Jam masih menunjukkan pukul dua belas tiga puluh menit. Waktu pulang masih kurang satu jam lagi. Surti juga masih sibuk dengan laptopnya. Tiba – tiba temannya mengajaknya pulang. “sur.. ayoo pulang, mendung sudah sangat gelap sekali, angin juga keras sekali, langit di wilayah utara tampak sangat menghitam , sebentar lagi pasti akan turun hujan deras i dan sepertinya akan lama huajannya.”

Mendengar ajakan temannya itu, Surti langsung mematikan laptopnya, sebagai pembenaran yang diucapkan temannya tiu. Cepat – cepat Surti bergegas untuk bersiap pulang. Teman yang lainnya pun mengikuti ajakan itu juga, sehingga mereka beramai-ramai mempersiapkan pulang.

Di perjalanan pulang, hujan juga belum turun, kendaraan di jalan yang dilalui Surti saling berebut kecepatan tinggi kawatir kehujanan di jalan. Serasa balapan sepeda motor saja, pikir Surti. Beberapa kali Surti di dahului oleh sepeda motor di belakangnya. Akhirnya Surti pun ikut untuk mengencangkan laju sepeda motornya.

Di tengah jalan kemarin Surti bertemu dengan teman kantornya yang ingin balik ke kantor untuk absen kehadiran. “Bu, di kantor teman-teman sudah pulang semua , ibu mau balik ke kantor ?”

“Ya, aku punya jajan di mejaku, kalau aku ambil besok basi.”

Sampai di rumah, selang lima menit, hujan turun dengan derasnya. “Alhamdulillah” kata Surti, saya sudah sampai di rumah tidak sampai kehujanan di jalan dan ternyata hujannya turun hanya sebentar saja.

Keesokan harinya ramailah teman-teman Surti menceritakan peristiwa kehebohan pada waktu pulang kerja kemarin.

“Aku sampai tidak jadi mampir ke toko jeng, karena hujan belum juga turun akhirnya saya keluar lagi pergi ke toko.”

“Lo.. saya di dalam mobil taxi ternyata banyak guru – guru dari wilayah utara yang pulang duluan karena kehujanan bukan hanya kita saja yang ketakutan dengan suasana mendung itu,” kata teman yang lain.

Hujan pertama sudah menghebohkan , mudah mudahan hujan yang turun selalu bermanfaat, aamiin.

Diriwayatkan dalam hadits Bukhari nomor 1032, dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu 'anha, untuk mendapatkan keberkahan dari turunnya hujan, umat Islam dianjurkan untuk berdoa,

اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً

“Allahumma shoyyiban nafi'an'."

Artinya : Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat

Dikisahkan mengapa umat Islam ketika hujan turun untuk berdoa kepada Allah SWT.

Suatu hari, ketika terjadi hujan lebat, wajah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang biasanya cerah bersinar mendadak berubah. Wajah sang penghulu rasul yang lemah lembut itu mendadak pucat. Wajah putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu akan kembali cerah bersinar setelah hujan reda.

Aisyah radhiyallahu anha sang istri pun bertanya kepada Rasulullah,""Ya Rasulullah, apabila terlihat awan mendung semua orang merasa gembira karena menandakan hujan akan turun, tetapi mengapa engkau justru terlihat ketakutan?"

Kepada Aisyah binti Abu Bakar, Rasulullah SAW pun menjawab, "Wahai Aisyah, bagaimana saya dapat meyakini bahwa angin kencang dan awan mendung itu bukan mendatangkan adzab dari Allah? Kaum `Ad telah dibinasakan oleh angin topan. Ketika mereka melihat awan mendung, mereka gembira karena mengira akan segera turun hujan. Padahal bukan hujan, melainkan adzab Allah untuk membinasakan mereka." (Puti Yasmin, Doa-doa Ketika Turun Hujan yang Bisa Diamalkan, 2020).