Nizmah Liliawati

Saya adalah seorang ibu dari 6 putra dan 2 putri, tinggal di kota Cilegon. Saya mengajar IPA di SMPN 1 Bojonegara kabupaten Serang, Banten....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bapak Saya Ada Dua
Mengenangmu dengan rasa syukur dan rindu, dua bapakku; Abah ketika memberi khutbah nikah saat pernikahanku dan guruku yang penuh kasih sayang, bapak Maman Abdurrahman

Bapak Saya Ada Dua

Sejak kecil saya sangat dekat dengan Abah, ayah saya. Abah adalah orang yang paling saya kagumi maka alangkah senangnya saya ketika mendapat seorang guru yang memiliki banyak kesamaan sifat dengan Abah. Beliau adalah bapak Maman Abdurrahman. Beliau mengajar saya di MAN yang kebetulan saat itu Abah adalah kepala sekolahnya.

Pak Maman mengajar Bahasa Jerman. Karena saya dikelas IPA saya tidak bertemu beliau di kelas. Di luar jam sekolah saya mengikuti kelompok kajian Islam yang dibimbing beliau. Kami diajarkan memahami Al Quran dan mencintai Rasulullah. Pemaparannya tentang sejarah Rasul yang sistematis selalu membuat saya terkagum-kagum. Beliau membuka wawasan dan menuntun kami dalam menguatkan keimanan . Diatas semua itu beliau mendidik kami dengan keteladanan akhlak.

Suatu hari kami membesuk beliau di Rumah Sakit.

"Tidak perlu repot-repot kesini.. yang penting doakan saja..! ", sambut beliau

"Iya Pak, kami juga mendoakan bapak.. ", jawab kami

" Coba.., bagaimana doa nya? ",

" Semoga bapak cepat sembuh",

"Itu bukan doa..", jawab beliau

"Semoga Allah menyembuhkan bapak.. " jawab kami lagi

beliau menggeleng, tersenyum

" Jadi gimana dong pak doa nya? ", kami menyerah, tertawa menyadari kebodohan kami.

Maka dalam kondisi lemah beliaupun mengajarkan satu ilmu lagi. Peristiwa yang sederhana tetapi ternyata kami semua masih merasa terharu ketika mengenangnya.

Lulus dari MAN saya dan teman-teman, melanjutkan kuliah di kota yang berbeda-beda. Setiap pulang kampung saat liburan kami berkunjung ke rumah pak Maman. Pak Maman dan ibu Aisyah, istri beliau, akan menyambut kami seperti menyambut kepulangan anak-anaknya sendiri. Suasana akan meriah karena kami berebut bercerita. Saling berbagi pengalaman, bercanda tawa. Dalam pertemuan santai itu kami tetap mendapat nasehat-nasehat serta tambahan ilmu dari pak Maman.

Ada kenangan yang berkesan saat saya di semester empat. Saya galau karena nilai IP kembali kecil sehingga tidak bisa maksimal dalam mengambil SKS di semester berikutnya. Saya berhitung dan cemas. Saya akan butuh waktu lebih lama untuk lulus. Saya berpikir untuk berhenti kuliah dan mendaftar di PGTK. Saat itu PGTK dapat diselesaikan dalam satu tahun, jadi tidak akan ada waktu terbuang untuk berlama-lama kuliah. Bulat tekad, saya pulang.

Saya menyampaikan pada Abah masalah yang saya hadapi dan kemungkinan solusinya. Seperti biasa Abah mendengarkan hingga saya selesai bicara. Tanpa menyela apalagi mencela. Setelah saya selesai Abah hanya bertanya apakah saya sudah membicarakan ini pada pak Maman.

"Belum", jawab saya

"Coba ke pak Maman dulu..", ujar Abah

Sayapun menemui pak Maman.

"Jadi, masalah intinya nilai IP yang kecil?", tanya beliau dengan tenang

"Iya", jawab saya singkat

"Emang Nizmah pintar?", tanya beliau tanpa maksud menghina tetapi seketika menyadarkan saya.

Sejenak saya terdiam lalu mentertawakan diri sendiri. Pertanyaan retoris beliau menyadarkan bahwa bagi saya yang tidak terlalu pintar ini nilai IP yang kecil seharusnya tidak perlu membuat risau karena sesuai dengan kemampuan. Maka gugurlah nilai IP kecil sebagai suatu masalah. Saya akan lulus dalam waktu yang sesuai dengan kemampuan saya.

Abah hanya tersenyum ketika saya ceritakan semua. Itulah salah satu kenangan saya tentang pak Maman. Uniknya banyak dari kami, murid beliau yang merasa menjadi murid yang paling beliau sayangi. Tentunya karena beliau memperlakukan setiap muridnya sesuai karakter masing-masing. Dan semua itu beliau lakukan karena beliau mendidik kami dengan rasa ikhlas.

Setelah Abah tiada, saya tetap menjalin silaturahmi dengan pak Maman. Kini beliaupun telah tiada. Semua ilmu yang diberikannya akan mengalirkan pahala yang tak terputus, Insya Allah. Sebagai guru saya berharap dapat meneladani beliau. Meski sampai saat ini masih tertatih-tatih. Saya ingin menjadi guru yang penuh kasih sayang. Kasih sayang yang tak berbilang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Orang baik selalu mendapat tempat di hati dan dikenang dengan rasa sayang

22 Dec
Balas

Benar Bu.. Terimakasih...Salam sukses.

30 Mar

senangnya punya abah dua ya bund, baik dan perhatian lagi dua duanya sudah saya follow ya bund

11 Dec
Balas

Alhamdulillah.. Iya, bund. Terimakasih banyak berkenan mampir. Saya follback dengan senang hati..!

11 Dec



search

New Post