Noer Hamid S Ag Pd SH MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Barista dan Inovasi ( mengenang Jenderal Soedirman ) cak Noer

Barista dan Inovasi ( mengenang Jenderal Soedirman ) cak Noer

para barista dan juru masak yang acapkali berimprovisasi meracik berbagai oalahan makanan dan minuman untuk terjadikan menu dan rasa yang baru. Sederhana sekali jika kita melihat seni sebagai bagian dari hidup kita yang selalu muncul dan mengembangkan diri kita untuk melesakkan minat dan potensi yang ada. Tidak harus berbakat, asalkan kita mau berusaha dan kreatif dalam mengasahnya seni akan menuntun kita pada suatu kemampuan atau ketrampilan yang luar biasa.

Seni ada dalam kehidupan untuk mengembangkan warni-warni keindahan dunia. Seni akan lebih aman dan nyaman jika digunakan dan diamalkan secara benar. Karena dengan zaman globalisasi yang semakin pesat, banyak diantaranya terwujudnya seni-seni yang sesat. Di mana seni politik semakin teracuni KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) serta imperialisme yang bersemi kembali di dunia kerusuhan dan perang. Seolah kita kembali ke abad pertengahan, di mana perebutan wilayah dan kekuasaan masih menjadi problema pahit dalam mendapatkan kedamaian dan kemerdekaan. Apalagi kali ini dengan konteks seni yang semakin modern dalam imajinasi mereka yang rusak. Dalam seni teknologi dan dunia digital pula, kita dihantui dengan peretas-peretas yang lihai memainkan seni bahasa pemrogramannya untuk mengobrak-abrik sistem. Bagaimana pula jika generasi muda kita lebih memilih seks bebas atau obat-obatan sebagai seni mereka melegakan diri dalam setiap permasalahan?

Jika para generasi muda ini terseret arus hitam, maka akan menjadi sangat berbahaya mereka dalam mengekspresikan dalam pijakan dan wadah yang salah. Mereka akan menjadi monster yang tidak terduga menjadi pelaku ekstrem dalam mewujudkan karya seni di dalam arus hitam tersebut. Maka tidak khayal pula kepribadian ganda dapat menjadi lebih berkembang sesat pada era global. Begitu kiranya pesan dan kesan yang saya dapatkan, di mana saya diajarkan oleh alam semesta mendapatkan nilai dan rasa yang lebih luas pada seni dalam kehidupan saya. Seni yang saat ini tercemar keindahannya. Dengan imajinasi yang rusak, seni pun membawa setiap insan manusia pada konsep hidup merusak.

Seharusnya kemajuan zaman ini tidak harus menjadikan kemunduran mental para generasinya. Di mana demokrasi terpental menjadi democrazy untuk apresiasi seni kehidupan yang semakin bobrok. Keprihatinan ini perlu diwaspadai dengan menjaga dan melatih generasi penerus agar tidak tergerus atau bahkan menggerus kita lewat arus hitamnya. Dengan mengawali konteks berpikirnya sejak dini hingga apa yang mereka ketahui dan dapatkan pengetahuannya pada arah yang positif. Bermula dari keluarga, mengenalkan seni kehidupan yang hangat dan harmonis agar perkembangan imajinasi mereka tidak terganggu. Memberikan pendidikan yang teruji agar tidak mudah terintrupsi,baik di rumah maupun di sekolah dan menyelami kemasyarakatan lingkungannya maupun luar lingkungannya. Mengarahkan minat atau bakat pada potensi yang tepat dan selamat, sehingga di kemudian hari tidak tersalurkan secara membabi-buta hingga terseret arus hitam yang mengubah kemampuan dan ketrampilannya dalam kehidupan bermasyarakat pada hal-hal negatif. Karena seni faktor penting dalam setiap insan manusia membangun kehidupannya.

Tanpa seni yang terasah, manusia akan sulit berkembang dalam berbagai bidang kehidupan. Saya pada awal masa kecil saya pun kurang begitu merespon dan memaksimalkan seni pada perjalanan hidup saya. Hingga dengan sangat menyesal, saya mencoba merengkuh dan menumbuhkan kembali seni-seni yang terpencar selama ini. Salah satunya adalah dengan menulis dan menggambar. Selain untuk mereduksi ingatan atau memorial, menulis juga dapat menggabungkan pengetahuan-pengetahuan yang saya dapat dengan seni sebagai pusat inspirasi dan intuisi saya menjadikan suatu tulisan. Dan hasilnya saya mulai lancar menuliskan ide-gagasan saya pada suatu tulisan atau gambar. Dengan seni yang saya kembangkan pada menulis dan menggambar, saya bisa menyimpan dan mewadahi imajinasi dan rasa yang saya alirkan menjadi wujud yang nyata serta sebagai dokumenter kehidupan yang pernah terlintas benak saya. Seni akan indah pada waktunya, ibarat merawat sebuah tanaman di mana benih-benih rasa seni yang baik menghasilkan buah seni yang baik pula. Pada akhirnya seni itu akan menjadi budaya yang mengakar kuat pada manusia sesuai pupuk ajaran yang diterima sebelumnya. Mari kita tumbuhkan seni yang baik bagi generasi penerus kita baik secara jasmani maupun rohani. Maju terus kesenian Indonesia...makin positif, aktif, kreatif, dan inovatif_ cak NOer Hamid abdul Hannan pati

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post