Noer Hamid S Ag Pd SH MM

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Membaca Proyek Jangan Allergi

Membaca Proyek Jangan Allergi

apakah kolom ini dikhususkan hanya untuk guru guru saja sehingga masyarakat umum nggak boleh ikutan menulis ? tolong di atur admin kenapa saudara sholikul hdi enggak boleh menulis , jangan dihakimi dulu apa urusanya wong dia itu berniat curhat dan minta tolong ke Gurusiana di daerah kok dipelak ? tak ting tung hehehe nggak bisa bicara macan ompong menulis apakah lalu nggak boleh berkarya seperti kebanyakan orang ?

maka disini sebeleu saya dihukum tribul trembul tembul dan dihukum banned dan di tenggelamkan saya titip warisan saya sama ank cucu soal pesan moral terkahir di media guru pak saikhu , mas khoeri dan lain lain

Perilaku Agresif

1st. Latar Belakang

Dalam kehidupan sosial di kenal tata aturan yang disebut norma. Norma. Norma dalam kehidupan sosial merupakan nilai-nilai luhur yang menjadi tolak ukur tingkah laku sosial. Jika tingkah laku yang diperlihatkan sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan diterima. Sebaliknya jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai buruk dan ditolak.[1]

Tingkah-laku yang menyalahi norma yang berlaku ini disebut dengan tingkah laku yang menyimpang.[2] Dan norma-norma dimasyarakat bermacam-macam misal; norma agama, norma adat-istiadat, norma perilaku “kesusilaan” dll.

Berangkat dari fenomena tingkah laku anak-anak dan remaja sekarang yang banyak meniru gaya hidup seperti cerita di sinetron-sinetron, bergaya hidup mewah, ke diskotik, kebut-kebutan dijalan raya, berani kepada orang tua dan guru, tindak-tindak agresif (kekerasan) seperti tawuran, minum-minuman keras, sampai pada masalah kriminal kejahatan pencurian, perkosaan, asusila dan narkotika. Hal-hal tersebut sering menghiasi berita-berita di televisi bahkan media massa dan tentunya hal ini menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat khususnya orang tua dan akademisi pendidikan.[3]

Jika hal tersebut dibiarkan tentunya akan sulit dijumpai lagi rasa sopan-santun, gagah berani, kreatif, toleransi, bakti pada orang tua dan guru, rasa menyayangi pada jiwa-jiwa remaja sekarang dan dengan kata lain akan terjadi dekadensi perilaku.

Penyimpangan perilaku terhadap nilai dan norma-norma masyarakat baik adat istiadat, hukum sampai agama oleh para siswa sekolah baik anak-anak atau remaja memang sudah mulai meresahkan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyimpangan tersebut baik dari aspek internal maupun eksternal. Namun dari faktor-faktor tersebut yang paling berbahaya adalah faktor eksternal atau karena akibat pengaruh dari luar. Jika melihat arus gaya hidup sekarang seperti kehidupan malam “Dugem” seperti diskotik, bar, pub, karaoke, bilyard begitu menjamurnya sudah tidak milik budaya kota besar lagi namun sudah mulai merambah ke kota-kota kecil. Dan seperti diketahui bersama tempat-tempat tersebut merupakan tempat rawan terjadinya perilaku menyimpang dari norma dan nilai sosial berganti dengan paham hedonis egosentris.[4]

Dan hal tersebut ditambah dengan penayangan acara-acara televisi, maupun berita di koran sampai sampai majalah demikian sering/banyak menyajikan berita-berita kriminal, kekerasan dan pornografi. Dan tentunya hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada perilaku siswa. Jika tidak ada pengarahan atau bimbingan dapat menyebabkan kecendrungan peniruan (imitasi) pada prilaku anak karena ada anggapan hal demikian adalah pola hidup masyarakat modern yang serba maju sehingga jika tidak meniru maka ada anggapan bahwa mereka itu kolot bahkan dianggap masyarakat kuno.[5]

Dan bahayanya jika siswa tidak mendapat informasi bahwa tingkah laku tersebut menyimpang dan tidak ada yang mengarahkan maka akan ada anggapan bahwa perilaku tersebut adalah perilaku yang wajar di zaman modern sekarang ini. Oleh karena itu harus di adakan upaya penyadaran sehingga perilaku itu tidak akan ditiru atau bahkan sekedar ingin mencoba-coba. Oleh karena itulah pendidikan yang bersifat informasi harus disampaikan kepada anak sebagai pelajaran untuk untuk dihindari dan ditinggalkan.

Perlu disadari informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab bisa berindikasi pada penyalahgunaan seperi kasus penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan alkohol dan alat-alat kontrasepsi.[6] Oleh karena perlu diupayakan sebuah pendidikan masyarakat yang benar dari berbagai pihak dari pemerintah, orang, tua, sekolah maupun masyarakat secara luas dan dari berbagai kalangan mulai dari penyuluhan, bimbingan sampai pendampingan.

Dengan demikian disadari bahwa moral memang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan baik maupun buruk terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku ini berdasarkan diri pada aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah lakunya sesuai dengan norma yang terdapat dalam masyarakat, baik itu norma agama hukum dan lainnya. Jadi perilaku merupakan keselarasan segala perbuatan manusia dengan alam kodrat manusia dan alam kodrat insaninya. Kemudian dalam moral itu sendiri untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat kebiasaan, agama dan yang lainnya yang berlaku di masyarakat.

Dari latar belakang pemikiran di atas akhirnya penulis tertarik mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Studi Tentang Kemampuan Memahami Perilaku Penyimpang Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Siswa Kelas II MA Negeri 1 Jepara Tahun Pelajaran 2004-2005”

2nd. Penegasan Istilah

Untuk memberikan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul skripsi ini maka diperlukan penegasan istilah. Adapun istilah yang dimaksud antara lain:

1. Perilaku menyimpang

Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang meyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat[7]

Dalam penelitian ini didefinsikan perilaku menyimpang yang diteliti ialah:

One.

3rd. Permasalahan

Yang menjadi permasalaan dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan memahami perilaku menyimpang dari agama Islam siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

2. Bagaimana perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

3. Adakah korelasi (hubungan) antara kemampuan memahami perilaku menyimpang dari agama Islam terhadap perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

4th. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan memahami perilaku menyimpang siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

3. Untuk mengetahui adakah korelasi (hubungan) antara kemampuan memahami perilaku menyimpang terhadap perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara?

5th. Hipotesis

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.[8] Atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[9]

Selanjutnya berangkat dari permasalahan tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut

Hipotesis Nihil “tidak ada hubungan antara kemampuan memahami perilaku menyimpang terhadap perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara”

Hipotesis alternatif “Ada hubungan antara kemampuan memahami perilaku menyimpang dari agama Islam terhadap perilaku siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara” dengan kata lain semakin baik kemampuan siswa memahami perilaku menyimpang maka semakin baik perilaku siswa.

6th. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif uji korelasi.

Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah data-data yang sebenarnya terjadi dilapangan.

Penelitian uji kerelasional adalah suatu penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel lain.[10] Dalam hal ini mencari data tidaknya hubungan antara varabel dan apabila ada beberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.[11] Sedangkan bersifat kuantitatif berarti menekankan analisis pada data numerikal (angka) yang diperoleh dengan metode statistik.[12]

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.[13] Sedangkan menurut Sutrisno Hadi Populasi merupakan keseluruhan individu yang digeneralisasikan dan sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi yang mewakilinya.[14]

Berkaitan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan pedoman yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar (lebih dari 100 orang) dapat menggunakan sampel. Menurutnya sampel diambil antara 10 % - 15 % hingga 20 % - 25 % atau bahkan boleh lebih dari 25 % dari jumlah populasi yang ada.

Adapun populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas II MA Negeri 1 Jepara. Dari jumlah siswa tersebut diambil sampel sebanyak 25 % dengan menggunakan teknik random sampling (yaitu pengambilan sampel dengan acak melalui cara mengundi nama-nama populasi selanjutnya nama yang keluar itu yang dijadikan sampel)

3. Variabel dan Indikator

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan dua buah variabel yang perlu dikaji, yaitu :

One. Variabel independen (bebas) sebagai variabel X

Variabel independen : kemampuan memahami (bentuk dan dampak negatif) perilaku menyimpang agama dengan indikator:

1) Memahami bentuk dan dampak negatif perilaku menyimpang meminum minuman keras

2) Memahami bentuk dan dampak negatif perilaku menyimpang konsumsi ganja dan pil

3) Memahami dampak negatif perilaku menyimpang merokok

4) Memahami bentuk dan dampak negatif perilaku menyimpang durhaka pada orang tua

Two. Variabel dependen (terikat) sebagai variabel Y

Variabel dependen : perilaku siswa dengan indikator :

1) Perilaku tidak menyimpang dari norma agama Islam dengan indikator:

One) Tidak meninum-minuman keras

2) Tidak durhaka pada orang tua dengan subindikator:

One) Berdusta kepada orang tua

Two) Memaki pada orang tua

3) Tidak menyimpang dari tata tertib madrasah, dengan sub indikator:

One) Tidak berseragam madrasah

Two) Tidak mengikuti upacara bendera

Three) Tidak mengikuti pelajaran di kelas

4. Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknis yang lazim dipakai dalam berbagai penelitian ilmiah, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

One. Penelitian pustaka.

Yaitu usaha untuk memperoleh data dengan mengadakan “research kepustakaan”.[15] Artinya meneliti buku-buku yang ada relevansinya dengan permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi.

Metode ini digunakan untuk

[1] Jalaluddin, Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 251

[2] Ibid.

[3] Hasan Basri, Remaja Berkualitas (Problema Remaja Dan Solusinya), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hlm. 57.

[4] Ibid., hlm. 29

[5] Zakiah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Bulan Bintang, jakarta, 1971, Hlm. 50

[6] Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm. 197

[7] Saparinah Sadli, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Bulan Bintang, Jakarta, 1976, hlm. 16

[8] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, 1991, hlm. 75

[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 62

[10]Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 8.

[11]Suharsimi Arikunto, Op. Cit, 1996, hal. 238.

[12]Saifudin Azwar, Op. Cit, hal. 5.

[13]Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 152.

[14]Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1994, hlm. 70

[15]. Sutrisno Hadi, Op. Cit, hal. 11

sebagian langkah langkah admin itu termasuk perilaku agresif dan menolak kebebasan berpendapat dan berkumpul ?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post