Namanya Rafa, usianya kurang lebih 8 th saat ini. Tahun lalu dia adalah peserta didikku di kelas satu. Dari awal tahun ajaran baru, dia terlmbat mengikuti pelajaran karena pasca operasi usus pada akhir tahun ajaran ketika dia duduk di bangku TK B.

Berawal dari panas yang terus menerus, akhirnya Rafa dibawa berobat ke sebuah Rumah Sakit di daerah Cileungsi. Ternyata diagnosa dokter Rafa terkena types, sempat beberapa hari berobat tapi panasnya belum turun juga. Akhirnya Rafa dirujuk ke Rumah Sakit besar di Jakarta. Rafa sempat drop bahkan sampai anfal dan didiagnosa leukimia. Hati orang tua mana yg tak hancur mendengar berita itu. Tapi mereka adalah orang tua yang hebat. Para dokter pun masih mencari-cari apa sebenarnya penyakit yang diderita Rafa, karena setelah dites sumsum belakang, leukimianya negatif. Ada rasa lega di hati orang tua Rafa. Setiap pagi saat rapat, kasus Rafa ini menjadi topik utama bagi para dokter yang menanganinya. Setelah sekian panjang deretan tes dilakukan, akhirnya ditemukan bahwa usus halus Rafa infeksi sepanjang 15cm dan harus dipotong agar tidak menyebar ke organ tubuh yang lain.

Kira-kira pertengahan bulan September Rafa masuk sekolah. Tentu amanah yang besar buat saya agar bisa menjaga anak ini di sekolah dengan baik. Ibundanya mengambil cuti besar demi menemani buah hatinya di sekolah. Alhamdulillaah, Rafa termasuk anak yang cepat menerima pelajaran dengan baik, walaupun terkadang emosinya sering labil.

Selang beberapa bulan, Rafa semakin bisa dan kuat mengikuti jadwal sekolah dengan baik. Ibundanya pun bisa kembali melakukan aktifitas seperti biasa. Setelah UTS Semester Dua, Rafa kembali drop. Panasnya mulai naik dan perutnya agak membesar. Akhirnya Rafa kembali menjalani pemeriksaan secara intensif. Bagai disambar petir, akhirnya orang tua Rafa harus dihadapkan pada kenyataan yang sangat pahit, yaitu Rafa positif Leukimia. Ibundanya shok dan hampir putus asa. Karena saran dokter Rafa harus menjalani kemotheraphy. Setiap pagi kami di kelas selalu meluangkan waktu untuk berdoa demi kesembuhan Rafa, karena kami percaya kekuatan doalah yang dapat menyembuhkan Rafa.

Hari demi hari, minggu demi minggu bahkan bulan demi bulan, Rafa tidak masuk sekolah. Rafa akhirnya menjalani kemotheraphy di sebuah Rumah Sakit di Jakarta sesuai saran dokter. Akhirnya suatu hari, kami beberapa guru meluangkan waktu untuk menjenguknya di rumah neneknya di Jakarta Utara. Sedih campur bahagia bisa bertemu Rafa. Anak sekecil itu harus menjalani kemo setiap minggu. Dia pun mengungkapkan rasa rindunya kepada kawan-kawannya.

Sampai saat ini Rafa masih menjalani kemo tersebut. Dia terpaksa cuti dulu dari sekolah, dan ikut home schooling. Terakhir kabar dari ibundanya kondisi Rafa alhamdulillah baik, tetapi rambutnya sudah mulai rontok.

Hanya doa yang bisa kami panjatkan untuk kesembuhanmu Rafa. Dan untuk kedua orang tua Rafa, semoga kalian kuat, sabar dan ikhlas menjalani semua kejadian ini. Allaah lah yang paling mengetahui kondisi hambaNya. Dia tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya.

Peluk cium dan salam rindu kami untukmu Rafa 😘💕