Kusandarkan Harapanku pada Waktu
Jika kekayaan yang membuat engkau sombong
Itu bisa dimaklumi
Jika kecantikan itu membuatmu tuli
Itupun bisa dimengerti
Dan jika kepandaian membuatmu buta
Itu juga masih bisa dipahami
Tapi bila semua itu tak kau miliki
Masih bisakah dimengerti
Masih bisakah dimaklumi
Ataukah masih bisa dipahami
Engkau berbuat bagaikan seorang putri
Setiap keinginan harus kau dapatkan
Air mata kau jadikan modal dan senjata
Kepedulian lenyaplah sudah
Kau tega menebar keresahan
Kecemasan selalu menekan jiwa yang rapuh
Setiap doa dan harapan bertajuk raga
Bahkan tetesan embun semakin sirna
Dengan segumpal keputus asaan
Aku hanya mampu bersandar pada waktu
Mungkin di sanalah kutemukan jawabannya
Istanaku, 25 Pebnuari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, puisi indah, ungkapkan rasa resah. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Trims doanya bunda Pipik..barakallah