𝗦𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁 𝗥𝗮𝘀𝗮 𝗦𝗮𝘂𝗱𝗮𝗿𝗮

Kemaren, sesaat setelah salat zuhur, Tek Nun 𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘪-𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘪 cantik di depan tivi. Menonton drama kehidupan yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi.

Tiba-tiba Tek Nun sudah berada di pinggir sungai yang berada di belakang rumah di kampung.

Arusnya lumayan deras sehingga Tek Nun harus memasang kuda-kuda sekuat mungkin untuk menyeberangi sungai tersebut. Sedikit saja goyah sudah dipastikan badan yang bohai ini akan terjatuh dan hanyut.

Dengan sangat berhati-hati, akhirnya Tek Nun berhasil sampai di seberang dengan selamat. Sambil mengucapkan alhamdulillah, lalu berjalan menuju rumah.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba Tek Nun mendengar nada dering ponsel yang tidak asing lagi. Sejenak tertegun, ternyata memang nada dering ponsel kepunyaan sendiri.

Tek Nun terbangun. Ponsel yang tergelak tak jauh dari posisi 𝘭𝘢𝘭𝘰𝘬 tampak meraung-raung minta diambil. Sambil mengumpulkan kesadaran, Tek Nun raih ponsel dan panggilan seketika terhenti. Sebuah nomor tak dikenal baru saja melakukan panggilan.

Kebiasaan Tek Nun, jika ada nomor yang tak dikenal sengaja diabaikan. Apalagi memanggill melalui video call karena sudah pernah mengalami pengalaman buruk.

Mengingat kesadaran belum seutuhnya menguasai diri, Tek Nun kembali merebahkan diri. Dilirik jam yang berbentuk panci di salah satu dinding rumah sudah menunjukkan pukul 15.05 wib. Masih beberapa menit lagi untuk salat asar.

Tak lama kemudian, masuk pesan melalui Whatsapp.

"Bunda Nor."

"Ini ummi Ely Farida."

"Kangen."

"Umi dapat kontak Bunda dari telegram.

"Bunda, Umi sudah tukar nomor, maka kita hilang kontak."

"Alhamdulillah kini Ummi sudah sehat walafiat."

"Semoga Bunda demikian juga halnya.

Sehat dan tetep sukses."

Masyaallah!

Allahu akbar!

😢

Tek Nun kaget dan tak percaya. Seseorang yang sudah lama dicari. Sempat posting foto beliau di beranda Facebook pada bulan Oktober lalu untuk mencari keberadaan beliau yang lama menghilang. Namun, belum menemukan jalan terang.

Sahabat rasa saudara. Sahabat yang hanya bertemu satu kali saat acara TNGP yang diwadahi Mediaguru. Sahabat yang Tek Nun anggap sebagai seorang ibu.

Ummi Elyfarida. Begitulah Tek Nun memanggil beliau. Berprofesi sebagai seorang guru Paud dan TK yang usianya tidak bisa dikatakan muda lagi. Tetapi semangat beliau dalam menulis patut diacungi jempol.

Beliau sudah menerbitkan beberapa buku solo cerita anak. Sempat sebuku dalam buku antologi yang berjudul 'Balada Panci Gosong'.

Beliau pun tak segan dan malu bertanya jika ada hal yang tidak dipahami dalam hal menulis. Semangat beliau dalam berkarya patut untuk ditiru.

Mata ini terus basah selama berbalas chatt denga beliau. Tersambungnya komunikasi kami merupakan sebuah keajaiban. Mengingat semua usaha telah dilakukan untuk menemukan beliau.

Alhasil, tak satu pun informasi pasti tentang keberdaan beliau. Baik melalui, wa, instagram, telegram, atau pun di google telah dilakukan untuk mencari informasi tentang Ummi Elyfarida.

Alhamdulillah, Allah gerakkan beliau untuk menemukan kontak Tek Nun di telegram. Komunikasi kita kembali tersambung.

Persahabatan yang dimulai karena Allah akan berada dalam penjagaanNya.

Sehat selalu Ummi Elyfarida. Tetaplah semangat. I Love You 😘

Bukittinggi, 17.Januari 2023