saya temui disana,setiap kelas memiliki slogan yang berbeda.. Sebagai contoh anak kelas 1 memiliki slogan "Mari mencari teman sebanyak banyaknya, berbuat baiklah sebanyak banyaknya dan tersenyumlah sebanyak banyaknya"..Sedangkan anak kelas 2 memiliki slogan " mari tersenyum dengan lebar, mari lebih peduli pada orang lain dan mari mencari tantangan sebanyak banyaknya"..Berbeda dengan anak kelas 3 mereka memiliki slogan yang sangat singkat yaitu "bersinar" dan anak kelas 5 memiliki slogan "perubahan,tantangan,kesempatan"..Slogan kelas ini mereka buat bersama dengan wali kelasnya.. Setiap kelas memiliki visi misi yang berbeda sehingga slogannya berbeda-beda.. Hal ini sebenarnya saya terapkan di kelas perwalian saya.. Kami memiliki slogan "meraih NEM tertinggi di UNBK, semua bisa masuk SMA negeri,, dan belajar apapun harus selalu menyenagkan" tujuannya untuk memotivasi anak anak saya agar memiliki target di UNBK nanti.Namun sayang slogan tersebut belum kami tulis didinding kelas seperti di SD miano. Kegiatan kami pagi itu hanya mengobservasi kondisi sekolah karena ternyata materi itai-itai tidak diajarkan hari ini. Jadi kami hanya bertanya beberapa hal mengenai kasus itai-itai dan mendapat penjelasan sedikit dari kepala sekolah SD Mejiro.. semua sekolah di Jepang memiliki kelas yang bersih, lapangan olahraga outdoor, hall indoor, kolam renang, perpustakaan, UKS yang dilengkapi dokter jaga, ruang home economy, ruang musik, bengkel dan galery seni dan lain-lainnya. Semua sekolah di Jepang baik di kota maupun didesa semua memiliki fasilitas yang sama.. Setelah selesai observasi kami pamit dan tanpa diduga kepala sekolah menyiapkan sepatu kami didepan pintu.. Kejadian itu tentu tidak akan kita temui di negara kita.. Mungkin OB pun tidak akan melakukan hal seperti itu.tapi disana mereka begitu ramah dan tulus dalam menerima tamu dan sangat menghormati tamu..

Perjalan kami selanjutnya pagi ini adalah mengunjungi SD Fuzoku..SD fuzoku adalah SD Labschoolnya Universitas Toyama. Kami disambut kepala sekolah dan Negishi Sensei yang telah menemani kami beberapa hari ini. Negishi sensei adalah mantan kepala sekolah di SD Fuzoku,namun beliau masih mau mengabdikan diri untuk memajukan sekolah tersebut.. Siang itu kami tidak mengobservasi kegiatan belajar seperti biasanya, namun kami mengobserbvasi budaya makan siang anak anak sekolah di Jepang (Chusoku).. Setiap siang di Jepang diadakan acara makan siang bersama. Tujuannya adalah agar mereka minimal dalam satu kali sehari makan makanan sesuai dengan kalori yg dibutuhkan dan memperoleh gizi yang cukup. Disemua sekolah di Jepang pasti memiliki koki dan ahli gizi untuk menyiapkan makan siang siswa.. Untuk menu makan siang ditentukan oleh guru bersama ahli gizi sesuai jumlah kalori yang dibutuhkan oleh siswa.. Setiap kelas dari kelas 1-6 memiliki jadwal piket makan siang. Setiap anak yg mendapat jadwal piket ketika sudah waktunya makan siang langsung berganti pakaian dan menyiapkan makanan untuk teman temannya.. Mereka berbagi tugas. Ada yang mengambil makanan ke dapur. Ada yang membagikan piring. Ada yg membagikan susu. Ada yang membagikan sayur dan ada yang membagikan lauk. Anak anak yang tidak piket pun langsung mengantri untuk mengambil jatah makan siangnya.. Yang membuat saya kagum adalah anak anak itu bisa membagikan makanan secara adil.. Setelah semua anak mendapat makanan kemudian petugas piketpun mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Setelah semuanya siap mereka kemudian berdoa bersama dan mengucapkan "selamat makan".. Guru kelas merekapun ikut bersama sama dalam kegiatan makan siang.. Makan dengan menu yang sama dengan siswa. Saat para siswa makan, guru kelas menawarkan kepada siswa siapq yg mau menambah karena masih ada sisa makanan.kemudian siswa yg ingin nambah makanan maju satu persatu. Ada yang nambah nasi. Ada yg nambah ikan. Ada yang nambah sayur maupun menambah susu.. Setelah semua sisa makanan habis barulah gurunya makan. Setelah selesai makan kemudian anak anak meletakkan sendiri peralatan makan yang telah di tentukan..Dari sumber suara terdengar siswa yang mengumumkan kandungan gizi apa yang mereka makan hari ini.. Dan di papan tulis guru kelas menuliskan PR apa yang harus anak anak kumpulkan besok untuk mengingatkan siswanya.. Kemudian setelah makan mereka menggosok gigi dan beristirahat selama 15 menit..

Saat istirahat anak anak banyak yg keluar kelas dan mereka berusaha menyapa kami. Ada yang bilang "Hallo" ,ada yang menyapa dengan " konichiwa" dan ada pula yang mencoba memperkenalkan diri dan mengajak kami ngobrol (meskipun sedikit roaming).. Saya sangat terkesima dengan keramahan dan keberanian anak anak tersebut.. Saya berfikir ketika saya di negara saya sendiri dan berkunjung ke beberapa sekolah biasanya anak anak cenderung cuek bahkan kadang gurunyapun acuh, tapi anak anak ini sebaliknya mereka sangat ramah kepada kami..rasanya saya jatuh cinta dengan anak anak ini.. Begitu berhasilnya para guru maupun orang tua dalam menanamkan pendidikan karakter di negeri sakura ini.. Kemudian saya berfikir selama ini saya jadi guru ngapain aja yaa?? Apa yang telah saya berikan untuk murid murid saya??.. Setelah 15 menit beristirahat tibalah saatnya untuk bersih bersih.. Semua siswa sudah mendapat jadwal untuk bersih bersih. Beberapa siswa membersihkan kelas dan siswa lain bekerja sama membersihkan semua lingkungan sekolah sesuai bagiannya yang sudah ditulis di jadwal piket.. Jadwal piket berubah setiap 6 bulan sekali. Saat bersih bersih inipun guru kelas juga turut serta mereka bukan hanya mengawasi tapi juga terlibat langsung dalam kegiatan bersih bersih.. Hebat bukan??Setelah selesai bersih bersih akan ada anak kelas 6 yang bertugas mengevaluasi jalannya kegiatan bersih bersih. Mereka akan berkeliling sekolah dan bertanya pada anak anak lain yg sedang bersih bersih mengenai apa tugas yang kalian kerjakan dan bagaimana pekerjaan kalian?? Lalu mereka akan menceklist di lembar evaluasi yang telah disiapkan.. Saya mendatangi anak kelas 2 yang telah selesai bersih bersih di rak sepatu dan sedang di evaluasi oleh kakak kelasnya .. KemudianTransletter kami bertanya pada mereka "apakah kalian lelah?? " dan mereka serentak menjawab "Ya kami lelah karena lorong ini cukup luas dan agak sulit untuk di bersihkan karena banyak barang barang"..Lalu transletter kami bertanya lagi "lalu bagian manakah yg paling kalian suka untuk dibersihkan? " anak anak itu serempak menjawab sambil menunjuk suatu lorong kelas " kami suka membersihkan bagian sana, karena tidak terlalu luas dan tidak banyak barang sehingga kami lebih mudah membersihkannya, kami tinggal lap lap dan selesai" .Mendengar jawaban anak itu seketika air mata saya meleleh.. Saya ga sanggup berkata apa apa. Betapa hebatnya mereka masih kelas dua tapi ketika ditanya mereka sudah mampu menjawab dengan mampu berargumen.. Sedangkan murid saya saja ketika menjawab kebanyakan hanya menjawab dengan kata ya dan tidak.Ketika ditanya alasannya pasti mereka hanya terdiam seribu bahasa.. Tapi anak anak ini tanpa kami tanya alasannyapun mereka sudah menjawab dengan alasan yang sangat jelas. Dari situ saya belajar banyak hal, ternyata memang benar satu teladan itu lebih baik dari seribu nasihat.. Sama dengan slogan yang tertulis di Sekolah saya ketika saya SMA dulu..

Memang menanamkan pendidikan karakter itu tidak mudah,perlu waktu lama dan itu tidak hanya butuh ditulis dalam RPP namun perlu kerja keras para guru dan juga orang tua. Mungkin akan lebih baik jika pendidikan karakter diajarkan tersendiri sebagai mata pelajaran agak bisa lebih efektif..Pengajarannya pun disajikan dengan permasalahan yang kontekstual sehingga anak akan lebih memahami bukan hanya sebuah teori..

Setelah mengunjungi SD Fuzoku kami mengunjungi SMP Fuzoku lagi.. Siang itu kami mendapat kesempatan untuk melihat pelajaran IPS. Tema yang dibahas saat itu adalah mengenai hukuman mati.. Guru menjelaskan mengenai eksekusi 13 orang warga negara jepang yang di eksekusi satu bulan yang lalu, namun kasusnya sudah berjalan selama 20tahun. Para terpidana ini adalah terpidana terorisme yang diputuskan mendapat hukuman mati sejak 20 tahun yang lalu.. Kemudian guru menayangkan vidio mengenai hukuman mati tersebut.. Vidio tersebut berisi tanggapan masyarakat jepang mengenai pro dan kontra adanya hukuman mati, penjelasan hakin yg memutuskan hukuman mati dan runtutan kasus kejadian para terpidana sehingga mendapat hukuman mati. Setelah memutar vidio sang guru kemudian memberikan potongan koran yang berisi data dan berita mengenai pelaksanaan hukuman mati di dunia maupun di Jepanh.. Guru pun juga memberikan selembar LK yang berisi tugas untuk hari itu.. Tugas untuk hari itu adalah anak harus mengemukakan pendapatnya apakah setuju atau tidak adanya hukuman mati dan mereka harus mengemukakan pendapatnya.. Setelah mendapat tugas dari guru anak anak langsung mengerjakan LK yang diberikan oleh guru.. Setiap siswa wajib menuliskan referensi dari jawaban yang mereka tuliskan.. Mereka mmbuka berbagai sumber mulai dari ensiklopedia maupun sumber laim yang diberikan oleh guru. Meskipun itu pelajaran terakhir namun mereka tampak antusias mengerjakan tugasnya.. Mereka terbiasa mengemukakan pendapat berdasar fakta atau data jadi bukan hanya sekedar beropini..mereka sejak kecil juga telah dibiasakan untuk menemukan penyelesaian dari suatu permasalahan dan mampu untuk berfikir secra ilmiah.. Tepat pukul 15.20 guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugasnya dan mereka anak mempresentasikan pada pertemuan mingu depan.. Akhirnya kegiatan kami hari itu selesai dan kamipun kembali ke hotel..

Hari itu saya mendapatkan begitu banyak pelajaran..Semoga apa yang saya dapatkan hari ini bisa saya terapkan ketika saya kembali ke sekolah nanti...

Toyama, 13-09-2018

@margie_nita

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa Nit. Jd pengin ke sana lagi. Banyak yg blm kugali

28 Oct
Balas

Semoga mendapat kesempatan tuk berkunjung kesana lagi yaa bu wiwik

29 Oct



search

New Post