N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web
BEKAL KECAKAPAN HIDUP DALAM BELAJAR DARI RUMAH (Tantangan hari ke-72)

BEKAL KECAKAPAN HIDUP DALAM BELAJAR DARI RUMAH (Tantangan hari ke-72)

Seharusnya tanggal 31 Maret yang akan datang, Akbar, 10 tahun, siswa sebuah Sekolah Dasar di Wilayah Kota Tangerang Selatan, kembali bersekolah setelah 14 hari lamanya melakukan kegiatan belajar di rumah atau home learning untuk menekan jumlah orang yang terpapar Corona atau Covid 19 di wilayahnya. Akbar sudah merangkai rencana yang mau dilakukannya nanti dengan tem an-temannya dikelas. Rupanya dia sudah sangat rindu berkumpul kembali dengan teman-teman sekolah dan guru-gurunya. Tetapi, harapan Akbar untuk kembali bersekolah rupanya harus pupus. Siang ini, empat hari menjelang waktu masuk sekolah, ternyata beredar Surat Edaran dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan yang menyatakan bahwa pelaksanaan Belajar dari Rumah diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Mei 2020.

Apa komentar Akbar ketika mengetahui bahwa kegiatan belajar dari rumah harus diperpanjang.’

“Yah, kok jadi tambah lama belajar di rumahnya. Tambah banyak deh tugas yang harus dikerjakan. Nggak asik ah, enakan belajar di sekolah!”

Ketika ditanya, apakah yang paling dia rindukan dari sekolah? Akbar dengan cepat menjawab.

“Main sama teman-teman.”

Keluhan Akbar bisa jadi merupakan keluhan anak-anak lain yang harus menerima kenyataan belajar dari rumah untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Dari jawaban-jawaban Akbar tadi ada 2 hal yang digarisbawahi berkenaan dengan kegiatan belajar dari rumah, yaitu banyak tugas dan tidak bisa bermain.

Dalam surat edaran sudah disebutkan bahwa Proses Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Kalau mencermati esensi Proses Belajar dari Rumah dalam pernyataan tersebut seharusnya anak-anak tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas yang seabreg dari guru-guru sekolahnya. Anak-anak tidak selalu ditugaskan untuk menjawab soal-soal yang membuat bete, bukan berarti anak tidak boleh diberikan soal-soal dari buku-buku paket sesuai tuntutan kurikulum, tetapi, alangkah baiknya kalau diselingi dengan tugas lain yang mengarah pada kecakapan hidup, mungkin bisa dalam bentuk melaporkan kegiatan membersihkan dan merapikan tempat tidur, atau praktek memasak dari resep kue atau masakan sederhana, mempraktekkan sholat berjamaah di rumah dan si anak menjadi imam, si anak diminta memimpin doa setelah sholat berjamaah dengan anggota keluarga , dan sebagainya. Semua kegiatan dilakukan dengan melibatkan orang tua atau anggota keluarga yang lain. Sehingga, dalam melakukan kegiatan anak-anak merasa senang, merasa bahagia, perasaan yang sama ketika anak-anak bermain dengan teman-temannya di sekolah.

Pada masa perpanjangan Belajar dari Rumah ini semoga anak-anak tidak merasa semakin tertekan dan terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan oleh kita guru-gurunya. Sebisa mungkin kita memberikan kesempatan bagi si anak untuk meningkatkan kecakapan hidupnya melalui tugas yang kita berikan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kita harus menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa supaya lebih maksimal hasilnya.

(Villa Pamulang, 26 Maret 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa masukannya bu...

26 Mar
Balas

Betul sekali..saat ini justru anak anak malah stress karena banyak tugas dr gurunya...harusnya dijadwal dan terjadwal..kasihan anak anak..berat di daring drpada di sekolah..salam

27 Mar
Balas

Kereeeen tulisannya bu, barokallah

26 Mar
Balas

Di sekolah yang sdh menerapkan GSM sudah mengarah ke tugas membantu orangtua di rumah. Utk siswa SD misalnya tugas hari ini mengelap kaca. Kegiatannya difoto lalu di kirim ke gurunya. Sepertinya asik.

27 Mar
Balas

Semoga Akbar tetap semangat belajar di rumah ya bu Yetty

27 Mar
Balas



search

New Post