Novita

Sederhana, Aku mencoba menjalani hidup sebagaimana manusia lainnya dalam ruang dan waktu dengan segala keunikanku...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL “NGERAKSA BASA CIREBON, NGINGGILAKEN DERAJAT BANGSA”
Cintai dan Lestarikan Budaya Kita

HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL “NGERAKSA BASA CIREBON, NGINGGILAKEN DERAJAT BANGSA”

HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL

“NGERAKSA BASA CIREBON, NGINGGILAKEN DERAJAT BANGSA”

Pelitra.com Losari, Hari Bahasa Ibu Internasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Februari. Dilansir dari liputan6.com, UNESCO, sebagai badan PBB yang mengurusi bidang kebudayaan dan pendidikan, mengajak negara-negara di seluruh dunia untuk ikut merayakan hari itu sebagai pengingat bahwa keragaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek penting untuk pembangunan berkelanjutan. UNESCO telah merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional selama hampir 20 tahun dengan tujuan untuk melestarikan keanekaragaman bahasa dan mempromosikan pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu.

Keanekaragaman bahasa dan budaya local lainnya sudah semakin terancam karena banyaknya bahasa yang hilang. Hilangnya bahasa ibu di akibatkan karena tidak ada upaya pelestarian dan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu sudah semakin intens penggunaan bahasa asing seperti bahasa korea dan bahasa inggris di lingkup kehidupan kaum muda. Merujuk pada pernyataan , Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay dari en.unesco.org, dalam pesannya mengatakan, "Bahasa lebih dari sekadar alat komunikasi. Tapi ini adalah kondisi kemanusiaan kita. Nilai-nilai kita, keyakinan dan identitas kita tertanam di dalamnya.” Baginya, melalui bahasa manusia mentransmisikan pengalaman, tradisi, dan pengetahuan. “Keragaman bahasa mencerminkan kekayaan imajinasi dan cara hidup kita yang mungkin tak pernah terbayangkan,".

UNESCO telah merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional selama hampir 20 tahun dengan tujuan untuk melestarikan keanekaragaman bahasa dan mempromosikan pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu. Keanekaragaman bahasa semakin terancam karena makin banyak bahasa yang hilang. Ia menambahkan, setiap dua minggu sebuah bahasa lenyap. Hilangnya sebuah bahasa sekaligus mengambil seluruh warisan budaya dan intelektual yang terkandung di dalamnya. Secara global, menurut catatan UNESCO, 40 persen penduduk tidak memiliki akses terhadap pendidikan dalam bahasa yang mereka ucapkan atau pahami.

Namun begitu, usaha untuk melestarikan Bahasa Ibu tetap ada dalam setiap aspek kehidupan. Salah satunya dalam aspek pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tetap berusaha untuk meningkatkan pendidikan mutlibahasa berbasis bahasa ibu, terutama pada awal sekolah terus dilakukan. Beberapa sekolah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia telah menerapkan penggunaan Bahasa Ibu satu hari dalam seminggu, sebagai contoh di wilayah Bandung, sekolah-sekolah dari SD sampai SMA setiap hari kamis ada kamis nyunda. Siswa-siswi diharuskan memakai baju kebaya untuk perempuan dan pangsi untuk laki-laki. Begitupula dengan SMA Negeri 1 Losari Kabupaten Cirebon, pada lima tahun yang lalu telah menerapkan system pendidikan multicultural dengan menyisihkan satu hari dalam seminggu untuk menggunakan bahasa Ibu khususnya bahasa Cirebon sebagai bahasa pengantar sekolah.

Perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional, Kepala Sekolah di tengah kemudian diapit oleh Wakasek Kesiswaan di sebelah kiri dan soerang guru di sebelah kanan. Diikuti oleh ibu-ibu guru

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. H. Asep Didi Siswadi Letnadi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Losari, mengatakan “Kebetulan kita ada di Cirebon bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Cirebon dan Bahasa Sunda, meskipun lebih dominan menggunakan Bahasa Jawa Cirebon yang mempunyai ciri khas tersendiri. Saya berharap ini bisa dilestarikan sebagaimana saya telah mengeluarkan surat keputusan kepala sekolah tentang penggunaan bahasa pengantar di sekolah kita, menetapkan bahwa pada hari kamis kita bisa menggunakan bahasa pengantar kita yaitu Bahasa Jawa Cirebon”

Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional diadakan hampir seluruh sekolah menengah di Jawa Barat, begitupun dengan SMA Negeri 1 losari Kabupaten Cirebon. Sekolah ini menyambut Hari Bahasa Ibu Internasional dengan suka cita, seluruh siswa-siswi diharuskan mengenakan baju adat. Apresiasi lainnya adalah dengan diadakannya lomba-lomba diantaranya adalah lomba wewara dengan menggunakan bahasa daerah, tembang Jawa/Sunda, Standup Comedy dengan bahasa daerah, dan terakhir ada lomba makanan tradisional. Perayaan ini disambut baik oleh seluruh civitas akademi yang ada di SMA Negeri 1 Losari, khususnya Kepala Sekolah.

Baginya, ini adalah bentuk penghargaan dunia untuk Negara yang memiliki keanekaragaman yang majemuk seperti Indonesia, khususnya bagi pemerintahan Jawa Barat karena di Jawa Barat ini memiliki tiga bahasa Ibu atau bahasa daerah, yaitu Bahasa Sunda, Bahasa Jawa Cirebon, dan Bahasa Betawi . “Kita sebagai bangsa Indonesia patut bersyukur kalau UNESCO telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, artinya ini adalah sebuah pengakuan yang pertama bahwa Negara kita, Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang bermacam-macam di dunia. Saya pikir ini adalah momen yang tepat untuk mengingatkan kita semua khususnya bangsa Indonesia bahwa kita harus bisa melestarikan bahasa ibu yang begitu banyak. Terkait dengan ini khususnya di SMA Negeri 1 Losari saya cukup berbahagia dan bangga karena kita seluruh warga bisa mengapresiasi dan melaksanakan kegiatan hari peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional. Dan saya ingatkan bahwa di Jawa Barat ini memiliki 3 bahasa ibu/ daerah paling tidak yaitu Bahasa Sunda, Bahasa Cirebon Dan Bahasa Betawi. Kebetulan kita ada di Cirebon bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Cirebon dan Bahasa Sunda, meskipun lebih dominan menggunakan Bahasa Jawa Cirebon yang mempunyai ciri khas tersendiri. Saya berharap ini bisa dilestarikan” ia menambahkan.

Peringatan hari bahasa ibu ini dipandang cukup penting, dalam perputaran dunia ini kita tidak bisa menampik perkembangan jaman yang sudah maju dan canggih, banyak inovasi yang diciptakan budaya baru bermunculan. Dari berbagai kemajuan ini menimbulkan rasa takut akan kepunahan budaya atau peradaban yang didalamnya terdapat bahasa sebagai alat komunikasi. Ini juga yang menjadi ketakutan bagi beberapa guru SMA Negeri 1 Losari. Sehingga perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional ini meskipun hanya sehari harus dijadikan momen untuk mengingat dan melestarikan budaya local atau kearifan local yang dimiliki di daerah khususnya losari ini yang mempunyai bahasa dengan ciri khasnya tersendiri.

Pada penjelasannya, Ibu Neneng Jumiatin mengatakan “Sebenarnya dulu sempet ada satu hari menggunakan bahasa daerah, tapi sekarang kebiasaan itu sudah tidak ada. Kedepannya diharapkan ada lagi, jadi untuk lebih meningkatkan kecintaan kita terhadap bahasa daerah. Kemudian, ia berpesan juga kepada generasi milenial “Untuk generasi milenial sekarang, bahasa itu sudah campur aduk dapat dikatakan seperti itu. Tapi perlu di syukuri juga, lokasi kita letak geografis ada di daerah , jadi penggunaan bahasa daerah masih sangat kental sekali dan juga pembiasaan generasi sekarang diharapkan itu ada ketertarikan lagi contohnya mereka lebih bisa bahasa, lagu daerah, itu sudah tidak ada yang hapal ya seperti itu rata-rata generasi milenial yang ada mereka hapal lagu daerah tetapi yang lebih modern seperti jenis koplo, dari Jawa Tengah itu campur sari. Lagu daerahnya sendiri yang melegenda warung pojok kalo di Cirebon kemudain sega jamblang itu generasi sekarang banyak yang tidak hapal diharapkandengan moment ini, mari kita ingat lagi lagu-lagu daerah yang istilahnya itu benar-benar murni”.

Selain Ibu Neneng, ada pendapat juga dari Bapak Iqbal selaku wakasek kesiswaan. Ia menjelaskan pentingnya kelestarian bahasa Ibu ini, dan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional ini dilaksanakan setiap tahun agar budaya kearifan local tidak pernah punah. “Alangkah baiknya kalau momen-momen peringatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun agar budaya kearifan lokalnya itu tidak akan pernah punah, maka kita yang memang ada dilingkungan sekolah harus selalu membudayakan itu”

Ia menambahkan “Apresiasi peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang dilaksanakan pada tahun ini, kita ada 4 lomba yaitu lomba wewara dengan bahasa daerah, tembang lagu Cirebonan dan Sunda, Standup Comedy dengan bahasa daerah, dan terakhir ada lomba makanan tradisional, lomba makana tradisonal ini untuk mengingatkan kembali jajanan-jajanan tradisional perlu untuk diingat, karena anak makan jajanan tradisional di pasar itu sudah jarang ya. Tujuannya kearifan local memang ada di daerah losari khususnya untuk bahasa jangan sampai terkikis, jangan sampai dilupakan. Makanya sekarang walaupun momennya satu hari coba kita ingat”.

Pesan yang hendak disampaikan kepada generasi milenial melalui kegiatan ini adalah generasi milenial ini semakin cinta dan melestarikan budayanya sendiri. Harapan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Losari adalah “Saya berharap generasi penerus kaum milenial ini harus bangga, pertama memang harus mengerti, pahami dan harus bisa menggunakan, syukur-syukur ke depan saya kepingin ada alumni kita yang memang mendalami dan terus memperjuangkan budaya-budaya Cirebon khususnya bahasa syukur-syukur sampai kancah internasional kebetulan di lingkungan kita, di Losari ada sanggar seni tari topeng yang punya ciri khas sendiri, itu adalah budaya seni yang pasti di dalamnya ada komunikasi ada bahasa yang digunakan dan saya yakin masih menggunakan Bahasa Jawa. Dan itu saya pikir, kita SMA Losari bisa memanfaatkan sanggar yang ada di sekitar kita, dan alhamdulillah anak-anak SMA Losari ada yang ikut ke sanggar seni tari topeng. Mudah-mudahan pelestarian ini akan terus berjalan dan harus kita ikhtiarkan” Ujarnya dalam wawancara yang dilakukan pada hari Jumat lalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waow,... informatif bingits Bun...saya baru tahu

25 Feb
Balas



search

New Post