[email protected]

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Larik-larik Abstrak

Pada termangu, aku yang memeluk sepi, tergugu: kenapa?

Bolehkah aku bercerita? Tentang larik tak kasat mata yang kau acuhkan?

Larik yang kutulis hati-hati, pada bait yang kugenggam. Erat.

Larik itu, ku tulis satu-satu. Perlahan.

Pada tiapnya, kusesap cangkir kopi yang kau hidangkan di depanku, 30 senti di hadapanku. Selalu.

Pada tiapnya, ku hisap rokok yang kau paksa aku tak menyalakan.

Pada tiapnya, mataku berair menulis larik yang tak kunjung berdamai

*

Pintamu. Bilangmu. Begitu.

Lalu, kau tak ingin begitu.

*

Bolehkah aku bercerita?

Bahwa aku lelah, memahami. Memaknai kau.

Keabstrakkanmu tak terjamah, bahkan aromamu tak mampu ku hirup lagi

*

Pintamu. Bilangmu. Begini.

Lalu, kau tak ingin begini.

*

Dan aku,

.........

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi

27 Mar
Balas



search

New Post