Pentingnya mencatat, hikmah yang aku dapatkan di hari kemerdekaan. Tepat hari ini, arus balik menjadi faktor penuhnya seluruh transportasi umum termasuk kereta api. Aku memesan tiket satu hari sebelum keberangkatan. Dan alhamdulillah, satu tiketpun telah ku pesan. Jadwal tiketku berangkat pukul 07.20 menuju kota Surabaya tempat mengabdiku. Pagi-pagi benar aku telah mempersiapkan diriku untuk kembali ke kota perantauan. Akhirnya, pukul 07.11 aku telah sampai di stasiun keberangkatan.

5 menit berlalu namun aplikasiku tak dapat terbuka. E-ticketku tak dapat boarding dan aku harus kembali masuk dari awal dalam aplikasi tersebut. Sudah lama aku tidak log out dari aplikasi ini, sampai-sampai lupa email dan kata sandi apa yang harus dipakai. 4 menit lagi keretaku akan berangkat dan aku masih belum dapat masuk untuk boarding. Aku pun meminta tolong petugas untuk membantu.

Solusinya, harus membeli tiket Go Show. Pecinta kereta pasti tau layanan ini. Akhirnya aku berlarian menuju loket untuk membeli tiket lagi. Namun, jawaban petugas adalah tiketnya habis. Aku menyadari bahwa hari ini arus balik dan pasti banyak orang yang kembali ke kotanya masing-masing setelah hari libur. Ah, aku bersedih mendengarnya.

Aku sangat gugup. Takut tidak jadi berangkat. Dan akhirnya naik bus. Transportasi yang selama ini aku hindari karena terminal jauh dari sekolah, tarifnya yang lebih tinggi dari kereta, dan bau khas yang membuatku tak suka. Aku hampir menyerah. Namun, jemariku terus mencoba memasukkan email apa saja yang kuingat.

Akhirnya, aku berhasil masuk dengan salah satu email. Ceroboh memang ! Email akun penting tidak dihafalkan. Aku klik "Lupa Kata Sandi". Kemudian reset password dalam waktu beberapa detik. Dan akhirnya tepat 1 menit sebelum beranngkat, akunku dapat dibuka kembali. Coba saja kala itu aku memghafalkannya atau mencatatnya.

Kereta sudah membunyikan bel tanda akan berjalan. Dan aku baru berada di samping tangga untuk menaiki kereta tersebut. Dan akhirnya saat kakiku berdiri tepat di mulut pintu kereta. Ia berjalan. Leganya hatiku tidak jadi ketinggalan kereta. Ternyata, mencatat itu penting. Kali ini aku harus berubah, untuk mulai mencatat hal-hal yang tidak selalu dapat kuingat. Tak apa, dapat dijadikan sebuah pelajaran ! Ingat, jangan lupa mencatat !