Di sebuah kelas yang awalnya tenang tiba-tiba dikejutkan dengan suara teriakkan yang sangat kencang. Tidak saja berteriak, tiba-tiba dia merobek-robek buku tulisnya, kemudian menendang meja yang sedang dipakainya untuk menulis. Suasana kelas seketika menjadi heboh. Anak yang berteriak tadi kemudian secara membabi buta memukuli salah seorang temannya, tidak jelas penyebabnya, karena anak yang marah itu tidak bisa menjelaskan kenapa kok tiba-tiba dia marah Guru kelas yang kebetulan sedang ada di kelas tersebut berusaha melerai, tetapi tidak berhasil. Sang guru pun meminta bantuan guru-guru lain untuk menenangkan anak yang sedang marah tersebut. Tapi, sayangnya tetep tidak berhasil. Kemarahannya terus membara dan butuh pelampiasan. Yang kebetulan menjadi sasaran pelampiasan menggigil ketakutan berlindung di balik badan seorang guru laki-laki.

Suasana kelas yang mendadak heboh karena insiden tersebut, kini tenang kembali setelah anak yang tiba-tiba marah dibawa ke ruang UKS untuk ditenangkan. Anak-anak di kelas sudah paham, kalau anak tersebut sedang marah dan tidak bisa dikendalikan emosinya, Maka, lebih baik menyimgkir, jangan dekat-dekat, karena akan menjadi sasaran kemarahannya. Apa sesungguhnya yang terjadi dengan anak itu? Tantrum, ya trantumlah yang menjadi penyebab semuanya.

Tantrum merupakan sebuah ledakan emosi yang dirasakan oleh anak-anak atau orang dewasa yang memiliki masalah dalam emosional. Umumnya tantrum terjadi pada anak usia 15 bulan sampai 2 tahun, semestinya sudah hilang pada usia 4 sampai 5 tahun. Tetapi, kadang-kadang ada juga orang dewasa yang mengalami tantrum. Kejadian tantrum pada anak diduga erat kaitannya dengan cara berkomunikasi pada anak tersebut. Anak tantrum biasanya memiliki kendala dalam berbahasa, ketidakmampuan menyampaikan sesuatu kepada orang lain dengan bahasa yang dipahami oleh orang lain.

Lantas, bagaimana cara menghadapi anak tantrum? Yang paling mudah adalah menuruti keinginannya. Tetapi, kalau terus-terusan seperti ini akan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Sebetulnya anak tantrum bisa diatasi dengan ketenangan orang tua. Ketika anak tantrum, orang tua janganlah panik lantas memukul atau mencubitnya. Tentu saja itu bukan jalan ke luar yang baik. Bersikaplah tenang, ajak si anak tantrum ke tempat yang lebih tenang, peluk dia, dan tunjukkan bahwa orang tua menyayanginya. Setelah agak tenang, ajaklah bicara pelan-pelan apa maunya. Intinya, ajarilah sang anak berkomunikasi dengan baik. Ajari menyampaikan keinginan dengan bahasa yang santun. Sampaikan pelan-pelan bahwa orang tua tidak menyukai cara anaknya menyampaikan keinginan dengan marah dan mengamuk.

Bagi para guru yang kebetulan memiliki murid yang suka tantrum, tentu saja harus menyiapkan kesadaran yang ekstra. Jalinlah komunikasi yang baik dengan siswa. Segeralah jalin komunikasi dengan orang tua si anak untuk mengetahui banyak hal tentang si anak tersebut. Semakin banyak informasi yang diketahui tentang si anak, maka akan semakin mudah menghadapi ketika si anak tantrum. Biasakan si anak untuk berani dan belajar menyampaikan keinginan kepada orang lain dengan bahasa yang baik. Tidak lupa pujilah si anak ketika melakukan hal-hal positif. Semoga Bapak/Ibu Guru di sekolah mampu menyiapkan diri untuk menghadapi keanekaragaman watak si anak.

(Villa Pamulang, 12 Maret 2020)