Kisah Tersirat Musim Durian

Tantangan Hari ke 1

#Tantangan Gurusiana

Pak Basri sebagai buruh kecil harus prihatin. Apalagi menghidupi 6 orang anak dan istrinya. Semua anaknya masih mengeyam pendidikan. Jenjang SD, SMP maupun SMA.

Dia bekerja sebagai satpam di Pasar Pertamina. Lokasi pasar terletak di komplek Pertamina. Tugas Pak Basri bukan satpam saja tetapi merangkap sebagai kebersihan, membuka dan menutup pintu gerbang, mengambil karcis sewa pedagang. Maklum kondisi krisis moneter banyak karyawan Pertamina di PHK kan. Otomatis banyak pindah rumah, perumahan komplek Pertamina menjadi sepi. Dampaknya pembeli di pasar tersebut semakin berkurang.

Saat musim durian tiba, Pak Basri membawa pulang durian dua buah. Dia membeli dengan pedagang yang baru sampai dari dusun. Harganya cukup lumayan murah membeli dengan orang pertama. Jika sudah diambil pedagang lain, harganya sudah meningkat. Durian tersebut masih disimpan di dapur.

Keesokan harinya pagi-pagi Pak Basri membawa lagi 2 - 3 buah. Begitulah Pak Basri mengumpulkan durian untuk disantap keluarganya. Kalau jumlahnya sudah cukup sekitar 5 buah, barulah durian tersebut disantap bersama.

Anak istri dipanggil semua. Pak Basri membuka durian satu persatu, lalu disodorkan dengan putra putrinya bergantian, kemudian istrinya. Dia sendiri mencicip terakhir. Saat membagikan Pak Basti berpesan dengan anak-anaknya.

"Bersih -bersih makannya, jangan ada yang tersisa di bijinya" kata Pak Basri mengingatkan anak-anaknya. Maklum semua anaknya suka durian. Saking sukanya cepat-cepat menyantap durian, membuang bijinya, lalu mengambil durian berikutnya. Tanpa disadari daging durian masih ada yang menempel di bijinya. Namun salah satu saudaranya ada yang protes.

"Pak, Mas Fikri tidak bersih makan duriannya" kata Mona melapor kepada bapaknya.

"Bersih-bersih makannya" kata Pak Basri mengingatkan anak-anaknya.

Setelah satu buah hampir habis, Pak Basri membuka durian yang lainnya. Menikmati bersama sensasi durian, ada yang manis, kurang manis, dagingnya tebal dan tipis. Bahagianya arti kebersamaan dalam keluarga.

"Nah ini mantap Nak" kata Pak Basri menyodorkan durian mentega. Warnanya kuning, dagingnya tebal dan manis rasanya. Ehm nyam nyam maknyus kata beliau mengangguk-anggukkan kepalanya tanda puas durian yang dibelinya memuaskan rasanya. Walaupun yang dagingnya tebal hanya sebuah dari lima durian yang dibelinya dengan cara mencicil.

Musim durian tiba Nia teringat dengan bapaknya. Makna tersirat bapaknya telah mengajarkan hidup harus hemat, jangan boros, sabar dan mampu mengendalikan nafsu. Tergambar saat menyantap durian bersama.

Bengkulu, 1Januari 2022