Jangan bertanya tentang arti persahabatan pada anak usia lima tahun, apalagi meminta definisi. Sekedar menjawab siapa sahabat terbaikmu saja belum tentu mereka fasih. Ketika dua anak usia lima tahun pulang pergi sekolah TK bersama, bermain besama, menikmati tantangan mengasuh adik dengan bahagia dan ceria bersama..saat itulah mereka mulai menabung keping-keping berlian bernama kenangan yang akan diuntai pada tali bernama persahabatan. Seperti yang kita miliki, kini.

Masa remaja yang bahagia terlewati pula. Oh...tak terencana namun ternyata kita saling menjaga. Kita makin nampak seperti sepasang sandal, begitu orang-orang sekitar berkomentar. Serupa walau tak sama. Selalu ada untuk saling melengkapi. Selalu bersisian, saling memacu untuk maju. Bukan, bukan dalam langkah tergopoh atau bahkan lomba lari..tapi dalam langkah,-langkah ringan yang menapak indah, seperti berjalan di taman bunga..menebar senyum..menikmati berbagai warna ..sambil mengkajinya bersama.

Usia dewasa..peta cita-cita yang berbeda menuntun masing-masing kita. Semakin jarang berjumpa walau hanya sebatas lewat surat. Tak ada yang berubah karena hakekat dekat adalah terlintasnya nama dalam doa-doa.

Dan disinilah kita kini, tetap dalam lingkaran kesibukan yang berbeda. Dalam perjumpaan yang sekejap dan langka kita tetap bisa berbagi cerita, berbagi rasa dan menguatkan asa. Dalam perjumpaan yang singkat dan langka bahkan kita bisa berbagi rahasia paling rahasia..tanpa merasa harus berpesan jangan bilang siapa-siapa.

CILEGON, November 2020

Tetap menjadi sahabatku, Neng Nadiah..! Karena baru 42 tahun kita bersama..!