Nofa Defita,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING SUPERVISI AKADEMIK
TIRTA IS Water

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3 COACHING SUPERVISI AKADEMIK

Adapun tujuan pengembangan kompetensi diri adalah guru harus menjadi otonom yaitu, guru harus mampu mengarahkan, mengatur, mengawasi dan memodifikasi diri secara mandiri, agar hal ini bisa terwujud maka guru memerlukan paradigma berpikir dan berprinsip ‘coaching’ bagi orang-orang sekitar (teman sejawat/siswa) yang akan dikembangkan..

Adapun paradigma berpikir ‘coaching’ tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fokus pada ‘coachee’ atau fokus pada rekan /siswa yang akan dikembangkan.

Pada saat akan mengembangkan komptensi rekan sejawat/ siswa, kita harus memusatkan perhatian kita pada rekan yang kita kembangkan, bukan pada ‘situasi’ yang yang dibawa, fokus pada topik sebagai audience.

2. Bersikap Terbuka dan rasa ingin tahu

Disini kita perlu berpikiran terbuka terhadap pemikiran-pemikiran ‘coachee’ agar Ia leluasa bercerita. Oleh karena itu sebagai ‘coach’ kita harus berusaha bersikap tidak menghakimi, melabel, mengasumsi atau menganalisa pemikiran ‘coachee’, kita harus menunjukkan ‘curiosity’ yang besar terhadap apa yang mampu ‘coachee’lakukan dengan pemikirannya.

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat

Paradigma ini membantu kita untuk bisa menangkap adanya perubahan yang terjadi selama pembicaraan dengan ‘coachee’.

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Kita harus mampu melihat peluang perkembangan yang ada dan bisa membawa ‘coachee’ melihat masa depan.

International Coaching Federation (ICF) mendefinisikan ‘coaching’ sebagai kemitraan dengan klien dalam suatu proses kreatif dan menggugahkan pikiran untk menginfirasi klien agar dapat memaksimalkan potensi probadi dan profesional ‘coachee’.

Prinsip ‘coaching’ yang akan dikembangkan adalah sebgai berikut :

1. Kemitraan ;dalam ‘coaching’ posisi ‘coach’ terhadap ‘coachee’ adalah mitra. Kemitraan ini diwujudkan dengan cara membangun ‘kesetaraan’ dengan coachee.

2. Proses kreatif; coaching adalah proses mengantarkan sesorang dari situsi dia saat ini ke situasi ideal yang diinginkan di masa depan. Proses kratif ini dilakukan dlaam percakapan yang dua arah, memicu proses berpikir coachee dan memetakan dan menggali situasi coachee unruk mengahasilkan ide-ide baru.

3. Memaksimalkan potensi ; untuk keberhasilan pada bgian ini maka dalam memberdayakanrekan sejawat percakapn perlu diakhiri dengan suatu rencan tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee.

Dalam proses coaching ada tahapan yang perlu dilakukan, hal ini bisa kita lakukan ddegan Kompetensi Inti Coaching dan alur TIRTA .

Berikut ini adalah kompetensi inti coaching: :

1. Kehadiran Penuh/Presence

Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan percakapan coaching. Kehadiran penuh ini adalah bagian dari kesadaran diri yang akan membantu munculnya paradigma berpikir dan kompetensi lain saat kita melakukan percakapan coaching.

2. Mendengarkan Aktif

Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara . Kemampuan mendengarkan aktif atau menyimak perlu dilatih untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh coachee dan memahami keseluruhan makna yang bahkan tidak terucapkan.

Ada tiga hal yang biasanya menghambat kita mendengarkan aktif, yaitu:

1. Asumsi, sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi yang belum tentu benar.

2. Melabel/Judgment, memberi label/penilaian pada seseorang dalam situasi tertentu. Memberi label/penilaian bisa terjadi sebelum dan pada saat coaching dilakukan.

3. Asosiasi: mengaitkan dengan pengalaman pribadi.

3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot

Dalam melakukan percakapan coaching ketrampilan kunci lainnya adalah mengajukan pertanyaan dengan tujuan tertentu atau pertanyaan berbobot. Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi. RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.

Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.

Dimana dalam alur percakapn TIRTA ada tahapan yang harus dilalui yaitu :

1. Tujuan Umum

2. Identifikasi problem

3. Rencana Aksi

4. Tanggung jawab

Tujuan percakapan membantu coachee merefleksikan pengalamannya dan mengambil makna serta pembelajaran untuk menjadi lebih baik di kesempatan lain. Saat melakukan percakapan untuk refleksi upayakan untuk memberi banyak ruang hening untuk coachee. Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas. Jaga presence untuk membantu menjaga “ruang” percakapan yang aman dan nyaman bagi coachee.

T (Tujuan)

a. Bangun suasana tenang saat melakukan refleksi

b. Menyepakati tujuan refleksi dari kegiatan yang dialami coachee

c. Menyepakati hasil percakapan

I & R (Identifikasi & Rencana Aksi)

a. Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari event/kegiatan/situasi yang direfleksikan

b. Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan tersebut

c. Tanyakan apa yang sekarang jadi diketahui/dipahami/disadari oleh

coachee

d. Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan kedepannya

TA (Tanggung Jawab)

Tanyakan apa yang didapatkan dari percakapan?

Demikianlah yang dapat saya simpulkan dari pembelajaran modul 2.3 yang mana koneksi antar materi ini sangat bersinergi dan berkesinambungan. Sehingga kita harus bisa menghubungkan antara materi satu dengan materi yang lain. Semoga dengan kesimpulan saya ini saya lebih paham, bisa saya aplikasikan dalam kontekstual kinerja saya dan tulisan bisa bermanfaat bagi orang lain,

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post