Bingkai Ramadanku
Alunan pujian merdu terdengar
Dari rumah-rumah suci di kejauhan
Demikian yang kudengarkan bertahun-tahun silam
Namun beda yang kurasakan sekarang
Hawa sejuk menjelang fajar
Menembus raga hingga tulang belulang
Aroma sakral Ramadan mengalir deras di denyut nadi
Menghujam tajam di relung hati
Ingin kutumpahkan segala rasa
Pemberat hati perusak jiwa
Dalam rumah-Mu yang penuh ampunan
Namun ku tak kuasa menghampirinya
Satu titik hitam pengguncang
Tak mampu ku menghalaunya
Satu titik hitam penghalang
Memaksaku tuk tetap diam
Dalam bingkai Ramadhan mengharukan
Demi satu harapan
Nafas bumi kembali melegakan
Awal Ramadan Covid-19,
240420
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rasa yang sama....Semoga badai segera berlalu
Amin ya rabbal alamin. Terimakasih Bu Upik
Semoga badai cepat berlalu dan selamat berpuasa ya bu. Salam sukses.
Amin ya rabbal alamin. Terimakasih ibu Aisyah.
Dibalik segala kesedihan, ada sejumput bahagia yg bisa kita reguk di Ramadhan tahun ini. Maehaban ya Ramadhan .
Iya Bun. Semoga puasa kita mendapatkan rida dari yang mahakuasa.amin
Tetap diam dalam keharuan mantap bun
Terimakasih Bunda. Demi bumi kembali normal. Selamat menjalankan puasa dg hati ikhlas.