N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web
SANG WAKTU TAK AKAN KEMBALI (Tantangan hari ke-49)

SANG WAKTU TAK AKAN KEMBALI (Tantangan hari ke-49)

Pada suatu hari ketika akan berangkat sekolah Shofie menemukan sepatunya kotor terkena tumpahan cat air Akbar, adiknya. Jengkel, pasti, Shofie ingin sekali menumpahkan kemarahannya pada adiknya. Ketika dia melihat jam dinding, sudah pukul 6.45 WIB, artinya dia hanya punya waktu 15 menit untuk sampai ke sekolah. Dia punya dua pilihan, memarahi Akbar yang telah membuat sepatunya kotor, ia bisa melakukannya dan ia puas bisa melampiaskan kejengkelannya. Pilihan kedua adalah dia mengesampingkan kemarahannya dan langsung berangkat ke sekolah.

Ketika Shofie mengambil pilihan pertama, dia marah pada Akbar, mungkin kemarahannya bisa melebar ke mana-mana, mungkin saja karena Akbar dianggapnya tidak sopan karena tidak mau meminta maaf, kemarahannya memuncak, waktunya untuk marah bisa menghabiskan waktu 10 menit. Dia terlambat datang ke sekolah, dihukum karena keterlambatannya dengan membersihkan tempat wudhu mesjid sekolah. Dia akan bertambah jengkel, capek, belum lagi ketika masuk ke kelas ditertawakan teman sekelas karena baju dan roknya basah (telah membersihkan tempat wudhu mesjid), ia menyesal karena memperturutkan kemarahannya ia jadi terlambat. Apabila waktu itu Shofie memilih cara kedua, yaitu mengesampingkan kemarahannya dan memilih berangkat ke sekolah. Sampai ke sekolah tepat waktu, melihat keceriaan teman-temannya, rasa jengkelnya hilang. Sampai di kelas mempersiapkan PR Matematika yang akan diperiksa guru pada jam pertama. Ketika guru memintanya menyelesaikan soal, dia bisa menyelesaikan soal itu lebih cepat dari biasanya. Dia mendapat pujian dari kepala sekolah. Hatinya menjadi senangbut .

Ilustrasi tersebut menggambarkan bagaimana mengelola waktu. Dalam kesempatan yang sama, ada 2 pilihan yang bisa diambil. Dengan masing-masing konsekuensi. Sikap yang dipilih Shofie menunjukkan bahwa dalam mengelola waktu. Memilih hal yang lebih bermanfaat dan meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. Itulah hakikat dari memanfaatkan waktu. Kalau pilihan pertama yang dipilih, merupakan gambaran orang yang tidak memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif. Akan ada penyesalan di akhir.

Waktu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Namun, disadari atau tidak, manusia sering menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Seorang ibu rumah tangga, ketika suami dan anak-anaknya sudah pergi ke tempat tugas masing-masing, lebih banyak menghabiskan waktu dengan membuka instagram, facebook, WA, dan sebagainya, berjam-jam dihabiskannya untuk membuka status, chatting, video call, dan sebagainya. Padahal, kalau si Ibu mau, dia bisa menggunakan waktunya untuk membuat kue, kerajinan tangan yang bisa dijual, atau mencoba peruntungan bisnis online. Seorang siswa lebih banyak menekuri HP nya daripada buku pelajaran. Kalau si pelajar itu mau memanfaatkan waktunya lebih banyak untuk belajar dan main HP hanya sekedar selingan, prestasi belajarnya pasti sangat bagus. Seorang bapak yang lebih banyak menggunakan waktunya dengan nongkrong di warung sambil merokok, tidak jarang pula dengan bermain kartu, bahkan berjudi. Padahal, kalau dia mau, banyak hal bisa dikerjakannya seperti mencari peluang tambahan penghasilan, diskusi, membaca koran, membaca kitab suci, dan sebagainya. Seperti dinyatakan dalam satu hadits. “Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” (HR. Bukhari)

Karena umur manusia hanya sesaat, maka alangkah ruginya kalau sisa umur yang ada tidak dipergunakan untuk melakukan kebaikan, berbekal amal sholeh untuk bekal hidup yang lebih kekal di akhirat nanti. Melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau menyia-nyiakan waktu haruslah selalu dihindari karena menurut sebuah hadits, “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Gunakan setiap detik waktu yang berlalu untuk melakukan hal-hal yang positif. Membiarkan waktu berlalu tanpa melakukan amal baik merupakan sebuah kerugian. Untuk melakukan suatu kebaikan harus disegerakan jangan sampai waktu dan kesempatan menjadi hilang. Waktu tidak bisa diulang dan kesempatan tidak datang dua kali. Rasa malas jangan sampai mengendalikan hari-hari kita. Menyia-nyiakan waktu yang dimiliki harus segera diperbaiki. Jangan sampai kita termasuk kelompok orang-orang yang merugi seperti disebutkan dalam QS. Al-Ashr ayat 1-3, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran,”

Mengelola waktu 24 jam yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya. Harus menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Selagi kesempatan masih ada manfaatkan. Sesuai dengan bunyi oeribahasa, HARI PAGI DIKEJAR-KEJAR, HARI PETANG DIBUANG-BUANG” ‘Yang artinya, Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, selagi waktu sedikit dimanfaatkan.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post