[email protected]

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Remaja Cerdas Tanpa Pergaulan Bebas

Sekarang ini kita banyak menyaksikan para remaja yang terlibat tawuran, minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, bolos sekolah, bahkan menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan, dan sebagainya. Berita-berita semacam itu sering terdengar di telinga dan dipublikasikan diberbagai media. Baik media cetak maupun media elektronik.

Kata remaja berasal dari kata latin, adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini memiliki arti lebih luas lagi, yaitu mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja tidak memiliki tempat yang jelas, sebab mereka dalam proses transisi dari masa anak-anak menuju kedewasaan. Masa ini adalah saat-saat mereka berupaya untuk menemukan jati diri.

Pada masa remaja banyak hal yang terjadi pada mereka. Baik dari segi perumbuhan ataupun perkembangan. Dari segi pertumbuhan, misalnya bertambahnya tinggi badan dan berat badan. Sementara dari segi perkembangan, terjadinya perubahan dari sisi psikologis. Misalnya, mereka semakin matang dalam menghadapi masalah, dan sebagainya. Usia remaja pun adalah usia saat rasa bertanggunng jawab benar-benar harus dipupuk. Di samping itu ada berbagai tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui remaja agar masa remaja mereka berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang positif dikemudian hari.

Pada umumnya, usia remaja adalah usia labil, sehingga berbagai pengaruh mudah masuk ke dalam pemikiran para remaja. Mereka berusaha mencari jati diri mereka, siapa mereka sebenarnya, bagaimana lingkungan meresponnya, dan sebagainya. Dalam usaha-usaha tersebut tentu saja remaja tidak selalu mendapatkan pengajaran yang baik. Jarang sekali orang tua mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan usia remaja, seperti misalnya, masalah seks. Orang tua umumnya tidak mau memberikan pembelajaran seks. Sehingga para remaja berusah mencari sendiri keterangan tentang seks melalui berbagai media, baik media cetak mau pun elektronik. Akan tetapi, remaja sulit menyaring pengetahuan tersebut. Mereka cepat berfantasi dan menerima saja hiburan sementara itu, sehingga diri mereka lah yang dirugikan.

Yang paling penting diupayakan pada diri remaja adalah penanaman nilai agama dan nilai moral, serta nilai-nilai positif lainnya. Antara nilai agama pun harus seimbang dengan pengetahuan. Penanaman nilai agama dan moral pertama kali dilakukan di lingkungan keluarga. Sebab keluarga adalah lingkungan pertama seorang anak mengenal dunianya, mengenal kehidupan. Dalam keluarga pertama kali anak melakukan proses peniruan dan pembelajaran. Anak diajarkan tentang agama, baik buruk sesuatu, dan sebagainya agar memiliki kepribadian yang kuat dan tahan terhadap hal-hal negatif.

Masa remaja adalah masa yang mudah terpengaruh dan selalu ingin mencoba hal baru, tanpa mau berpikir panjang terhadap berbagai resiko yang akan dihadapinya (secara psikologis). Misalnya saja, remaja yang ingin mencoba tentang seks, maka ia terlibat pergaulan bebas sehingga mengakibatkan hamil di luar nikah, kemudian melakukan aborsi. Namun setelah itu mereka akan merasa bersalah pada diri sendiri, malu, rendah diri, menganggap dirinya tidak berharga, bahkan depresi yang dapat berujung pada kematian. Jika mereka telah depresi, maka hidupnya akan suram, tanpa masa depan, sering termenung dan sebagainya.

Namun itu tergantung pada remaja itu sendiri dalam menyikapi berbagai pengaruh tersebut dan dukungan dari lingkungan serta orang-orang terdekat, seperti keluarga, sekolah dan sebagainya. Seorang remaja yang cerdas tidak perlu menjadikan pergaulan bebas sebagai alternatif untuk mencari jati diri. Sebab, remaja yang cerdas adalah remaja yang mengetahui konsep dirinya baik secara positif mau pun negatif, mengisi berbagai kegiatan atau waktu luang, misalnya dengan berorganisasi, dapat menjaga diri dari berbagai pengaruh negatif dengan cara mendekatkan diri pada pencipta-Nya, dan yang terpenting adalah kontrol diri.

Mulai dari sekarang sebagi remaja generasi masa depan hendaknya terus kembangkan potensi diri. Saring segala macam pengaruh-pengaruh dari luar, ambil sisi positifnya, dan buang sisi negatifnya, sehingga segala hal yang ada di sekitar menjadi lebih bermanfaat dalam upaya penemuan jati diri. Jangan mudah terperdaya oleh lingkungan buruk yang akan mendatangkan penyesalan dikemudian hari. (Nola Pritanova)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post