Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menggugah Kesadaran Berpikir atas Penemuan Besar “Stem Sel” Dalam Dunia Medis

Menggugah Kesadaran Berpikir atas Penemuan Besar “Stem Sel” Dalam Dunia Medis

Banyak kita jumpai beberapa orang yang mengalami sakit keras, dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama berat. Pilihan pertama, sakitnya akan sembuh namun akan kehilangan salah satu bagian tubuhnya atau bagian tubuhnya tetap utuh tapi kehilangan nyawa. Pilihan mengorbankan salah satu bagian tubuh pasti akan diambil meski hal itu dirasa sangat berat demi tetap memiliki keberlangsungan hidup, sebagai contoh proses amputasi di bagian kaki pada penderita kencing manis. Seiring dengan hilangnya bagian tubuh membuat orang tersebut kehilangan pula kepercayaan, jati diri dan kesempatan lain yang ada.

Memang ada beberapa kasus dalam dunia medis pengambilan bagian tubuh atau organ lama yang telah rusak dengan organ baru memberikan harapan lebih bagi para penderita. Namun harapan itu tak sebanding dengan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan. Melihat kondisi yang demikian para peneliti dalam dunia medis terus perpacu mencari terobosan baru. Upaya tersebut dilakukan demi memberi peluang bagi manusia bertahan labih baik dalam kesehatannya, tentunya dengan biaya yang relatif lebih terjangkau. Terbaru saat ini telah ramai-ramai dibicarakan “stem sel” yang dianggap sebagai terobosan luar biasa dalam dunia medis.

Apakah sejatinya stem sel itu?

Stem sel adalah sel induk yang merupakan cikal bakal sel-sel dalam tubuh lainnya. Dengan demikian, stem sel berperan penting pada regenerasi sel pada beberapa penyakit (Riwanti, 2009). Selain itu stem sel merupakan sel yang dapat bereplikasi menjadi mature cell dengan karakteristik dan bentuk khas. Dengan stem sel berbagai penyakit yang sulit disembuhkan atau yang tidak bisa diobati, kelak akan ditemukan solusinya seperti kanker, diabetes, AIDS, kerusakan organ dalam, bahkan sampai proses penuaan pun bakal bisa disembuhkan dengan terapi stem sel. Lebih jauh dijelaskan tulang patah, cukup di “tempeli” dengan stem sel, maka tulang pun akan utuh kembali. Jantung bermasalah suntik saja dengan dengan stem sel, jantung itu bakal normal lagi. Ginjal gagal berfungsi reparasi saja dengan stem sel, itupun bakal berfungsi kembali. Bahkan rambut sudah memutih, otot-otot mulai loyo, tulang mulai keropos karena menua kelak bisa dimudakan lagi.

Demikian hebatnya stem sel sehingga dapat di anggap sebagai “obat ajaib” masa depan. Menurut Agus Mustofa, sesungguhnya stem sel adalah ”obat buatan Tuhan” yang sudah ada dalam tubuh manusia. Penulis buku terkenal ini bahkan mengupasnya lebih jauh lagi dalam bukunya yang berjudul “Heboh Spare Part Manusia”. Bicara spare part atau onderdil seolah-olah nanti kita manusia memiliki banyak suku cadang terhadap organ-organnya yang aus atau rusak yang disebabkan oleh suatu penyakit atau proses penuaan, sehingga bila rusak tinggal ganti saja. Tingkat harapan hidup semakin tinggi, dan seolah-olah usia manusia semakin panjang saja. Benarkah demikian?

Penggabungan teknologi transplantasi dengan stem sel akan makin menjanjikan bagi dunia medis dan kesehatan manusia. Jadi paparan saya tentang seseorang yang berpikir tentang pilihan berat antara mempertahankan bagian tubuhnya atau nyawanya, kelak tidak akan kita jumpai. Namun cukupkah pemikiran kita sedemikian dangkal seperti itu?

Tiga hal yang dapat saya sampaikan, demikian hebatnya revolusi medis tetap harus bertumpu pada kesadaran berpikir kita tentang arti sehat itu sendiri. Pertama, kesehatan itu sangat mahal harganya. Jadi mari kita pandai-pandai mensyukuri nikmat sehat itu dengan bijaksana dan bertanggungjawab. Kedua, orang sehat adalah orang yang kaya raya. Sebagai contoh bila liver kita rusak atau mengalami serosis dan perlu diganti maka persiapkan saja ± 3 milyar rupiah untuk mrnggantinya dengan liver yang baru. Demikian yang pernah dilakukan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mengganti livernya di Tiongkok (Baca Buku: Ganti Hati). Ketiga, gantilah kekayaan dan kesehatan yang mahal harganya ini dengan mengabdikan diri pada sang pencipta, Allah SWT. Sang pemberi kesehatan tidak pernah menagih apa yang diberikan kepada kita, namun sepatutnya kita memahaminya dengan rajin-rajin beribadah.

Pengakuan terhadap eksistensi Tuhan sebagai Sang Khalik dalam bentuk ibadah, membuat kita makin yakin bahwa semua yang terjadi karena kehendak-NYA. Manusia hanya selalu berusaha mencari-cari jawaban dari sebuah masalah, namun kembali semua karena Allah SWT yang memberikan jawaban. Penemuan stem sel adalah bagian kecil dari kehebatan Sang Khalik untuk menunjukkan pada hambanya bahwa Allah SWT Maha Kuasa. Hal ini patut direnungkan agar kita tidak terjebak pada Paham Materialistis, yang pada akhirnya tidak mengakui keberadaan Tuhan, malah mendewakan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai solusi dalam mencari pemecahan masalah kehidupan.

Nono Purnomo

Jumat, 13 Januari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post