Ada Sebongkah Rindu
Berkembangnya virus Corona yang semakin merebak di bumi Indonesia menjadikan kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan khususnya pelaksanakan kelas online diperpanjang waktunya sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Untuk mengatasi hal ini masing-masing sekolah diberikan wewenang untuk mengambil kebijakan mengatur kelas Online di instansinya termasuk keberlangsungan program-program sekolah yang lain demi terciptanya keadaan yang tetap kondusif selama Social Distancing Corona.
Piket guru di sekolah adalah salah satu program untuk menciptakan keadaan kondusif tersebut. Demikian juga di sekolah kami, SMP 2 Piyungan, Bantul Yogyakarta. Secara bergiliran, kami datang ke sekolah sesuai jadwal dan tetap menjaga Social Distancing tentunya.
Hari Senin tanggal 6 April 2020 kemarin adalah jadwal piketku. Saat aku berjalan menuju tempat air wudhu untuk melaksanakan salat Zuhur, tanpa sengaja mataku menatap ruang-ruang kelas di depanku yang terlihat begitu sepi dan mati. Ada sesuatu yang menyesak dan memenuhi rongga dada.
Sebongkah rindu pada mereka, anak didikku. Rindu celoteh polos dan lugu mereka. Rindu tatapan penuh makna, rindu canda, usil dan kenakalan mereka. Terasa ada yang hilang dalam kehidupanku. Jiwa-jiwa yang merupakan bagian dari hidupku tak bersua sejak hampir sebulan yang lalu. Kelas daring yang berlaku tak mampu mewakili rasa yang ada. Keadaan memaksa tak bisa bercengkerama dengan mereka. Canda dan tawa renyah mereka pun tak terdengar di telinga. Hal ini karena keadaan yang tak memungkinkan untuk itu semua.
Covid 19 sungguh memberikan pembelajaran kepada kita tentang arti sebuah kebersamaan, interaksi sosial, saling memberi dan membutuhkan dan mengingatkan pada kita khususnya para guru, bahwa apa yang kita lakukan tiap hari untuk mereka para siswa adalah dalam rangka menjadikan hidup kita lebih berarti dan bermakna, memberikan manfaat pada sesama dengan apa yang kita punya. Tak hanya berupa benda yang berharga namun ilmu dan kemampuan apa saja yang bermanfaat untuk orang lain dapat menjadikan kita sebagai orang yang baik di mata Allah SWT. Seperti yang ditegaskan dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). https://cintasedekah.org.
Semoga kita bisa mengambil banyak hikmah di balik harunya suasana akibat virus Covid 19.
Yogya, 7 April 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rindu juga dengan celoteh mungil anak-anak...
Iya Bu Rini. Semoga badai segera berlalu. Terimakasih hadirnya
Amin
Terimakasih Bunda Fauziah
Benar, rindu berjumpa lagi dengan anak didik kita. Semoga wabah ini akan segera berlalu dari muka bumi, aamiin
Amin ya rabbal alamin. Terimakasih kunjungannya Bunda. Barakallah
Aamiin .semoga kerinduan kuta terhadap anak didik bisa terobati ya bu. Tentu kita tunggu kebijakan pemerintah lagi, seiring usaha yg dilakukan mengatasi masalah corona ini ...
Iya Bunda. Semoga segera pulih seperti semula. Bisa menjalankan tugas mendidik anak-anak. Terimaksih kunjungannya Bunda
Ternyata bangunan mewah tanpa penghuni.pun tdk ada artinya, ibarat raga tanpa ruh...So sweet kebersamaan dg anak2
Betul Bu Tyas. Tak berarti apa-apa. Walau anak2 kadang juga membuat kita lelah. Terimalasih hadirnya Bu.