Novi Yarli

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Nikmat Mana Lagi Yang Engkau Dustakan

Nikmat Mana Lagi Yang Engkau Dustakan ???

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah. Itulah yang selalu terbersit di hati dan terucap melalui lisanku. Mengapa tidak,,? Pada tahun akhir perkuliahan, saya telah memiliki Nomor Induk Pegawai. Betul, NIP. Saya iseng mengikuti tes CPNS pada akhir tahun 2004. Bermodalkan Ijazah SLTA, saya lulus dan diterima sebagai tenaga Tata Usaha di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Payakumbuh.

Surat Keputusan berupa perintah untuk mulai bertugas diterima sekitar pertengahan 2005, walaupun TMT 01 januari 2005. Jadi, selama menunggu penugasan tersebut, saya melanjutkan Program Praktek Lapangan (PPL) di SMPN 16 Lubuk Minturun, Padang. Oh ya, saya saat itu adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Padang.

PPL selesai, SK CPNS pun diterima. Saatnya melapor ke Kepala Kantor Departemen Agama bahwa SK sudah diterima. Dug, dug,,, dug, dug,.. Detak jantung mekin kencang tak karuan. Saya melihat semua CPNS sudah memakai pakaian dinas lengkap, kecuali saya. Saya mengenakan baju kurung yang biasa dipakai saat pergi PPL. Tanpa pikir panjang, dengan sigap kakak sulungku putar setir mobilnya pergi, dan kembali membawakan baju dinas baru untukku.

Alhamdulillah...

Namun, perasaanku semakin takut. Salah seorang seniorku waktu di SLTA yang berstatus sama CPNS dengan ku berkata :

“Vivi, kenapa baru datang sekarang...? Dari dulu Bapak Kepala nanyain kamu.”

“Tanyain aku, kenapa”? Jawabku dengan penuh rasa ingin tahu.

“Ini yang namanya Novi Yarli (nama lengkap) mana, kok ndak pernah muncul ke kantor”. Jelasnya kepadaku.

“Mau kerja atau kuliah, bisa dicabut ini CPNS-nya.” Tambahnya lagi.

Mendengarkan berita yang sedemikan, sendi engsel pada lututku serasa semakin longgar, gemetaran. “Ya Allah, selamatkan aku”, doaku dalam hati.

​“Seluruh CPNS silakan masuk”! Ajudan memberikan komando.

Kami pun segera masuk ke ruang kepala kantor. Apes, saya gak kebagian kursi. Dengan berdiri tegak, saya menunggu giliran untuk memperkenalkan diri di depan para pejabat kantor. Dan akhirnya mikrofon itu sampai ditanganku. Bermodalkan sedikit keterampilan berpidato serta suara perut yang berat, saya mulai memperkenalkan diri.

​“Asslamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

​Nama saya Novi Yarli, panggilan Vivi, NIP. 150365299, pegawai Tata Usaha MAN 1 Payakumbuh”

Sejenak ruangan yang penuh sesak itu menjadi hening, sepi tanpa suara. Kepercayaan diriku yang sempat hilang sebelumnya kembali muncul. Mereka pasti terhipnotis dengan suaraku yang biasa menjadi MC. Mikrofon pun berpindah tangan, sampai CPNS terakhir. Dilanjutkan dengan arahan dari Kepala Kantor. Kegiatan pembinaan selesai, dan kami para CPNS disilakan meninggalkan ruangan.

“Itu, siapa tadi namanya?” dengan menunjuk kearahku Bapak kepala kantor memanggil.

“Saya Pak?”, aku balik bertanya.

“Ya, kamu.” Beliau membenarkan.

“Kamu tunggu sebentar di sini ya, duduk dulu”. Tambahnya lagi.

Perasaan tadi yang sudah mulai tenang kembali berkecamuk. Perkataan temanku yang tadi melesat langsung ke pikiran. “Astagfirullah, benarkan yang disampaikan temanku tadi?”, Kata ku dalam hati. “Tenang Vi, tenang...”. Hiburku sendiri.

Ruang kepala kantor hanya tinggal beberapa orang saja, yang akhirnya aku tahu bahwa mereka itu adalah kepala kantor, para Kasi dan Kepala Madrasah. Bapak kepala kantor memulai pembicaraan.

“Benar kamu masih kuliah”? Beliau memberikan pertanyaan.​

“Iya Pak”. Jawabku dengan penuh rasa takut. Takut akan kebenaran yang disampaikan temanku tadi.

“Dimana”? Tanyanya lagi.

“Di UNP Pak, jurusan biologi, sudah selesai PL Pak, mau skripsi” Jawabku agak sedikit panjang. “Dari pada gak ada penjelasan” kataku dalam hati.

“Ooo,..

“Kamu bisa membawakan suatu acara, jadi MC atau berpuisi”? Bapak kepala kantor bertanya tanpa basa-basi panjang.

“Sedikit Pak, belum begitu bisa”. Jawabku merendah.

Salah seorang Kasi melanjutkan pembicaraan sambil menyodorkan sebuah kertas kepadaku. Saya lihat dan kemudian membaca judul di bagian atas kertas itu. SUSUNAN ACARA MELEPAS JAMA’AH HAJI MUSIM HAJI 2005. Itu lah tulisannya. Bapak Kasi pun melanjutkan,

“Beberapa hari lagi kita ada kegiatan melepas jamaah, vivi bisa jadi MC-nya’kan”

“In Sya Allah, Pak.” Jawabku singkat.

Alhamdulillah, semua apa yang anadibenakku tadi tidaklah benar. Aku diperbolehkan meninggalkan ruangan, dan pulang.

Tugas MC pertamaku setelah menjadi CPNS berlangsung lancar. Hampir semua yang hadir menangis, saat aku membacakan puisi Talbiyah. Ucapan terima kasih dengan wajah puas, dan salam hangat para pejabat aku dapatkan saat itu. Semuanya membawaku pada suasana kerja yang menyenangkan. Baik dengan atasan, dengan teman pegawai apalagi.

Dilema mulai muncul. Antara tugas kepegawaian yang harus dikerjakan, dengan perkuliahan yang hanya menyisakan skripsi. Negosiasi pun dimulai dengan kedua belah pihak. Pertama kepala madrasah, dan yang kedua adalah dosen pembimbing. Singkat cerita, Alhamdulillah, keduanya saling support. Awal pekan saya bertugas, akhir pekan konsultasi dengan dosen pembimbing.

Selama lebih kurang 6 bulan saya menjalani rute Payakumbuh-Padang setiap minggu. Cukup lelah memang, tapi dinikmati. Tekanan dari dosen pembimbing seperti yang dirasakan teman-taman lain, alhamdulullah tidak kurasakan. Semuanya berjalan lancar. Tugas kantor selesai, begitu juga dengan skripsi yang sedang aku garap. Siap untuk diuji tanggal 28 Februari 2006 itu.

Pada saat hendak ijuian skripsi, pekan akhir Februari 2006, datanglah surat pemanggilan untuk mengikuti Latihan Pra Jabatan (LPJ) yang dilaksanakan 1 -10 Maret 2006. Pusing, bingung, bagaimana ini ? Semua agenda datang bersamaan. Ditambah lagi dengan persyaratan dan segala sesuatu untuk wisuda harus selesai awal Maret itu pula, sebab wisuda akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2006 tersebut. Negosiasi tahap ke-2 pun dimulai. Kali ini juga dengan dua pihak. Pertama adalah dengan teman-teman seangkatan, dan yang kedua adalah dengan abi dari anak-anakku sekarang. Merekalah yang menyelesaikan semua urusan kampus sampai tuntas sempurna. Sedangkan saya konsentrasi dengan ujian yang berlanjut dengan LPJ. Terima kasih kawan.

Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd) telah menempel di ujung namaku. Agenda bolak-balik Padang-Payakumbuh pun selesai. Akibatnya, di madrasah saya tidak hanya sebagai tenaga tata usaha lagi. Kepercayaan diberikan kepada saya untuk mengampu mata pelajaran kesenian, (kebetulan, lagi ga ada guru). Tak apalah, toh setiap manusia punya jiwa seni, ya kan ? Walaupun dengan sedikit kekakuan, kukerahan seluruh jiwa seni yang ada untuk berbicara tentang seni di depan kelas.

Tahun pertama sebagai PNS terlewati dengan indah. Bagaimana tidak, masih muda, lajang, udah punya uang sendiri. Nikmat beneeeerrr. Namun, sebagai bungsu dari 6 bersaudara dari mama yang seorang guru, menempuh pendidikan guru, tanpa disadari gejolah ingin menjadi guru itu muncul. Permohonan untuk mutasi ke tenaga fungsional guru pun diajukan.

Permohonan untuk dimutasi ke tenaga fungsional kali pertamanya aku buat akhir 2006, dengan harapan dapat terealisasi awal 2007. Ternyata, jangankan untuk diproses lebih lanjut, surat tersebut tersimpan rapi dilaci meja kepala madrasah. Tapi saya tak begitu kecewa. Saya paham bahwa mandrasah kekurangan tenaga administrasi saat itu.

Selang beberapa bulan kemudian, saat ada kegiatan di kantor kemenag, Bapak kepala kantor menanyakan Perihal permohonan mutasi ke guru yang aku bicarakan dengannya tempo hari. Aku pun menceritakan kesahku. Gayung bersambut. Saya mendapatkan pencerahan dan solusi atas keinginan ini.

Permohonan kedua pun saya layangkan. Kali ini dibuat rangkap dua. Satu rangkap adalah untuk tembusan ke Kepala Kantor. Akhirnya, permohonan itu diproses juga. Tepat tanggal 01 Juli 2007 saya resmi menjadi guru mata pelajaran biologi di MTsN Payakumbuh. Jarak antara rumahku dengan mandrasah sekarang sekitar 400 m. Suara bel madrasah terdengar sampai ke rumahku.

Hari-hariku sekarang berbeda. Biasanya aku bergelut dengan computer dan lembaran kertas. Sekarang aku bercengkrama dengan para siswa di majlis ilmu Sungguh menyenangkan.

Hari demi hari aku lalui sebagai seorang guru. Tak terasa sudah 2 paket DP3 yang aku kantongi selama menjadi guru. Sudah saatnya untuk mengajukan permohonan untuk penyesuaian kepangkatan dengan Ijazah Sarjana yang diperoleh 3 tahun lalu. Lompat tinggi golongan, dari Golongan II.a naik menjadi Golongan III.a. Tak semudah yang dibayangkan, ternyata prosesnya pun harus melalui ujian dinas. Saya mengikuti ujian dinas tersebut, Alhamdulillah lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Saatnya melengkapi berkas penyesuaian kepangkatan.

Sembari menunggu SK penyesuaian kepangkatan yang baru diterima, pertengahan tahun 2009 ada program beasiswa pascasarjana bagi guru madrasah dari Departeman Agama kala itu. Saya sangat ingin mendapatkan beasiswa tersebut. Peluang yang sangat bagus untuk dapat menambah ilmu, sekaligus gratis, dapat living cost pula. Dengan keyakinan dan do’a, saya berangkat ke Pekanbaru untuk mengikuti tes bagi calon penerima beasiswa tersebut.

Alhamdulillah, saya berhasil meraih beasiswa tersebut. Awal tahun akademik 2009/2010, tepatnya bulan Agustus 2009 saya berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan minor pilihan Ekologi Tumbuhan. Penerima beasiswa tugas belajar BUD Depag RI.

MAKA, NIKMAT TUHAN MANA LAGI YANG KAMU DUSTAKAN??

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post