Kali ini saya ingin menuliskan tentang sifat seseorang yaitu 'arogan'.

⇢ Tesaurus

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/arogan 11.48 WIB

Arogan yang berati sombong; congkak; angkuh; pongah lengkap sudah semua makna yang saya tampilkan baik secara terminologi maupun secara teori spesialisasi (Di sini teori psikologi).

Arogansi bisa ditunjukkan dari perilaku dan kata-kata. Pagi ini saya belajar dari arogansi seseorang. Saya tidak akan menyebutkannya. Namun, dari judulnya tampak kalau dia itu seorang perempuan kan? Wong panggilannya saja 'mbak' dalam bahasa Jawa artinya 'Kak' (pr.).

Arogansi bisa dilihat dari dua sisi; ucapan (kata-kata) atau tindakan, bahkan mungkin kata-kata dan tindakan. Mengapa ada orang yang arogan. Itu sepertinya sifat dasar. Seseorang yang dibesarkan di lingkungan yang penuh arogansi juga akan menurunkan sifat itu. Namun, bila seseorang tersebut bisa makin belajar dengan EQ dan SQ (ESQ) yang bagus, tentunya semua akan ada perubahan. Cepat atau lambatnya seseorang belajar untuk mengubah sifat arogan ini bergantung pada seberapa pandai dan cerdasnya orang tersebut mengenali dirinya sendiri. Dalam bahasa Jawa ada kata 'nrimo' atau 'menerima'. Menerima apa yang terjadi dan menyimpannya dalam hati, mengolahnya dalam pikiran, dan mengeluarkannya dalam perkataan dan sifat yang bagus.

Arogansi selain sebagai sifat dasar, didukung pula dengan potensi atau kemampuannya. Bisa jadi dia sangat puintar hingga dia arogan. Bisa jadi dia sangat kaya, hingga dia arogan. Namun, agaknya ada hal tersembunyi yang dia tidak ketahui. Sebenarnya dia 'tidak mampu'. Hanya dia tidak tahu.

Mas Eko Prasetyo, penulis 86-an judul buku saja masih 'lembah manah' (rendah hati). Jangan sampai kita yang baru punya ilmu seketek aja sudah begitu arogan. Masih banyak teman dan relasi saya yang punya banyak anugerah yang lebih daripada saya yang berhati mulia. Selalu rendah hati.

Salam hangat (karena siang ini sumuk)