Dalam bioteknologi kita mengenal banyak mikroorganisme/mikroba yang dimanfaatkan untuk diambil produk atau dimanfaatkan jasanya. Sebagai contoh Aspergillus wentii digunakan mengubah kedelei menjadi kecap. Adapula pembuatan tape yang memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae. Mikroorganisme-mikroorganisme tersebut dimanfaatkan untuk mengubah satu bahan baku menjadi produk baru yang berbeda dari bentuk awalnya.

Umumnya beberapa mikroorganisme hanya mengubah satu bahan baku menjadi produk baru, namun beberapa mikroorganisme melakukan kerjasama diantara mereka dalam menjalin hubungan secara sinergis. Gambaran itu tampak pada kerjasama antara Aspergillus, Saccharomyces, Acetobacter, dan methanobacterium.

Diantara mikroba tersebut menjalin asosiasi yang saling menunjang. Aspergillus bekerja mengubah tepung menjadi glukosa. Kemudian dia mengambil energi yang digunakan untuk aktifitasnya, sementara itu glukosa yang dihasilkan sangat diperlukan oleh Saccharomyces. Selanjutnya Saccharomyces bekerja mengubah glukosa menjadi alkohol dan dia memperoleh energi untuk kebutuhannya, sementara alkohol sangat diperlukan oleh Acetobacter untuk diubah menjadi asam cuka. Dengan mengubah alkohol menjadi asam cuka, Acetobacter dapat memperoleh energi, sementara asam cuka yang dihasilkan akan digunakan oleh Methanobacterium, untuk memperoleh energi dan hasil lain berupa metana atau biogas yang bermanfaat bagi manusia.

Melihat kerjasama dan asosiasi yang sinergis hingga menghasilkan produk yang terus-menerus digunakan oleh mikroba lain dan berakhir pada hasil yang diperuntukan bagi manusia, maka sudah sepatutnya saya mencoba mengambil makna dari kejadian tersebut diatas.

Pertama, dari keempat mikroorganisme di atas mampu memberi manfaat bagi yang lain. Hal itu tampak sekali dari produk yang diperoleh oleh satu mikroba langsung dimanfaatkan oleh mikroba yang lain. Gambaran ini dapat kita pakai dalam kehidupan sehari-hari. Seandainya setiap manusia seperti mikroba yang bisa memberi manfaat bagi sesamaanya maka dunia ini akan indah. Kita tidak akan melihat kesengsaraan dan penderitaan seperti yang sering kita lihat saat ini, banyak orang-orang miskin di jalan-jalan dengan kondisi yang memprihatinkan. Kita tidak akan temui orang-orang di bawah jembatan dengan tempat tinggal yang kumuh dan menyedihkan. Andai kita semua mampu meniru tindakan yang dicontohkan mikroba-mikroba diatas dengan saling memberi manfaat bagi sesamanya, InsyaAlloh tidak ada kondisi yang begitu memprihatinkan yang masih banyak kita jumpai hingga saat ini. Bukankah sebaik-baik manusia itu yang mampu memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi sesamanya???

Kedua, ternyata setiap mikroba bergantung dari produk yang dihasilkan dari mikroba yang lain. Saat Aspergillus mengubah tepung menjadi glukosa, Saccharomyces memanfaatkan glukosa tadi untuk kelangsungan hidupnya. Saccharomyces bergantung pada Aspergillus untuk memanfaatkan glukosanya. Hal ini memberi gambaran bahwa setiap manusia hidupnya sangat bergantung dengan orang lain. Hidup kita tidak akan lepas dari peran dan bantuan orang lain. Peran dan bantuan orang lain sudah dirasakan sejak manusia lahir dimuka bumi ini hingga manusia dikembalikan ke bumi. Adakah diantara kita yang terlahir tanpa bantuan orang lain??? Maka sudah sepatutnya kita menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Janganlah kita menjalin hubungan yang buruk karena sungguh tidak ada manfaatnya.

Ketiga, Semua makhluk yang tercipta didunia ini sesungguhnya lebih banyak melayani dan memberikan keuntungan bagi manusia. Untuk itu kita yang tercipta sebagai manusia harus pandai-pandai mensyukurinya. Mulai dari tumbuhan, hewan, jamur, Protista, hingga monera, dan sampai kepada mikroba hampir semua memberi manfaat hidupnya bagi manusia. Dengan demikian maka kita umat manusia harus mampu memberi imbal balik yang positif pada mereka sebagai ungkapan rasa syukur. Imbal balik positif ini sebenarnya bukan untuk mereka saja namun sejatinya nanti akan kembali kepada kita sendiri sebagai umat manusia. Sebagai contoh hutan sebagai tempat tumbuhan telah banyak memberikan manfaat kepada kita, baik sebagai tempat plasma nuftah hingga menyimpan cadangan air di perakarannya. Namun apa yang terjadi bila manusia tidak memberikan imbal balik positif dengan merawat dan menjaganya?? Menebangi hutan dengan liar dan tak terkontrol maka bencana alam yang didapat oleh manusia itu sendiri. Sudah jelas disampaikan bahwa barang siapa bersyukur maka akan ditambah nikmatnya dan barang siapa yang kufur sungguh Azab-NYA sungguh pedih.

Tiga pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari memaknai kehidupan diantara mikroorganisme. Kita bisa mengambil pelajaran agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, menjalin hubungan baik dengan sesama, dan pandai-pandai mensyukuri apa yang telah diberikan oleh alam untuk kehidupan kita.

Mikroba-mikroba yang renik itu banyak memberi pelajaran berharga bagi kita umat manusia. Manusia yang diciptakan dengan sempurna dengan akal budinya. Manusia diciptakan dengan volume otak yang mendukung kecerdasannya. Menjadi malu kita sebagai manusia yang berotak ini, apabila tidak bisa mengambil pelajaran-pelajaran terbaik dari makhluk yang sangat kecil dan renik yang bisa jadi ukuran tubuhnya tidak sebanding dengan volume otak yang kita miliki !!!

Nono Purnomo

Jum’at, 17 Februari 2017