Noerhayati

Guru MAN 1 Model Bukittinggi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembunuh Tak Berwajah

Pembunuh Tak Berwajah

#tantanganharike_79 #tantanganmenulismediaguru

Kita boleh saja kalah, asal bukan karena menyerah! Sebuah barang bukti ditemukan tak jauh dari korban. Orang-orang menyimpulkan ini adalah pembunuhan berencana. Karena posisi korban seperti sengaja dibaringkan. Bukan posisi jatuh seperti yang dibenarkan. Sesosok manusia tampak berjalan bergegas meninggalkan tempat perkara. Tanpa sedikit pun berniat untuk menoleh ke belakang. Semakin diperhatikan wajahnya semakin samar di balik rumpun padi yang mulai menguning. "Mungkinkah dia pelakunya?" Ucapku dalam hati. Tak ada tanda-tanda ia akan menoleh, apalagi untuk kembali. Sementara orang-orang sudah kian ramai berdatangan. Namun, tak ada satu pun yang berani menyentuh korban. Hanya keluarga korban yang terus menangis histeris menyaksikan korban tergeletak tak berdaya. Tak banyak yang bisa diperbuat, kecuali menyesali sesuatu yang telah terjadi. Sebilah golok tergeletak tak jauh dari korban. Dengan posisi mata golok tertancap di pematang sawah. Seperti sengaja ditancapkan dengan emosi. Terbukti, lebih dari separoh mata golok terbenam dan tertancap ke dalam tanah. Suara tangisan anak cucu kian menggema dan menyayat hati. Sebagian lagi meluapkan emosi dengan kata-kata umpatan. Tak hayal terlontar kata-kata ''nyawa dibalas dengan nyawa.' Dan ada suara-suara dendam diantara tangis dan emosi. Hingga membuat suasana di tempat perkara menjadi sedikit mencekam. Melihat suasana demikian, menemukan pelakunya memang tak semudah membalik telapak tangan. Bak menghela rambut di tepung. Rambut tak putus, tepung pun tak berserak. Walau secara kasat mata, ini semacam pekerjaan yang perencanaannya sangat matang. Namun, sangat diperlukan kehati-hatian. Agar dalam hal ini tak ada lagi yang dikorbankan. Hingga kebenaran terkuak seperti yang diinginkan. "Ada keterlibatan orang dalam ya?" Tanya seseorang dengan setengah berbisik "Ssttttt...biarkan kebenaran membuktikan." Jawab salah seorang pelayat. Semakin diperhatikan, semakin tampak keganjilan dalam kasus ini. Korban yang seharusnya diautopsi, tidak jadi dilakukan. Karena ada salah seorang yang kekeuh untuk mengamankan situasi. Maka, semakin memperjelas hal yang awalnya samar-samar. Dalam hal ini, keutuhan keluarga sangat diharapkan. Keterbukaan diantara mereka sangat dituntut. Akhirnya, sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu akan jatuh jua. Sepandaj-pandai menyimpan bangkai, pasti tercium juga. #virusbahagia #menulisitusedekah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post