Nofriyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Berkah sebuah perjuangan

BERKAH SEBUAH PERJUANGAN

By. Nofriyanti

Setiap kita punya cita-cita di waktu kecil begitu juga dengan Aku, walaupun tidak terwujud di masa depan seperti saat sekarang ini. Pada awalnya menjadi guru bukanlah cita-citaku dari kecil karena sejak kecil mempunyai sifat pemalu dan kurang percaya diri, mustahil rasanya akan menjadi seorang guru di hadapan para murid-muridnya. Semua itu tidak terlepas dari doa, dorongan dan semangat dari kedua orang tua yang menghantarku menjadi seorang guru di sebuah Sekolah Dasar di kampungku, di lereng gunung Merapi .

Memutuskan untuk menjadi seorang guru bukan suatu pilihan yang mudah bagiku. Karena modal Keberanian dan percayadiri masih sangat kurang kumiliki . Setamat MAN, aku menerima saran ayah untuk memasuki sebuah perguruan tinggi yang notabenenya adalah akan melahirkan seorang guru. Ini merupakan sebuah tantangan bagiku.

Aku menjadi salah satu mahasiwa di sebuah perguruan Tinggi swasta yaitu Sekolah Tinggi ilmu Agama Islam ( STAI ) dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah. Aku jalani pekuliahan dan menikmati setiap matakuliah yang kuikuti .

Momen yang sangat kutakuti adalah saat mengikuti praktik mengajar. Pada awalnya aku sangat tidak percaya diri tapi berkat dukungan dari teman dan orang tua kucoba memberanikan diri.

Saat mengikuti praktik mengajar di sebuah sekolah tingkat SLTP, waktu itu mengajar di kelas dua. Sebelumnya aku telah menyiapkan segala sesuatu untuk mengajar seperti alat peraga, RPP, alat penilaian, dan juga mempersiapkan mental untuk berdiri di hadapan para siswa .

Saat melangkah kaki menuju ruang kelas dengan perasaan berdebar karena ini adalah pengalaman pertama bagiku untuk mengajar berdiri di hadapan para siswa.

“ Assalamu’alaikum anak-anak ibuk semua “ sapaku.

“ Wa’alaikumusalam, buk “ . dengan penuh semangat mereka menjawab.

Semua mata memandang ke arahku, aku merasa sangat kikuk, namun kucoba mengendalikan diri. Disaat perkenalan diri aku beusaha untuk bisa lebih rileks, dan mengeluarkan suara yang bisa didengar oleh seluruh murid di kelas. Karena suaraku sangat kecil. Setelah perkenalan diri kulanjutkan dengan perkenalan pelajaran yang akan disampaikan, penyampaian materi, evaluasi pembelajaran dan diakhiri dengan salam penutup. Semua proses pembelajaran hari itu sukses sesuai dengan harapan.

Alhamdulillah walau belum sempurna tapi aku sudah bisa sedikit memupuk rasa percaya diri. Memang benar segala sesuatu kalau belum kita coba akan terasa sangat berat, tetapi setelah kita coba terasa sesuatu yang kita anggap sulit akan mudah dengan belajar .

Dari pengalaman pertama mengajar, memotivasiku untuk semakin mendalami profesi sebagai seorang guru. Apalagi ada peluang bagiku untuk mengajar di sebuah sekolah swasta yang ada di kampungku, walau masih berstatus mahasiswa. Pada saat itu tenaga pendidik di sekolah ini masih kurang apalagi di mata pelajaran umum. Aku diminta untuk mengajar bidang studi Matematika . Semula aku menolak karena merasa tidak sanggup untuk bidang studi ini, karena tidak sesuai dengan jurusan yang aku ampu saat itu. Namun kucoba mengulang kembali pelajaran semasa sekolah dulu dan kebetulan waktu MAN dulu aku jurusan Biologi .

Akhirnya aku terima tawaran untuk mengajar Matematika untuk kelas satu dan dua. Memang aku harus banyak belajar lagi dalam menguasai materi.

Hari kehari aku semakin menikmati profesi sebagai seorang guru, walau seorang guru honorer di sebuah sekolah swasta. Sampai menamatkan S1 dan bergelar sarjana Agama ( S.Ag ). Aku tetap mengabdi sebagai guru di sekolah tersebut.

Pada tahun kedua setelah ku peroleh ijazah S1, aku menikah dan suamiku juga mengabdi di sekolah yang sama sebagai guru honorer juga. Kami juga telah mengikuti berbagai tes untuk menjadi guru PNS di berbagai instansi baik itu di Kemenag maupun yang di Diknas, namun mungkin belum rezeki untuk menjadi guru PNS .

Akhirnya ada program Guru Bantu dari pemerintah, awalnya suamiku tidak berminat mengikutinya, tapi ayahku menyarankan untuk ikuti saja dulu bagaimana nantinya itu urusan belakang. Bagi guru bantu yang lulus penempatan di daerah terpelosok.

Dengan semangat aku mengikuti pendaftaran walaupun saat itu sudah memiliki seorang anak yang masih berusia 10 bulan. Pendaftar sangat banyak dan antusias sekali untuk bisa lulus di program ini. Penuh perjuangan, semoga ada hasilnya. Karena hari itu adalah hari terakhir mendaftar. Panitia memberikan waktu sampai malam untuk menyiapkan semua berkas yang harus dipenuhi.

Setelah mengikuti tes dan menunggu hasilnya, ayahku meninggal dunia . dan pada saat itu salah seorang temanku membawa kabar bahwa aku lulus tes Guru Bantu. Alhamdulillah antara duka ada suka juga disana, terima kasih ya Allah ku ucapkan syukur sambil bersujud. Terimakasih juga kepada ayahku yang telah mengarahkan dan membimbingku hingga aku bisa menjadi seorang guru.

Sesuai dengan formasi yang aku pilih sebagai seorang guru PAI di Sekolah Dasar, tapi penempatan kucukup jauh dari rumah. Karena formasi sekolah pilihanku sudah diisi orang lain yang beliau sebelumnya telah mengabdi disekolah tersebut.

Perjalananku dimulai dengan melihat lokasi sekolah, nama daerahnya Singgalang. suatu daerah yang belum pernah aku jajaki sebelumnya. Jarak yang cukup jauh dari tempat tinggalku. Disini aku bertemu dengan kepala sekolah dan majelis guru dan aku diposisikan sebagai guru Kelas bukan guru PAI, karena posisi tersebut sudah ada gurunya.

Hari itu hari Senin yang merupakan hari pertama bagiku untuk mengikuti pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Berangkat pagi setelah shalat subuh dengan penuh keyakinan menggunakan kendaraan ojek dari rumah, dan naik bus mini kearah Padang Panjang dan naik lagi kendaraan menuju ke sekolah. Perjalanan terasa sangat panjang, karena harus berganti alat transportasi tiga kali baru sampai disekolah sekitar jam 7 pagi. Aku adalah warga sekolah yang pertama menginjakkan kaki di sekolah pagi itu, baru diiringi oleh beberapa siswa yang memandang ku sambil bersalaman mereka berucap,

“ Asslamualaikum, buk “ sapa salah satu murid.

“ Walaikumussalam anak ibuk yang manis, “ jawabku.

“ Ibuk, guru baru ya ? “ Tanya nya lagi.

“ Iya, siapa namamu “.

“ Annisa buk, “ jawabnya sambil pamit duluan karena ia mau piket.

Satu persatu guru dan murid pun berdatangan, setelah bertemu ramah dengan rekan guru yang lain, kepala sekolah membunyikan lonceng tanda masuk. Siswa berlarian berbaris di luar kelas dan akan melaksanakan upacara bendera, dan ibuk kepala sekolah menghampiriku.

“ Buk Nofri jadi pembina hari ini ya “. Bisiknya.

Aduh, mau nolak malu rasanya. Karena ini pertamakalinya aku jadi pembina upacara .

Aku mengangguk pelan, “ siap buk “. Jawab ku.

Upacara berjalan dengan hikmat anak-anak berbaris menurut kelasnya, seorang anak berdiri didepan sebagai pemimpin upacara, dan setiap barisan ada pemimpin barisan. Sebagai guru baru dan juga sebagai pembina upacara ada rasa gugup karena ini pengalaman pertama bagiku. Saat pembawa acara membacakan susunan acara amanat dari pembina upacara, disinilah kesempatan bagiku memperkenalkan diri di hadapan semua siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam.

Setelah upacara bendera semua siswa memasuki kelasnya masing masing, aku ditempatkan di kelas lima, setelah berkenalan dengan para siswa yang jumlahnya hanya 14 orang. Dilanjutkan dengan memberikan materi pelajaran, sambil pendekatan dengan para siswa. Hari ini adalah awal yang baik untuk ku menjadi seorang guru di Sekolah Dasar. Walau dalam menghadapi siswa di tingkat SD dengan siswa Tingkat SLTP terasa berbeda.

Tidak terasa telah tiga minggu berlalu, mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah ini, berangkat pagi dan sampai dirumah sekitar jam tiga sore. Hingga suatu hari salah seorang teman yang sama guru bantu, memberikan kabar bahwa bisa mengajukan pindah ke sekolah yang jaraknya lebih dekat dari tempat tinggal.

Suamiku sebelumnya sudah menyatakan untuk berhenti saja dari guru bantu karena, kasihan anak kami yang masih menyapih harus ditinggal seharian setiap hari. Ini merupakan kabar yang menggembirakan bagi ku .

untuk mengurus pindah, bukanlah hal yang mudah karena baru tiga minggu masuk disekolah ini. Kepala sekolah merasa sangat keberatan melepas, karena memang di sekolah itu kekurangan guru juga, tapi pihak Dinas Pendidikan menyatakan alasan karena sebelumnya kami sudah membuat surat perjanjian dengan Bapak Bupati untuk mengajukan pindah bagi guru yang berada jauh dari tempat tinggal.

Akhirnya aku ditempatkan di SDN 01 Simabur, walau waktu itu semua posisi telah terisi karena ini adalah sekolah Centre, dan guru cukup, tapi kepala sekolah meminta seorang guru untuk ditempatkan di perpustakaan. Aku terima dengan senang hati, paling tidak aku sudah dekat dari rumah .

Akhirnya pemerintah memprogramkan guru bantu untuk diangkat menjadi guru PNS, melalui tes pertama aku lulus pada tahun 2006, menjadi guru PNS. Dan aku mulai diberi jam untuk mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diampu walau berbagi jam dengan guru yang sama bidangnya denganku .

Waktu berjalan sampai akhirnya aku penuh mengajar seluruh kelas, karena guru senior memasuki masa pensiun. Aku bangga menjadi guru, setiap hari bergaul dengan siswa dan siswi Sekolah Dasar, yang setiap mereka beragam pula pola tingkah lakunya. Bagi kami, mereka membuat kami pusing mereka juga yang jadi obatnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post