NUNUK IKHTIARINI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

INDISIPLINER

Pagi tadi ku tatap jam di dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WITA. Ampun…terlambat lagi pergi ke kantor. Ku lihat pintu rumah ayah masih tertutup rapat, kebetulan rumahnya berada di samping rumahku. Itu artinya beliau belum siap untuk berangkat.

Setiap pagi saya merindukan berangkat kantor pagi-pagi sebelum teman sejawat datang, karena harus menjadi panutan masalah kedisiplinan.

Padahal sejak masih belum menikah, saya sudah terbiasa bangun tidur jam 2 atau 3 dini hari. Itu artinya sangat cukup waktu dalam persiapan mengerjakan pekerjaan rumah sebelum ke kantor.

Namun sejak tahun lalu ayahanda mengalami gangren infeksi yang cukup parah pada tangan kanan akibat penyakit gula, setiap pagi rutinitas sebelum ke kantor adalah merawat luka, mengoleskan babyoil ke kedua kaki agar tidak kering, membantu mengenakan pakaian, menyiapkan obat, menyuntik insulin dan menyiapkan sarapan susu-roti.

Rutinitas tersebut ditambah lagi dengan menggantikan merawat burung yang jumlahnya cukup banyak, yaitu 50 ekor. Tentu bukan pekerjaan yang mudah untuk merawat burung sebanyak itu dan sangat menyita waktu.

Paling cepat bisa kejar waktu berangkat jam 07.45 atau 08.00 WITA. Dengan menahan malu setiap bertemu dengan orang di jalan dan mereka pasti bertanya: ”Ibu baru berangkat ke sekolah ya?”

Saya tahu mereka hanya sekedar bertanya, namun tak urung ku merasa malu pada diriku sendiri.

Pernah minggu lalu selama 2 hari saya berangkat tepat jam 07.00 WITA. Karena aku lihat jam 07.25 WITA pintu rumahnya belum terbuka, saya panggil tidak ada jawaban. Ternyata ayah lagi berada di kamar mandi.

Senang rasanya bisa ikut menyambut siswa-siswa di depan pagar sekolah, menyapa wali murid yang mengantarkan anaknya, lebih awal dalam mengecek pekerjaan hari ini.

Namun apa yang terjadi? Ayah marah karena merasa aku cuekin, emosinya jadi tidak stabil hari itu. Malam hari biasanya ayah memanggil untuk suntik insulin, tapi malam itu diam saja. Saya dengar dari teman, kalau di jalan raya ayah minta tolong untuk dipasangkan kancing celananya. Ya Allah….

Memang dari staf di sekolah sudah memaklumi keterlambatan saya dan ayah karena rutinitas itu. Tapi saya sadar diri, dengan begitu kita tidak bisa menerapkan kedisiplinan yang ketat karena dari pemimpin tidak memberikan contoh yang baik tentang hal itu.

Semoga ayahanda segera diberikan kesembuhan..aamin yra.

Pengastulan, 22 Juli 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

aamiin ya Allah..tugas yang sama2 penting ..smoga smuanya lancar Bu Nunuk...

22 Jul
Balas

Aamin aamin yra. Terima kasih,bu

22 Jul

Tugas mulia. Mementingkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri. Inspiratif dan jadi luar biasa.

22 Jul
Balas

Demi ayahanda, pak wiyono

22 Jul



search

New Post