Nono Purnomo

Nono Purnomo lahir di Cirebon 27 Nopember 1976, lulus S1 Pendidikan Biologi UNESA (2001) dan Lulus S2 Pendidikan Sains UNESA (2014). Penulis aktif dalam ke...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPERTI APAKAH VIDEO PEMBELAJARAN YANG BENAR ITU???

SEPERTI APAKAH VIDEO PEMBELAJARAN YANG BENAR ITU???

Alhamdulillah…Hari ini jumat, 14 Desember 2018 saya masih bisa mengikuti kegiatan di Hotel Utami Sidoarjo, berupa Seminar Nasional Hasil Pengembangan Model Media Video Tutorial Penguatan Pendidikan Karakter Untuk Guru Sekolah Dasar.

Walaupun kegiatan ini awalnya diperuntukkan bagi guru-guru di sekolah dasar, namun animo kegiatan ini begitu besar sehingga audiens yang datang menjadi sangat variatif, mulai dari guru-guru SD sendiri, Guru SMP, Guru SMA, Mahasiswa, Dosen dan beberapa Widya Iswara yang berasal dari LPMP, P4TK, dan BP PAUD DIKMAS Jatim.

Seminar nasional ini terbagi menjadi 4 sesi yang masing-masing diisi oleh 2 sampai 3 panelis. Sayangnya saya tidak bisa mengikuti keseluruhan Sesi karena terlambat datang ke lokasi acara, sebab sebelumnya saya melaksanakan “tugas” negara dulu heeee…membagi Raport di Sekolah. Nah, baru sampai di Hotel utami sekitar pukul 11.15 WIB bertepatan memasuki adzan sholat Jum’at.

Saya baru bisa mengikuti kegiatan di Sesi 2 setelah sholat jumat, dengan pembahasan materi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Pada Kajian materi PPK ini Para Panelis yang umumnya memangku jabatan sebagai Kepala sekolah menceritakan lika-liku Pengalaman proses pelaksanaan PPK di sekolah mereka masing-masing. Salah satu panelis adalah Bu Endang Kepala SD Kranggan Kota Mojokerto.

Memasuki sesi 3, Seminar semakin menarik dengan paparan Dr. Andi Mariono, M.Pd. tentang Video Pembelajaran. Awalnya Pak Andi, menjelaskan tentang media pembelajaran yang mampu menjembatani hal yang abstrak menjadi konkret.

Pak Andi memberikan ilustrasi gambar seorang professor yang mengajarkan huruf ABC pada seorang nenek dengan dua pendekatan sekadar “ngomong” sedangkan gambar satunya memakai media dengan tulisan huruf ABC. Audiens di ajak menentukan manakah dari dua gambar PTT itu yang lebih mudah di pahami? Tentunya yang menggunakan Media, jawab peserta seminar dengan kompaknya.

Contoh sederhana itu mampu membawa diskusi lebih menarik lagi, dengan membawa peserta berpikir tentang Kerucut Pengalaman alias Cone of Experience miliknya Edgar Dale. Kerucut Pengalaman yang berbentuk piramida memberikan gambaran bahwa hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh tingkat keterlibatannya pada kondisi verbal, visual, terlibat langsung atau Berbuat.

Prosentase verbal hanya 10% nilainya dan aktivitasnya berupa Membaca, Visual hanya 20% aktivitasnya berupa mendengar, sedangkan terlibat ada 2 kategori; terlibat diskusi 50% dan Menyajikan materi atau presentasi 70%. Adapun Prosentase tertinggi dimiliki aktivitas Berbuat dengan contoh bermain, melakukan simulasi, atau mengerjakan Hal nyata berkisar 90%.

Kerucut pengalaman ini memberikan penjelasan lebih jauh bahwa penggunaan video pembelajaran memberikan peran signifikan dalam mendukung proses pembelajaran dan pemenuhan hasil belajar. Kalimat sederhananya, apabila ingin hasil belajar yang diperoleh lebih baik gunakanlah video dalam proses pembelajaran.

Tentu kita akan bertanya lho kok video pembelajaran??? Bukankah nilai prosentasenya hanya 20%? Bukannya masih ada yang lebih tinggi berupa keterlibatan langsung atau ikut berbuat yang nilainya hingga mencapai 90%?

Disinilah yang menarik dari paparan Pak Andi. Beliau memberikan penjelasan Kerucut pengalaman itu “tidak selama berlaku” di Indonesia. Menurutnya ada hal-hal yang membatasi itu, antara lain adanya E M A. Apaan tuh? Etika, Moral, dan Agama. Meski demikian beliau tidak memaparkan lebih lanjut tentang EMA dan keterkaitannya dengan Kerucut pengalaman punyanya Edgar Dale.

Saat saya tanya lebih lanjut di sesi tanya jawab, beliau menjawab dengan santai, bahwa kita boleh lho berbeda pendapat dengan paparan Ahli pendidikan dan tidak harus menggunakan itu sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Dan sayapun mengamini saja jawaban beliaunya…( Karena waktunya terbatas bro…heee).

Sebenarnya ada hal yang lebih menarik lagi untuk ditanyakan? Tentang video tadi, yaitu Video yang bagaimanakah yang disebut video pembelajaran? Dan video yang membelajarkan itu?

Menurut Pak Andi, ada 2 kriteria video bisa disebut sebagai video pembelajaran; pertama, video ini merupakan bagian integral dari pembelajaran. Artinya dalam pembuatan video ini memperhatikan sumbernya yaitu RPP yang didalamnya menunjukkan adanya tujuan pembelajaran. Apabila suatu video yang dibuat tidak berangkat dari kajian kurikulum, tidak mengambil dari RPP yang ada dan tanpa adanya tujuan pembelajaran maka video itu tidak bisa disebut sebagai video pembelajaran.

Bagaimana dengan video-video yang ada di You tube?

Video di You tube bisa disebut sebagai video pembelajaran apabila di integrasikan dan di cocokkan dengan RPP yang ada untuk memuat potongan video apa yang mendukung proses pembelajaran. Apabila diluar itu tidak ada hubungannya sebaiknya di potong dan tidak diikutkan dalam tayangan pembelajaran. Nah seruuu kan penjelasannya….heee!!!

Kedua, Video dapat disebut sebagai video pembalajaran apabila memiliki evaluasi pembelajaran berdasarkan isi dalam media video tersebut. Artinya penilaian dari proses pembelajaran diambilkan dari isi video. Akan menjadi sangat “lucu” apabila video yang diputar dan ditayangkan untuk proses pembelajaran tidak memiliki hubungan dan keterkaitan apapun untuk ditagih dalam penilaian.

Jadi kesimpulannya, apabila ada video yang tidak memiliki 2 kriteria di atas maka video itu bukanlah video pembelajaran namun Video itu sebatas sebagai hasil karya seni atau karya teknologi saja.

Paparan Pak Andi makin seru saja ketika masuk pada langkah pengembangan Media Video yang menggunakan model ADDIE, yaitu Analisis, Desain, Development, Implementasi, dan Evaluasi.

Keterbatasan waktu dalam seminar ini menjadikan narasumber belum bisa memaparkan lebih jauh bagaimana penjelasan masing-masing tahap ADDIE namun beliau menyarankan untuk membaca lebih lanjut buku-buku tentang pengembangan media pembelajaran. Dan saya jadi ingat, materi ini kan dulu pernah saya dapat dari Dr. Wahono Widodo, M.Si di Pasca Sarjana dulu…Dan rasanya saya masih menyimpannya termasuk teorinya Dick n Carey.

Di akhir paparannya, Pak Andi memberikan kriteria video pembelajaran itu memiliki kualitas yang baik dn layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran apabila meniliki 2 kriteria yaitu Berkualitas dalam Pembelajaran dan Berkualitas secara teknis.

Secara sederhana video yang berkualitas dalam pembelajaran itu memiliki kesesuaian dengan proses dan tujuan pembelajaran, sedangkan kualitas teknis merujuk pada kondisi gambar dan suara dari video pembelajaran itu sendiri.

Setelah paparan Dr. Andi, Seminar nasional ini masih berlanjut lagi di sesi 4 yang panelisnya adalah para pimpinan di BPMTPK, namun agar tidak mengaburkan poin penting yang saya ambil yaitu tentang video pembelajaran, maka reportase seminar nasional di Hotel utami saya cukupkan sampai di sini saja ya….! Semoga bermanfaat dan sambil menghimbau pada diri sendiri “ Hayo…kita mulai bikin video pembelajaran…!!!” heeee….! Sanggup???

Jum’at, 14 Desember 2018

Nono Purnomo

Hotel Utami Sidoarjo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga guru - gyru sanggup Pak, dengan analisis KD / materi terlebih dahulu, baru menyusun langkah selanjutnya, tidak asal membuat. Terima kasih sudah diingatkan tentang media pembelajaran. Mantaaap...sehat n sukses Pak Nono..barakallah

15 Dec
Balas

Aamiin. Terima Kasih Bu...

27 Dec

Wah..sayang sekali pak, saya tidak tahu kalao ada seminar ini. Padahal deket loh...

15 Dec
Balas

Biasanya ada tiap tahun di Bulan desember Bu...

27 Dec

Assalamualaikum pak nono, sekarang bagaimana kabarnya pak?semoga bisa bertemu secepatnya saya sudah rindu quotes dari bapak nono

02 Jul
Balas



search

New Post