JIKA KERBAU DIPEGANG TALINYA, MANUSIA DIPEGANG MULUTNYA (Tantangan hari ke-43)
Dalam sebuah hubungan yang terjalin antara sepasang manusia sering didengungkan kata “komitmen”. Baik itu antara sepasang suami isteri atau pun sepasang kekasih. Rasanya kata komitmen menjadi sebuah tema yang sering kali dibicarakan tatkala hubungan dirasakan sudah tidak lagi membahagiakan kedua belah pihak. Kata komitmen lantas digugat oleh salah satu pihak yang merasa pasangannya mulai berubah. Tidak berkomitmen, menjadi hal yang dituding menjadi penyebab retaknya sebuah ikatan. Apa sesungguhnya komitmen itu?
Sesungguhnya komitmen merupakan sebuah sikap positif di mana seseorang merasa bertanggung jawab untuk menyelaraskan dan melaksanakan apa yang telah disepakati atau dijanjikan.Dalam komitmen ada kesatuan yang tidak terpisahkan antara perkataan dan perbuatan. Sehingga sejatinya komitmen itu tidak hanya milik pasangan yang mengikat janji setia, tetapi milik siapa saja dan bisa dikaitkan dengan apa saja, misalnya seorang karyawan harus memiliki komitmen untuk melaksanakan semua yang telah direncanakan. Merealisasikan semua rencana kerja dengan bertanggung jawab. Bagaimana kalau pemimpin yang memiliki komitmen? Ya, pemimpin memang harus komitmen, terhadap sumpah jabatannya, terhadap janji-janji yang telah diucapkan pada masa kampanye, atau terhadap semua yang telah disepakati dalam sebuah forum raker (rapat kerja). Ketika orang tidak lagi berkomitmen berati dia telah ingkar terhadap janjinya, terhadap apa yang sudah diucapkannya, maka apa bedanya dengan penghianat.
Dalam kehidupan beragama pun seseorang harus memegang komitmen. Artinya, ketika seseorang mengikrarkan memeluk sebuah keyakinan, maka sejak itu dia terikat oleh kewajiban untuk melaksanakan semua ajaran agama yang diyakininya. Keimanan harus direalisasikan dengan perbuatan. Itulah komitmen dalam beragama. Kalau ada seseorang yang mengaku beriman, tetapi tidak mematuhi ajaran agama yang diimaninya, maka keimanannya dipertanyakan.
Salah satu ciri orang yang berkomitmen adalah apa yang diucapkannya sejalan dengan yang dilakukan. Dalam lingkungan manapun komitmen ini dibutuhkan. Manusia yang tidak bisa dipegang janjinya, tidak bisa dipegang omongannya, itulah indikasi orang yang tidak berkomitmen. Kalau bukan omongannya, kalau bukan janjinya, apalagi yang bisa dipegang dari seorang manusia? Hal ini sejalan dengan bunyi peribahasa, JIKA KERBAU DIPEGANG TALINYA, MANUSIA DIPEGANG MULUTNYA, yang artinya “Manusia itu harus bertanggung jawab atas segala perkataannya, karena yang dipegang atau dipercaya adalah perkataannya.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makin mentereng bu
Terimakasih Pak, sudah mampir. Barokallah!