Tersesat di Sebuah Masa
Entah ini malam atau siang
Sepertinya aku tak mengenali lagi
Kabut pekat begitu mengganggu pandanganku
Aku tak mengerti di kehidupan macam apa ini
Kulihat engkau berjalan dengan langkah gontai
Kadang tersenyum kadang menangis
Kadang marah tanpa alasan
Bahkan kadang tak sanggup mendongakkan wajah
Hati ini pilu bertambah perih
Ketika semua ini terjadi
Andai saja engkau seorang bayi
Pastilah akan kupeluk dan kudekap
Tak kubiarkan engkau menangis lagi
Tapi apalah dayaku
Aku hanyalah seorang hamba
Yang hanya bisa memohon
Mengharap uluran tanganNya
Melenyapkan semua keluh kesah
Menghapus semua mimpi buruk ini
Membiarkan aku terjaga
Dan mentari kembali tersenyum
Istanaku, 24 Desember 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi ekspresi diri
Puisi ekspresi diri
Terimakasih bunda sudah berkunjung.. salam kenal barakallah
Wow, puisi indah Bund. Revisi dikit kalimat siang typo kali yah. Kalimat ku lihat harusnya kulihat. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Aduuh terimakasih bunda Pipik atas koreksinya. barakallahu fiik
Puisi mengurai rasa.dalam kata...Menjadi pengobat luka...Sugeng sonten Bu Noor....
Rasa dalam... dalam hatiku.. haa.. tahu aja bun.. sugeng ndalu ..